Uncategorized

Mantan Muballigh Islam Jamaah ini Sukses Mendirikan Madrasah Tahfidz Al Qur’an di Bogor dan Cianjur

USAHAMUSLIM.ID, BOGOR – Jangan pernah takut untuk berbuat. Apalagi untuk kebaikan. Semangat itulah yang rupanya dipegang teguh oleh Abdul Khobir Barokah, S.Pi., M.Pd, sehingga berhasil mendirikan lembaga pendidikan untuk anak-anak di kota Bogor dan kota Cianjur, Jawa Barat.

Berawal dari sebuah perasaan khawatir tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya di madrasah yang Islami, karena faktor tingginya biaya sekolah, dan ditambah pula dengan trauma masa lalu ketika dirinya terjerumus dalam kelompok yang menyimpang, maka pria yang pernah puluhan tahun menjadi pengikut aliran sempalan Islam Jamaah ini termotivasi mendirikan madrasah.

“Saya mendirikan sekolah ini, bisa dikatakan tanpa modal, semata-mata hanya dorongan semangat dan impian sejak puluhan tahun lalu, ingin mendirikan pesantren tahfidz bermanhaj salaf terutama sejak saya berhasil keluar dari aliran Islam Jamaah dan kembali pada manhaj Salaf,” kata pria yang akrab disapa Abil itu.

Berawal dari beberapa santri dan ruang kelas yang belum selesai, lembaga pendidikan yang dikelolanya kini sudah banyak diminati, dan makin banyak muhsinin yang berlomba-lomba ikut serta dalam berta’awun mendukung kesuksesan pengembangan madrasah miliknya.

Di bawah naungan Yayasan Akbar As Saleh, kini ia telah berhasil membangun madrasah di dua kota sekaligus, yakni madrasah tahfidz untuk tingkat SD di atas lahan seluas 1.500 m di kota Bogor, dan Madrasah Tahfidz Al Qur’an yang menempati kawasan seluas 1.000 m di kota Cianjur.

Impiannya untuk mendirikan sekolah, selain terdorong oleh keinginannya untuk menyelamatkan anak-anaknya dari pengaruh pemahaman yang menyimpang, juga dilandasi oleh keinginan melanjutkan dakwah sesuai bidang yang ia geluti, sebagai guru di salah satu SMK swasta dan pernah pula menjadi MT (Muballigh Tugasan; istilah untuk tenaga pendakwah di lingkungan Islam Jamaah) di Bogor.

“Ketika itu ada keresahan dalam diri saya pribadi, bingung akan ke mana saya menyekolahkan anak. Ada beberapa SD Islam Terpadu, namun apalah daya biayanya cukup mahal, gaji saya sebagai guru tidak cukup untuk biaya sekolah anak-anak, Maka sejak saat itulah saya bertekad untuk mendirikan Sekolah Islam dengan biaya yang terjangkau untuk semua kalangan,”ujar pria asli Buton, Sulawesi Tenggara itu.

Santri yang bersekolah di Madrasah Tahfidz itu, sebagian ada yang memilih tinggal di asrama yang disiapkan, sebagian ada pula yang memilih pulang pergi. Dirinya memberlakukan sistem subsidi silang terhadap santrinya, yakni yang mampu memberikan bantuan kepada yang kurang mampu.

“Biaya sekolahnya, kita berikan keleluasaan kepada masing-masing orang tua siswa untuk memilih sesuai kemampuan, misalnya untuk santri kami yang setingkat SD, SPP standarnya Rp 200rb/bln, kepada yang kurang mampu bisa membayar Rp 100rb/bulan atau Rp 150rb/ bulan. Maka orang tua yang mampu kita harapkan bisa membayar lebih standar yang ditetapkan, ya kita sebut sebagai subsidi silang,” imbuhnya.

Adapun untuk santri yang mengambil boarding, maka ada tambahan untuk biaya hidup sebesar Rp 600rb/bulan untuk makan, Rp 300rb/ untuk sarana dan prasarana sekolah, Rp 100rb untuk fasilitas asrama.

Yayasan Akbar As Shaleh, demikian nama yayasan yang menaungi kedua madrasah tahfidz milik Ustadz Abil ini mulai berdiri pada tanggal akhir 2018 lalu.

“Alhamdulillah tahun 2017 saya kebetulan mendapatkan reward dari sekolah berupa biaya untuk umroh. Nah, ketika umroh itulah saya manfaatkan kesempatan untuk berdoa di Multazam, saya minta kepada Allah supaya diizinkan mendirikan sekolah. Lalu pada akhir 2018, Allah mendatangkan muhsinin kepada saya dan mewakafkan tanahnya seluas 1500 m di kota Bogor, memasuki tahun 2019 saya mulai mengajak siapapun untuk mendirikan sekolah, tapi sebagian besar teman-teman tidak ada yang mau, mereka mungkin nggak percaya kalau sekolah itu akan berhasil berdiri, bahkan di antara teman-teman guru ada yang meledek saya, dianggap bermimpi terlalu tinggi, ada pula yang menganggap ide saya sebagai ide gila, he he” katanya terkekeh.

