Gara-gara Jualan Cemilan via twitter akhirnya Sukses Membangun Perusahaan Konsultan Marketing

USAHAMUSLIM.ID, SUNGGUMINASA – Seorang ulama, yang bernama Sufyan at-Tsauri berkata: “Jika kamu mampu untuk tidak menggaruk kepala kecuali jika ada dalil atau ilmunya maka lakukanlah.”
Ulama ini menyampaikan sebuah nasehat yang menyadarkan kita, bahwa segala sesuatu yang akan kita lakukan sebisa mungkin didasari atas ilmu. Sampaipun dalam masalah kebiasaan kita, yang mungkin kita anggap sepele seharusnya didasarkan atas ilmu. Apalagi dalam masalah ibadah maupun muamalah. Maka sungguh benar ajaran agama kita yang menegaskan bahwa Ilmu itu penting sebelum beramal.
Terkait dalam masalah muamalah, jangankan membangun sebuah bisnis besar, bahkan hanya sekedar berjualan produk ringanpun harus disertai dengan ilmunya. Berjualan cemilan yang sekilas terlihat mudah akan menjadi perkara yang sulit bila tidak disertai ilmunya. Seperti dialami Faqih Faturrachman, founder dari perusahaan Frame Indonesia Group.
Kepada usahamuslim.id pria yang akrab disapa Daeng Faqih ini berkisah mengenai dirinya yang pernah mencoba membuka usaha cemilan dijajakan di twitter dan BBM.
“Dulu saya pernah berjualan cemilan via online waktu itu menggunakan twitter dan blackberry messanger (BBM) , hasilnya memuaskan dan akhirnya saya merasa perlu belajar tentang metode pemasaran online lainnya, karenanya saya sampai berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan. Nah melalui trial error dan proses yang panjang saya kemudian mendirikan perusahaan konsultan digital marketing, untuk membantu pengusaha-pengusaha kita dalam meningkatkan omzetnya. Waktu itu di tahun 2013, perusahaan saya ini masih sebagai penyedia jasa admin sosmed, namanya Singara Insight, lalu
tahun 2015 berubah menjadi Frame Insight, dan tahun 2020 menjadi Frame Indonesia Group,”kisahnya.
Menurutnya, kegiatan berjualan itu tidak semudah yang dibayangkan. Berjualan bukan sekedar membuat produk, mengemasnya lalu menawarkannya. Seseorang pengusaha juga perlu memahami perilaku konsumen.
“Perusahaan apa saja, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar harus mampu memperhatikan prilaku konsumen. Katakanlah saat ini hampir semua konsumen itu memesan kebutuhannya melalui online. Maka perusahaan harus menyesuaikan diri dengan situasi itu, mau tidak mau kita harus mau mengkoneksikan usaha kita dengan sistem online. Usaha anda akan gagal bila menolak dan tidak mampu beradaptasi dengan situasi itu,” tegasnya.
Pria yang baru berusia 35 tahun ini melalui perusahaannya, Frame Indonesia Group telah banyak memberikan konsultasi dan pendampingan kepada orang yang ingin menjalankan bisnis dan ingin belajar pola efektif dan efisien meningkatkan omzet.
Bekerja sama dengan sejumlah pihak Daeng Faqih secara rutin mengadakan Workshop serta praktek blueprint bagaimana mengembangkan omset dan bisnis dengan efisien melalui stategi digital marketing.
Daeng Faqih yang juga banyak menghandel digital marketing dari berbagai brand di kota di Indonesia, dalam setiap mengadakan workshop selalu menyampaikan banyak materi yang meliputi: facebook ads, optimasi Instagram business, tiktok marketing dan covert selling.
Frame Indonesia Group dibawah kendali Daeng Faqih saat ini telah terbagi atas dua unit bisnis, yakni Frame Academy meliputi training dan coaching dan Frame Digital Partner yang meliputi bidang jasa dan consulting.
“Untuk bidang jasa itu adalah digital marketing agency untuk membantu efektifitas pemasaran produk atau jasa perusahaan di internet secara all-in-one, mulai dari pembuatan website/landing page, maintain social media, Facebook/Instagtam Ads, dan lain lain.”ungkapnya.
Adapun untuk unit bisnis Frame Academy, Perusahaan yang bergerak dalam training dan coaching digital marketing communication ini bisa diundang oleh perusahaan untuk kegiatan inhouse training, atau bekerjasama dengan Event Organize. (UM)