Pameran industri halal dan syariah terlengkap di Indonesia ini akan berlangsung selama tiga hari yakni dari 30 Agustus hingga 1 September 2019.
Gelaran yang menempati area hampir seluas 15 ribu meter, menampilkan serangkaian program seminar dan workshop bisnis, mulai dari pelatihan ekspor, digital marketing, konseling bisnis tentang pengurusan legalitas usaha, HAKI, ISO bahkan hingga sertifikat halal. Para pengusaha juga dapat mengembangkan usahanya lewat forum bisnis, investor forum dan business matching dengan internasional buyers serta kompetisi social entrepreneurship.
Indonesia Muslim Lifestyle Festival terselenggara berkat kolaborasi antara Lima Event dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Indonesia (PULDAPII), Yayasan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran (YAPIAT) –Puldapia.
Gubernur DKI Jakarta – Anies Baswedan dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia Muslim Lifestyle Festival sangat mengapresiasi gelaran ini.
“Saya melihat, Indonesia Muslim Lifestyle Festival menelurkan konsep gelaran yang berbeda. Bukan sekedar mengajak umat mengenal produk-produk halal, tetapi juga menyuguhkan pemikiran-pemikiran cemerlang tentang bagaimana mengimplementasikan fiqih-fiqih muamallah kontemporer untuk menjawab dinamika kebutuhan masyarakat yang ingin hijrah pada gaya hidup halal,” papar Anies Bawedan.
Anies menyoroti, sampai saat ini Indonesia baru memiliki jumlah entrepreneur sebesar 3,1% dari total populasi penduduk sebanyak 267 juta jiwa. Jumlah ini terbilang kecil karena rata-rata negara yang maju memiliki wirausaha sebanyak minimal 14% dari total populasi penduduk.
Dengan tingginya jumlah penduduk muslim seiring pesatnya tren gaya hidup halal di tanah air, semakin membuka peluang Indonesia untuk mencetak wirausahawan baru yang menjalani bisnis sesuai tuntunan syariah.
“Kami berharap semoga pameran ini tidak sekadar menjadi tempat berkumpulnya para pelaku usaha muslim semata, melainkan juga khittah (jalan) dalam melahirkan wirausahawan muslim yang menjalankan usaha berdasarkan ajaran Rasulullah SAW yang berbasis HTB, yakni Halal, Thayyib dan Barakah,” demikian ungkap Ketua Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) – Rachmat Sutarnas Marpaung.
Sebagai pelaku usaha muslim, meski kerap menghadapi masalah regulasi, Rahmat Sutarnas Marpaung selaku ketua KPMI, melihat adanya komitmen dari pemerintah untuk membangun pondasi sistem ekonomi syariah melalui Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019 – 2024 yang baru saja diresmikan bulan Mei 2019. Diharapkan dengan MEKSI tersebut, Indonesia bisa menjadi pemain utama sebagai produsen industry halal global pada 2024.
Karena itu, lanjut Rachmat, KPMI senantisa merangkul semua pihak untuk berkolaborasi menguatkan rantai nilai produk halal pada sektor potensial yang berdaya saing tinggi, seperti makanan,minuman, pariwisata, busana muslim, media, farmasi dan kosmetik. Kemudian, penguatan sektor keuangan syariah, penguatan sektor UMKM sebagai penggerak utama rantai nilai produk halal, dan penguatan ekonomi digital terutama perdagangan (e-commerce) dan keuangan (teknologi finansial)..
Tak hanya wirausaha, Muslim Life Fest juga menyuguhkan berbagai wadah literasi menarik lainnya lewat 8 sektor produk halal, mulai dari sekolah berbasis islam, modest fashion, halal food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media dan bahkan startup berbasis syariah.
Untuk kalangan muslimah, bisa bergabung dalam kegiatan hijabers gathering yang akan mengupas tuntas soal karya dan kreativitas muslimah dalam menghidupkan gaya hidup halal.
Ada pula “Job fair” bagi pencari kerja yang ingin menimba karir serta Pusat Jajanan Halal yang memungkinkan masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang makanan halal sekaligus sertifikasi kompetensi peracik makanan halal.
Bagi para orang tua yang ingin mengenal lebih dalam tentang pendidikan Islam yang berorientasi global, PULDAPIA menghadirkan Islamic Education Fair yang menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam.