Ketika Syaitan sedang Dibelenggu Rantai, Lalu siapa yang Menggoda Manusia di Bulan Ramadhan?
USAHAMUSLIM.ID, RAMADHAN – Sebagaimana telah dimaklumi di kalangan umat Muslim bahwa, ketika telah masuk bulan Ramadhan, maka syaitan dibelenggu, pintu syurga dibuka, dan pintu neraka ditutup.
Hal itu didukung dengan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori, halaman 1899, dan Muslim, halaman 1079, yang artinya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan para syaitan dibelenggu”.
Lalu muncul pertanyaan, jika dikatakan demikian, lalu bagaimana dengan keburukan serta maksiat yang masih banyak terjadi di bulan Ramadhan, sementara para syaitan dibelenggu, siapa yang menggoda manusia untuk terus berbuat kemaksiatan ?”
Mengutip penjelasan Ust DR. Musyaffa’ ad Dariny Lc, M.A. yang diterima redaksi UM hari ini Selasa (04/05) menyebutkan, pendapat bahwa syaitan itu tidak ada saat bulan Ramadhan adalah tidak benar, dan yang telah ditetapkan riwayatnya dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa syetan itu dibelenggu selama Ramadhan.
Bahwa maksiat itu hanya akan surut bagi orang-orang berpuasa yang menjaga syarat-syaratnya, memperhatikan Adab-adabnya, atau dapat pula bermakna, bahwa yang dibelenggu adalah sebagian syetan pembangkang, tidak semuanya sebagaimana yang telah disebutkan pada sebagian riwayat, atau juga dapat bermakna, bahwa di dalam bulan Ramadhan tindakan kemaksiatan dan keburukan tertahan dan tercegah oleh karena kebanyakan manusia melaksanakan puasa, sehingga aktifitas puasa dan berbagai jenis kegiatan ibadah di dalamnya mampu meminimalkan keburukan saat bulan Ramadhan.
“Dan hal ini bisa dilihat dengan kasat mata, terjadinya keburukan lebih sedikit dari pada di bulan lain, demikian juga dibelenggunya semua syaitan saja tidak menjamin untuk tidak terjadi keburukan dan maksiat; karena kemaksiatan terjadi karena banyak sebab selain syaitan, seperti nafsu yang hina, kebiasaan buruk, dan syaitan manusia” demikian tulis ust.DR Musyaffa’
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya tak ada ada hubungan antara dibelenggunya syaitan di dalam Ramadhan dan terjadinya kemaksiatan pada manusia, sebab kemaksiatan yang terjadi pada bulan ramadhan tidak menafikan bahwasyaitan dibelenggu. Belenggu tidak menghalangi syaitan untuk bergerak, hanya sekedar membatasi pergerakannya.
Oleh karenanya disebutkan di dalam sebuah hadits yang berarti “Dan para syaitan pembangkang dibelenggu pada bulan ramadhan, mereka tidak mengganggu seperti gangguan pada bulan lainnya”.
(HR. Ahmad: 7857 dan hadits ini telah disebutkan Albani di dalam Dho’if Targhib: 586 dan berkata: lemah sekali)
Hadist ini menjelaskan maksudnya dengan gamblang, bahwa syaitan itu tidak bisa bergerak sama sekali, dia bisa bergerak dan bisa berbuat menyesatkan orang, namun prilakunya di ramadhan tidak seperti prilakunya di luar ramadhan. Wallahu A’lam. (UM)