Potensi Ikan Teri Pulau Pasaran, Sumber Ekonomi Warga Bandar Lampung

Bandar Lampung, Pulau Pasaran di Bandar Lampung dikenal sebagai pusat pengolahan ikan teri, yang menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat setempat. Potensi besar ini telah memberikan dampak positif, baik bagi warga lokal maupun kawasan sekitarnya.
Berdasarkan data sementara dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung (2021–2023), lima jenis produk unggulan dihasilkan dari Pulau Pasaran. Komposisinya meliputi Teri Nasi (20%), Teri Nilion (5%), Teri Jengki (20%), Cumi Asin (5%), dan Teri Halus atau Buntiau (50%).
Manajer Koperasi dan Pengolahan Ikan Teri, Toto Heriyanto, menjelaskan bahwa proses produksi ikan teri memiliki rantai panjang sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen.
“Pengolahan di Pulau Pasaran ini menggunakan sistem dari hulu ke hilir. Nelayan menangkap ikan teri, sementara kami sebagai pengolah melengkapinya dengan fasilitas perebusan berbasis gas di atas kapal,” ujar Toto, Kamis (9/1/2025). Dikutip dari detik.com
Inovasi dalam Proses Pengolahan
Sejak tahun 2000, proses perebusan yang sebelumnya dilakukan di daratan kini beralih ke kapal. Perubahan ini bertujuan menjaga kebersihan lingkungan desa yang sempat terganggu oleh limbah perebusan.
“Generasi sebelum kita merebus ikan di rumah, membuat kampung jadi kotor. Sekarang, pengolahan dilakukan di atas kapal sehingga kampung tetap bersih. Lingkungan terjaga, dan kualitas ikan juga meningkat,” tambah Toto.
Teknik ini juga berdampak pada kualitas ikan. “Dengan perebusan di kapal, 80% hasil ikan berkualitas bagus karena langsung diolah saat masih segar,” ungkapnya.
Lapangan Kerja untuk 1.200 Ibu-Ibu
Setelah direbus, ikan teri disortir dan dijemur di daratan. Proses ini menyerap tenaga kerja hingga 1.200 ibu-ibu dari kampung sekitar, seperti Kampung Cungkeng dan Kota Karang Raya.
“Setiap pengolah mempekerjakan 30 ibu-ibu untuk menyortir. Ini menciptakan lapangan kerja sekaligus membantu perekonomian keluarga mereka,” jelas Toto.
Produksi dan Pemasaran
Pulau Pasaran memproduksi 4–5 ton ikan teri per hari, dengan pasar terbesar berada di Jakarta (50%), Sumatera (30%), dan lokal (20%). Menurut Toto, pengembangan potensi ini juga didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“KKP memberikan pelatihan digitalisasi, pengemasan, hingga menyediakan fasilitas cold storage. Fasilitas ini membantu menyimpan hasil produksi berlebih dan menjaga kestabilan harga ikan teri,” paparnya.
Dukungan KKP untuk Potensi Perikanan
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo, menegaskan bahwa KKP berkomitmen mendukung pengembangan potensi perikanan di Pulau Pasaran.
“Dukungan diberikan dari penangkapan, pengolahan, hingga pemasaran domestik dan ekspor. Harapannya, pendapatan nelayan meningkat, dan fasilitas pengolahan bisa terus berkembang secara mandiri,” tutup Budi.
Dengan berbagai inovasi dan dukungan ini, Pulau Pasaran terus menunjukkan potensinya sebagai pusat pengolahan ikan teri berkualitas, sekaligus menjadi roda penggerak ekonomi bagi masyarakat lokal.