Peluang Usaha Lebah Trigona yang Menggoda

USAHAMUSLIM.ID, GOWA – Lebah Trigona, di Jawa dikenal dengan nama madu Klanceng, atau di pulau Belitung dikenal dengan sebutan Lebah Madu Teran. Saat ini makin banyak dibudidayakan di mana-mana.
Proses budidaya serta sifat lebah yang tidak menyengat menjadikan lebah yang dengan nilai ekonomis yang tinggi ini makin diminati banyak orang. Dikatakan memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena selain memproduksi madu, lebah trigona juga memproduki bee polen dan propolis yang nilai jualnya terbilang lebih mahal daripada madu yang diproduksinya.
Selain memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, madu yang dihasilkan lebah trigona ini juga memiliki rasa yang unik yakni manis asam dan madunya dipercaya memiliki antioksidan lebih tinggi dibanding madu lain.
Kali ini usahamuslim.id akan memuat pengalaman dari seorang Beekeeper (sebutan untuk peternak madu), Aan Paramma yang memelihara lebah trigona sejak tiga tahun terakhir ini
Pemilik Urban bee Farmer di Pao-pao, Gowa ini mengaku awalnya tertarik ternak madu karena melihat adanya peluang ekonomi yang menjanjikan.
“Ada peluang usaha yang sangat menjanjikan dalam budidaya lebah trigona ini, dan itulah yang menjadikan saya tertarik untuk ikut membudidayakannya. Awalnya saya membuat lima kotak koloni yang didapatkan dari warga yang biasanya cari kayu dan ada juga yang memang lebah ini bersarang di kayu pohon milik warga,” ujar Aan, Rabu (7/4/2021).
Sebelum memelihara lebah Trigona ini, terlebih dahulu yang harus disiapkan adalah vegetasi tanaman untuk persediaan pakan. Lalu menyiapkan kotak lengkap berikut plastik, karpet peneduh atau asbes untuk penutup sarang koloni lebah.
“Kita harus memperhatikan ketersediaan pakan, baik dari tanaman buah musiman yang ada di sekitar rumah kita, juga sebaiknya menanam tanaman-tanaman yang memiliki kembang, gunanya untuk memenuhi pakan harian dari lebah yang kita budidayakan, “imbuh Aan.
Kotak yang dijadikan bahan pembuatan sarang lebah, sebaiknya berbahan papan yang tebal dan keras, dengan dibuat 2 sekat. Di kotak itulah lebah membuat kantong-kantong madu serta meletakkan telurnya.
“Kotaknya dibuat dua sekat, karena biasanya lebah trigona ini memisahkan antara kantung telurnya dan kantung madunya dalam sekat yang terpisah, maka kotaknya pun kita buat dua sekat, ini juga nantinya akan memudahkan kita dalam proses panen madu.” Kata Aan lagi.
Untuk diketahui, seorang beekeeper, membutuhkan kisaran biaya sebesar Rp 200.000 untuk mengadakan satu koloni yang telah siap berproduksi. Biaya tersebut meliputi pembelian koloni dari warga yang memelihara lebah, biaya pembuatan kotak untuk sarang dan biaya pemeliharaan tanaman vegetasi untuk pakan.
“Jadi yang paling utama adalah menciptakan lokasi budidaya yang memiliki vegetasi lingkungan yang menyediakan sumber pakan yang melimpah, jadi kita tidak hanya fokus merawat lebahnya saja, tetapi sumber makanan lebah juga harus diperhatikan. Sebab kalau sumber pakannya minim, maka lebah akan lemah, mudah diserang kompetitor dan bahkan seringkali terjadi lebah kabur meninggalkan kotak sarangnya, “jelas Aan.
Aan mengaku hanya belajar secara otodidak, menanam banyak tanaman, terutama yang memiliki kembang dengan kantung sari, dan ternyata cara yang dia lakukan cocok, produksi madunya pun cukup lumayan.
“Dengan vegetasi yang melimpah, saya kadang panen setiap 2 atau 3 bulan sekali. Kadang juga harus menunggu 3 atau 4 bulan baru panen. Dengan jumlah 8 koloni yang saya miliki, Alhamdulillah sekali panen bisa dapat 1 atau 2 botol madu ukuran 250 ml. “ bebernya.
Menurut Aan, sulit memprediksi seberapa banyak madu yang dihasilkan oleh satu koloni lebah. Karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Terutama faktor cuaca dan musim, Dirinya mencontohkan selama musim hujan ini, produksi madunya menurun. (UM)