Tips Bisnis

Ingin Menjadi Pengusaha Sukses ? Ikuti 6 Nasehat Pengusaha Sukses ini !

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Banyak yang beranggapan membangun bisnis itu adalah perkara sulit. Ada pula yang menganggap bisnis itu hanya dilakukan orang-orang yang berduit.

Itu semua adalah anggapan yang salah. Menjadi pebisnis adalah hak semua orang dan sangat mungkin dilakukan oleh semua orang. Menjadi pengusaha bukan hanya untuk orang berduit, tetapi karena menjadi pebisnislah maka orang itu berduit.

Pekerjaan sebagai pengusaha bukan hanya menjadikan seseorang menjadi berduit, tetapi sekaligus dapat memberikan kebebasan lebih, kesempatan berkarya, berinovasi dan berkreasi, waktu beribadah dan bermuamalah yang lebih banyak, serta membuka peluang pekerjaan untuk orang lain.

“Perusahaannya lancar berjalan, pemilik perusahaannya berjalan-jalan” adalah peribahasa yang umum kita dengar dari para pengusaha sukses, yang bisnisnya sudah dalam level “autopilot”, perusahaannya sudah otomatis berjalan tanpa harus ditongkrongi lagi.
Semua orang mengidamkan situasi hidup bebas seperti itu, memiliki perusahaan sendiri, namun ribuan pertanyaaan seringkali berkelebat di benak, yang sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai keragu-raguan.

Pertanyaan-pertanyaan seperti, bisnis apa yang cocok untuk saya? Kemana saya harus mengajukan permohonan modal ? Peluangnya bagaimana? Bagaimana kalau saya merugi ? dan ribuan pertanyaan lain yang sering menggagalkan diri sebelum memulai.

Kali ini, usahamuslim akan membeberkan 6 nasehat penting yang dihimpun dari para pengusaha muslim, yang sekaligus bisa dijadikan pedoman untuk menjadi pebisnis tangguh, lebih tangguh dari si pejantan tangguh.

1. Awali dari Hal-hal yang Disenangi

Mengerjakan sesuatu yang disenangi menjadikan pekerjaan itu terasa lebih mudah, ringan dan menimbulkan rasa puas ketika pekerjaan tersebut berhasil dirampungkan.

Pemilik usaha ternak Rumah Sapi, Zainuddin Natsir Daeng Reppa’ mengatakan, seseorang itu harus mencari chemistry dari usaha yang akan dia jalankan.

“Mencoba menjalankan aneka macam usaha itu bukanlah sesuatu yang salah. Banhkan memang harus dilakukan, coba satu demi satu sampai kita menemukan usaha yang kita sukai, hingga tercipta sebuah chemistry antara kita dengan usaha yang kita geluti itu.” Ujarnya.

Menurut Dg.Reppa’, perasaan suka terhadap sebuah pekerjaan itu, biasanya tercipta karena kelebihan atau bakat seseorang. Hindari memulai bisnis yang hanya karena ingin terlihat keren atau hebat di mata orang lain. Kerjakan dan jalankanlah bisnis dengan sepenuh jiwa.
“Sulit kita meraih sukses dalam berbisnis, bila kita tidak menjiwai bisnis yang kita jalankan.” tegas Daeng Reppa’

2. Nikmati dengan Santai, Pelan-pelan Setahap demi setahap

Ada sebuah nasehat bijak mengatakan, “Nikmatilah prosesnya dan syukuri hasilnya” sangat cocok diterapkan oleh mereka yang meniti karir dalam membangun bisnis.

Saat memulai bisnis untuk pertama kali, sekecil apapun hasil yang diperoleh itu akan menimbulkan kepuasan tersendiri, prosesnya dinikmati dan hasilnya disyukuri.

Pengusaha ekspor-impor, Andi Ahkam saat resign dari perusahaan pelayaran Jerman dan terjun memulai bisnisnya dalam bidang produk pertanian mengatakan, sebuah usaha itu harus dijalankan paling tidak tiga tahun baru dapat kelihatan grafiknya naik.

“Jadi jalankan saja prosesnya dengan sabar dan tekuni. Biasanya memasuk tahun ketiga bisnis kita sudah mulai menunjukkan peningkatan, pikiranpun biasanya sudah ke mana-mana, sudah ini itu, sudah berfikir mau buka bisnis baru. Saran saya, jangan langsung berpikir untuk melebarkan sayap. Justru ketika pendapatan naik, maka akan jadi pekerjaan rumah bagi kita untuk berusaha mempertahankannya agar bisa tetap stabil dalam meraih target. Itu dulu yang utama, pertahankan posisi stabil dulu. Soal membuka bisnis lain itu soal nanti.” ujarnya.

Godaan untuk segera memperbesar usaha, melebarkan sayap, mendirikan usaha lain kadang justru membuat pengusaha banyak yang terpedaya, yang akhirnya fokusnya terbagi-bagi, tenaga, fikiran dan produktifitas tersedot dan terbuang sia-sia, akibatnya semua pekerjaan menjadi terbengkalai.
Jadi,sebaiknya tetap fokus terlebih dahulu pada satu bisnis, sebelum melompat ke bisnis lainnya selanjutnya.
Dan yang perlu diingat, bahwa untuk melakukan loncatan pun tentu butuh ancang-ancang yang baik, agar tidak terjatuh dan terpeleset.

3. Fahami bahwa Bisnis Bukan sekedar Untung, tapi Soal Surga-Neraka

Semua orang sudah memahami bahwa landasan sebuah bisnis adalah “Buy Low, Sell High, Pay Late, Collect Early”
Artinya ; Beli lebih Murah, Jual dengan Harga Tinggi, Lakukan Pembayaran di Belakang, dan Terimalah Pembayaran di Depan.

