Umat Muslim Sebaiknya Kaya
USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Ada banyak alasan mengapa Islam mewajibkan umatnya untuk kaya dan tidak boleh miskin.
Alasan pertama, terkait dengan Rukun Islam. Bila kita perhatikan lima rukun yang terkandung di dalamnya, hanya dua point yang tidak memerlukan dukungan finansial, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat dan melaksanakan shalat lima waktu.
Adapun ketiga rukun Islam lainnya, yakni puasa, zakat dan haji, semuanya membutuhkan dukungan finansial.
Jadi memang sejak awal, agama Islam ini diperkuat dengan pondasi dan dukungan ekonomi.
Alasan kedua, bila kita tinjau dari sisi muamalah. Dua per tiga isi dari Alquran membahas tentang muamalah.
Dalam sejumlah riwayat hadist juga disebutkan Nabi SAW bersabda bahwa “Tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.”
Sehingga tidak benar, apabila dikatakan Islam adalah agama yang anti-uang.
Alasan ketiga, adalah contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW sendiri dalam menjalani kehidupannya. Sejak kanak-kanak beliau telah ikut berniaga bersama pamannya ke Suriah.
Ustadz. Budi Harianto, Lc dihubungi usahamuslim.id mengatakan, bakat dagang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah terpupuk sejak dini. Ini sekaligus juga menunjukkan bahwa mental dan etos kerja Umat Nabi seharusnya adalah etos kerja yang dilandasi atas semangat wirausaha.
“Kalau kita cermati hadist-hadist, Rasulullah justru kerap melarang umatnya untuk bekerja sebagai pegawai, terlebih ketika harus disertai dengan suap. Tetapi tak ada satupun hadist Nabi yang melarang umatnya untuk berdagang. Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya umumnya adalah pedagang, “ujarnya.
Diriwayatkan, ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berusia 17 tahun, beliau telah berhasil mendirikan perusahaan sendiri dalam bidang distribusi. Salah seorang pelanggan beliau adalah Khadijah, yang kemudian menjadi istri pertama Nabi ketika beliau masih berusia 25 tahun.
“Dua puluh ekor unta merah yang merupakan jenis unta terbaik, yang menjadi mas kawin saat Muhammad yang ketika itu belum menjadi Nabi, melamar Khadijah. Dan itu adalah bukti kesuksesan beliau dalam berniaga.
Menurut Ust. Budi, ada fenomena yang merusak mental dan semangat kerjanya umat Muslim, yakni takut dan kurang tawakkal. Padahal sikap tawakkal adalah merupakan hal utama yang wajib dimiliki oleh setiap pengusaha.
Menurutnya, dalam membangun sebuah bisnis, tidak hanya membutuhkan modal berupa uang, materi serta teknik manajemen saja. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah sikap.
“Untuk menjadi pengusaha yang sukses, memang kita harus memiliki mental bisnis yang kuat, yakni tawakkal, jujur, amanah dan tahan banting. Tapi sikap yang paling utama sekaligus menjadi modal terbaik dalam berusaha adalah jujur atau amanah.” jelasnya.
Sambil dirinya mengutip hadist Nabi, ustadz asal Jawa Timur ini menyebutkan, minimnya sikap amanah ini yang menyebabkan bergesernya mental umat Muslim dari pekerja mandiri menjadi pencari kerja, dari pemilik perusahaan menjadi pencari kerja di perusahaan orang.
التاجر الأمين الصدوق المسلم مع الشهداء يوم القيامة.
Pedagang yg amanah dan jujur bersama syuhada pada hari kiamat, berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Majah.” katanya lagi
Ustadz Budi menegaskan bahwa pekerjaan yang paling baik adalah seseorang yang bekerja dengan tanganya sendiri dan pekerjaan yang dimaksud adalah transaksi jual beli yg baik dan benar sesuai dengan syariat
(UM/H.Abu Salam at Thoriq)