RMR, Ajak Relawan Meraup Amal Berebut Pahala di Tengah Pandemi

USAHAMUSLIM, PALOPO – Sejak lima bulan terakhir ini, sebuah warung makan di Jalan Anggrek, kota Palopo, terlihat selalu ramai oleh pengunjung setiap hari.
Sekilas warung makan yang menamakan diri RMR (Rumah Makan Rakyat) itu, sama seperti warung makan pada umumnya, dengan pelayan yang siap menyambut dan melayani orang-orang yang datang ke warung tersebut.
Bahkan jumlah pelayannya cukup banyak, lebih banyak daripada warung makan pada umumnya.
“Suasananya seperti kalau kita hadir di pesta pernikahan,” ujar Fatur, seorang tukang ojek, ketika ditemui kontributor usahamuslim.id.
Para pelayan itu nampak sibuk dengan aktifitas menyiapkan lauk pauk serta membereskan kursi dan meja.
Pengelola RMR kota Palopo, Andi Donny yang dihubungi usahamuslim.id mengatakan, setiap hari warung RMR mulai buka pada pukul 08.00 hingga jelang saat makan siang atau pukul 12.30 WITA.
“Kecuali hari Jum’at, kami baru buka setelah sholat Jumat. Setiap hari kami menyiapkan 100 hingga 150 porsi lebih makanan gratis, tanpa syarat, artinya siapapun boleh datang dan makan di warung RMR tanpa memandang suku, agama dan status sosial, “jelas Donny.
Setiap hari RMR kota Palopo didatangi sekelompok pengendara ojek online, tukang becak, ibu-ibu hingga anak-anak, dengan sajian aneka lauk-pauk yang lengkap. Para pengunjung boleh makan di tempat, boleh juga minta dibungkus untuk dibawa pulang.
Menurut Dony, pihaknya melibatkan 80 orang relawan dari berbagai komunitas relawan, mahasiswa maupun ibu ibu majelis taklim untuk menjalankan warung makan gratis itu.
“Kita ramai-ramai saling berebutan pahala dan merampok amal di sini, Pak,” ujarnya sambil tertawa.
Menyaksikan pemandangan orang-orang yang antre bergantian mengambil lauk dan nasi secara tertib namun tidak diminta bayaran itu adalah sebuah pemandangan yang unik sekaligus mengagumkan, serta merupakan anugerah di tengah suasana pandemi saat ini.
“Warung RMR ini Alhamdulillah sudah berjalan selama 5 bulan. Antusisme dan respon warga sangat baik, sehingga donatur yang bersimpati dan ikut terlibat dalam kegiatan ini pun makin hari makin banyak.” bebernya.
Ditanya mengenai awal mula terbentuknya RMR ini, Donny mengatakan bahwa kegiatan sosial itu digagas oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk berbagi kepada sesama, melihat kesusahan kondisi ekonomi masyarakat di sekitarnya, ditambah lesunya pekerjaan di masa pandemi Covid-19 ini.
“Beliau adalah Ustadz Arif Abu Syamil sebagai pembimbing dan sekaligus penggagas kegiatan ini, yang secara nasional sudah ada 8 unit yang tersebar di daerah Jawa, antara lain di Banjarnegara, Grobokan, Pati, Tegal, Pekalongan, Purbalingga dan dua di Sulawesi Selatan, yakni kota Palopo dan baru beberapa waktu lalu kita bentuk lagi di Bone-bone, dan dalam waktu dekat akan kita buka pula di Surabaya.” ungkap pria berdarah Bugis dan Sunda ini.
Donny juga menceritakan, pada saat awal membuka warung Rakyat gratis pada akhir Oktober lalu, dirinya bersama rekan-rekanya sempat kehabisan nasi, akhirnya porsinya pun ditambah dari hanya 8 kg beras menjadi 10kg setiap hari. Porsi pun ditambah, dari yang semula hanya 100 porsi ditambah menjadi 150 hingga 200 porsi dan setiap hari selalu ludes habis dalam waktu beberapa menit saja.
Donatur yang makin banyak ikut terlibat, menyebabkan stock di gudang penampungan RMR sampai berlimpah. Berawal dari situlah mereka kemudian mendirikan warung serupa di Bone-bone, untuk mengantisipasi melimpahnya bahan sembako di gudang yang over kapasitas.
Lebih jauh Donny menyebutkan, bahwa RMR ditargetkan akan beroperasi selama setahun, sambil melihat situasi, bila diperlukan masa operasi RMR kemungkinan akan diperpanjang.
“Kami dan para donatur yang terdiri dari donatur harian, mingguan dan bulanan semata mata ingin bersedekah, dengan menyiapkan makanan gratis tanpa syarat dan tidak tanggung-tanggung. Apa yang kami makan, ya itu juga
yang kami sajikan disini. Untuk soal kebersihan, kehalalan dan kehigienisan makanan itu sangat kami jaga. Disini kami juga menyiapkan protokol kesehatan, baik kepada pelayan, pengelola maupun kepada pengunjung “katanya lagi
Melalui RMR ini, Donny dan rekan rekannya berharap kepada semua kalangan untuk ikut peduli terhadap sesama, khususnya dalam meringankan beban dalam masa pandemi ini, bersama meraih pahala.
“Jadi kami sangat menjaga kemurnian dari kegiatan ini, semata mata untuk bersedekah, dan tidak boleh ditunggangi oleh unsur politik. Siapapun bisa bergabung jadi relawan, tanpa memandang komunitas, lembaga, organisasi, baik lintas etnis maupun lintas agama sekalipun, asal bukan dari partai politik,”tegasnya.
Warga kota Palopo sangat senang dengan adanya warung rakyat ini, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya Rumah Makan Rakyat yang diinisiasi oleh para relawan, seperti diungkapkan oleh seorang ibu rumah tangga warga jalan Haji Hasan kota Palopo, Nurul Fauziah kepada usahamuslim.id.
“Alhamdulillah, kami sangat merasakan manfaatnya, dan sekaligus membuat haru, di masa sulit ini masih ada pihak-pihak yang sudi untuk saling berbagi. Kalau bisa sih warung ini terus berkelanjutan, dan tidak menutup kemungkinan rumah makan rakyat kota Palopo ini bisa menjadi inspirasi daerah lain, untuk membuat kegiatan yang serupa, “harap ibu tiga orang anak itu. (UM/Khairil Anas)