Proses pembangunan sekolah, dia awali dengan membangun sebuah masjid, yang merupakan bantuan dari pemerintah Arab Saudi, ditambah dengan dana-dana yang dia peroleh dari hasil menjual aset, hingga semua yang dia miliki habis, tak ada yang tersisa kecuali sedikit biaya untuk keperluan ngontrak rumah bersama keluarganya.

“Waktu itu saya mendapat bantuan berupa bangunan mesjid dari pemerintah Saudi Arabia, yang saya terima melalui yayasan penyalur bantuan, jadi bukan berupa dana, tetapi bangunan masjid seukuran 10m x 10m, kita terima jadi. Namun karena bantuan itu bukan berupa dana, maka saya harus merogoh dana sendiri sekitar Rp 50jt untuk membayar tukang dan biaya-biaya lainnya.” Imbuhnya.

Ketika 6 bulan pengerjaan, maka mesjid itupun selesai, dirinya kemudian membuka program wakaf pembangunan Pesantren. Maka mulai sejak itulah banyak donatur dan muhsini yang ikut memberikan bantuan, terutama untuk pembangunan ruang belajar dan kamar santri. Dengan modal sebuah mesjid dan bangunan kelas yang masih setengah jadi, maka pada akhir 2019 dirinya mulai membuka pendaftaran siswa/santri, sambil tetap melanjutkan proses penambahan ruang belajar, kamar dan fasilitas lainnya, yang sampai saat ini masih berlangsung, dan sesekali berhenti bila uang kas yayasan habis.

Saat ini Madrasah yang dipimpinnya itu, telah memiliki sejumlah program pembelajaran TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) dan berbagai macam program ekstrakurikuler lainnya, dan program pembelajaran Alquran merupakan program dengan porsi waktu yang lebih banyak, meliputi beberapa sub program , di antaranya, Halaqoh Tahsin, Halaqoh Tahfidz, Murajaah dan Tilawah, disusul program pelajaran Agama Islam Syariah.

“Adapun mata pelajaran umum, tetap kita berikan sama dengan sekolah umumnya, hanya saja ada beberapa mata pelajaran umum yang kita merger, seperti pelajaran Bahasa Indonesia kita satukan dengan IPS, ini untuk menekan jumlah mata pelajaran agar tidak terlalu banyak dan membebani santri kami,” ungkap Ustadz Abil kepada usahamuslim.id, Rabu (12/05/2021).

Tenaga pengajar yang diperbantukan di sekolah ini semuanya merupakan tenaga professional di bidangnya masing-masing, ada ahli Bahasa Arab, ada pengajar hifdzul hadits, Adab dan akhlaq. Mereka merupakan alumni dari pondok-pondok Salafiy dan perguruan tinggi islam, seperti Ma’had Haram/Ummul Quro, STDI Jember, Al Hidayah Bogor. Bahkan seringkali mendatangkan mahasiswa dari Universitas Islam Madinah sebagai Guru tamu. Biasanya mereka adalah mahasiswa yang sedang libur. Mereka datang untuk mengisi dauroh. Sedangkan penasihat Lembaga Yayasan, adalah Ust. Abdullah Roy.

Untuk madrasah tahfidz yang ada di Bogor, masih membutuhkan tambahan fasilitas berupa kantor, rumah untuk guru Ikhwan dan guru akhwat juga belum ada. Kolam renang untuk santri juga dinyatakan bocor dan perlu dana untuk perbaikan.
Demikian pula untuk bangunan madrasah di Cianjur, yang dipersiapkan untuk tingkat SMP dan SMA, masih membutuhkan sejumlah dana unruk membantu pengadaan sarana dan prasarana siswa maupun guru.

Bagi segenap muhsini yang berkenan ikut dalam berta’awun, maka dana ta’awunnya bisa dikirim melalui Bank Syariah Mandiri / Bank Syariah Indonesia,
Di nomor rekening BSM/BSI. 7122376014 a/n YAYASAN AKBAR AS SHALEH.

Atau bagi para orang tua yang ingin mendaftarkan anak-anaknya di madrasah yang berbasis wakaf dan ta’awun itu, boleh melengkapi sejumlah persyaratan di antaranya; Fotto copy Akte kelahiran, foto copy Kartu Keluarga, foto copy KTP kedua orang tua, dan mengisi formulir. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button