Profil Usaha

Bisnis Kambing Qurban Bisnis yang Tak Ada Matinya

USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – “Kambing Barokah” demikian nama usaha yang dijalankan oleh Ustadz Jamaluddin Abu Yahya, yang beralamat di Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar.

Bisnis beromzet puluhan hingga ratusan juta per bulan itu digeluti oleh ayah beranak 9 orang itu sejak tahun 2017 lalu.

Dihubungi usahamuslim.id, Abu Yahya memberi saran bagi pengusaha muslim yang ingin terjun ke bisnis hewan kurban. disarankan untuk memahami dulu seluk beluk perawatan hewan ternak serta harus menikmati dan mencintai pekerjaan itu.

“Memelihara hewan ternak seperti kambing itu cukup berisiko tinggi, oleh karena itu yang paling pertama kita harus hobby dulu, agar bisa menikmati bisnis ini, kemudian selanjutnya kita harus faham ilmunya, ” ujar peternak yang memiliki dua kandang itu.

Menurutnya, mereka yang ingin terjun ke bisnis hewan kurban, kebanyakan akan kesulitan bila kurang memahami tekhnik perawatan kambing.

“Merawat ternak sejenis kambing ini tidak bisa dibilang sederhana. Ini merupakan bisnis yang membutuhkan ketelatenan dalam perawatan dan segala macam,” ujarnya.

Dikatakannya, resiko bisnis kambing termasuk tinggi, mengingat rentan terhadap penyakit dan kematian. Selain itu, kendala dalam berbisnis hewan kurban adalah pada pengiriman.

“Kami sudah memiliki peternak yang amanah dan bisa dipercaya di sejumlah daerah yang siap mensuplay kambing yang sesuai syarat untuk keperluan aqiqah maupun untuk kurban, cukup kita pesan lewat telpon, kambing dikirimkan. Kemudian selanjutnya kita antarkan ke pemesan, baik dalam bentuk kambing hidup, bahkan bisa dalam bentuk sudah disembelihkan,” ujarnya.

Dalam berbisnis kambing, ustadz Abu Yahya sengaja memilih jenis-jenis kambing yang digemari masyarakat.

Pada masa kurban, kambing kacang menjadi primadona ketimbang kambing jawa. Selain karena dagingnya bagus, kambing kacang juga disebut memiliki lemak yang tipis dan tulang yang lebih kecil.

“Selain kambing kurban, kami juga menyiapkan kambing untuk aqiqahan, khusus untuk ini, kita beri pelayanan tambahan,yakni pelanggan menerimanya dalam kondisi sudah disembelihkan, bahkan bisa sekalian diolah dan dimasakkan, sehingga pemesan menerimanya sudah dalam kondisi telah masak, sesuai dengan pesanan, bisa berupa pallu kalowa, kare maupun sate dan lain lain,” ujarnya.

Setiap menjelang hari raya Qurban, kandang “Kambing Barokah” menyetok kambing berkisar antara 300 sampai 500 ekor, untuk memenuhi permintaan yang melonjak.

Sedangkan untuk hari hari biasa, kandangnya selalu memiliki persediaan stok kambing sebanyak 15 ekor sampai 20 ekor, guna memenuhi permintaan untuk keperluan aqiqah atau walimahan lainnya.

“Stock kambing kita selalu tersedia di kandang, karena Kambing Barokah ini sudah punya langganan dari instansi yang rutin memesan olahan daging kambing yang siap santap,”bebernya.

Adapun untuk harga, Ustadz Abu Yahya membanderol harga mulai dari harga Rp 1,1 juta untuk aqiqah. Sedangkan untuk kambing kurban berkisar antara Rp 1,5juta hingga Rp 4,5juta.
Apabila semua dagangannya ludes, omzet yang dikantongi bisa mencapai ratusan juta.

Adapun modal yang dikeluarkan untuk membeli bibit kambing antara Rp 1jt sampai Rp1,5 juta per ekor. Sementara biaya perawatannya, sekitar Rp 75 ribu per ekor per bulan dengan masa perawatan bisa mencapai 4-5 bulan untuk penggemukan.

“Tapi sebenarnya Kambing Barokah ini bukan usaha peternakan kambing, kita hanya beli kambing dari peternak lalu dijual kembali, bahkan kadang kambing yang saya beli hanya singgah sebentar di kandang, untuk disembelih lalu diantarkan ke pemesan, kecuali kambing yang melahirkan itu baru kita pelihara dalam kandang,” katanya.

Demikian pula ketika ada kambing kurban yang tidak habis terjual, maka dia memilih untuk melanjutkan dengan proses penggemukan.

“Kalau kita ada kambing yang tidak laku di hari qurban, maka kita lanjutkan perawatannya dengan penggemukan. Tapi kalau jumlahnya banyak ya dijual murah, karena kapasitas kandang kita terbatas.” pungkasnya. (UM/Khairil Anas)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button