Ini adalah ilmu dasar berbisnis yang mutlak harus dipelajari, yang meliputi semua aspek produksi, pemasaran, keuangan dan pengembangan bisnis, guna memperolah keuntungan.

Namun ada aspek lain yang tidak kalah penting, yakni aspek ‘Keberkahan’

Direktur PT Satwa Medika Utama (Sadita), Drh. Ilsan Arvan Nurgas mengatakan, bisnis itu bukan sekedar mengejar untung semata, tetapi bisnis yang baik adalah media menabung berkah.

“Jadi dalam menjalankan bisnis itu bukan semata-mata kita mencari untung menghindari kerugian. Tetapi ada yang lebih utama yang harus kita perhatikan, yakni mencari syurga menghindari neraka. Ya caranya, adalah menjalankan bisnis dengan orientasi menabung berkah. Jalankan bisnis dengan penuh amanah serta kejujuran, sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah.” tegasnya.

4. Jalankan dengan Gigih, Penuh Semangat dan Pantang Menyerah

Orang sukses yang kita saksikan saat ini, adalah mereka yang dahulu pernah merasakan jatuh bangun, tersungkur dan bangkit berdiri kembali. Pengusaha sukses yang kita saksikan sedang di puncak gilang gemilang itu adalah para pengambil resiko, yang telah gigih berjuang berdarah-darah penuh semangat yang pantang menyerah.

Herman Pauzeri kepada usahamuslim mengisahkan perjalannya yang sempat mengalami jatuh bangun bahkan bangkrut sekaligus berhutang milyaran rupiah sebelum sukses mendirikan bisnis propertinya. PT. Pauzeri Linggau.

“Di situ saya belajar, bahwa resiko adalah hal wajib yang harus dihadapi oleh para pebisnis, kita menjadi faham bagaimana membuat agar resiko itu tidak terjadi. Jadi resiko bukan untuk dihindari, tapi diatur sedemikian rupa agar resiko ini menjadi kunci pembuka sukses,” kata Pauzeri.

Pepatah bijak mengatakan “The Giant that you will be able to achieve is directly proportional to the risk taken“.
Artinya : Resiko selalu ada di setiap bisnis, bahkan disemua tindakan kita.

Semua tindakan yang kita lakukan diiringi dengan resiko. Berani mengambil resiko adalah kunci awal dalam dunia usaha. Biasanya, berlaku hukum keseimbangan: Hi-Risk=Hi-Profit. Meski tidak selalu begitu.

Dan resiko terbesar adalah menunda action, karena menunda berbuat pasti akan tertunda pula kita dalam meraih sukses, dan lebih buruknya lagi, Menunda Berbuat adalah Kegagalan yang Pasti !

5. Miliki Etos Kerja sebagai Pengusaha, yakni Segera Lakukan dan Tekuni
.
Direktur Makassar Marmer, Julian Latuheru mengatakan, banyak orang yang gagal menjadi pengusaha, bukan karena mereka tidak punya modal, bukan karena tidak ahli, tapi karena memang tidak memiliki etos kerja sebagai pengusaha.

“Seorang pengusaha itu harus melakukan lebih banyak pekerjaan daripada orang lain, harus lebih cerdas dari orang kebanyakan orang. Seorang pengusaha tetap bekerja meski terlihat diam, artinya fikirannya tetap bekerja melihat dan membaca peluang, itulah etos kerja pengusaha. Sayang sekali banyak orang yang ingin berusaha tapi tidak memiliki etos itu, akhirnya gagal.” Kata Julian.

Seorang pengusaha memilik fikiran yang lebih luas dibandingkan orang lain, meski mereka terlihat tidak sedang melakukan apa apa. Bila tidak percaya, cobalah bertanya kepada para pengusaha sukses, tentu mereka akan mengiyakan.

Maka jangan heran bila menyaksikan pergerakan mereka lebih cepat dibandingkan orang pada umumnya, karena memang dasar mereka adalah pemikir, maka begitu ada pemicunya mereka pun spontan bergerak Prinsip seorang pengusaha sejati adalah “segera lakukan, jangan menunda, karena emas yang tersembunyi hanya dapat ditemukan oleh mereka yang selalu berfikir dan segera bergerak untuk menggalinya”.

Maka untuk menjadi pengusaha sukses, caranya tidak ada yang lain kecuali rajin berfikir, cepat bergerak memulai dan tekun bekerja secara cerdas.

6. Carilah Guru, Mentor, dan Belajarlah

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk, tergantung dengan siapa dia bergaul. Itu sebabnya Rasulullah SAW memberikan sebuah permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).

Permisalan yang sangat cocok menjadi pedoman bagi kita dalam menjalin hubungan bermuamalah, bahwa untuk meraih kesuksesan maka bergaullah dengan orang-orang yang tepat. Jika ingin menjadi pengusaha sukses, banyaklah berteman dengan pengusaha yang terlebih dahulu sukses.

Pemilik usaha cairan pembersih, CV Jaya Kimia, Dasianto Abu Ellyan menasehatkan agar banyak belajar dari pengusaha-pengusaha yang telah sukses.

“Dekati dan jadikan mereka sebagai ’mentor’. Ya tidak perlu juga Anda bilang ke orang tersebut bahwa Anda mau jadikan dia sebagai guru, cukup dekati, banyak bertanya dan belajarlah padanya mengenai kiat-kiat berwirausaha, bertanya tentang peluang-peluang usaha. Dan umumnya para pengusaha sukses itu senang berbagi ilmu.” Ujarnya.

Demikianlah sejumlah hal yang bisa dijadikan pedoman bagi para calon-calon pengusaha.

Ada satu prinsip kerja yang dijadikan pegangan oleh banyak pengusaha, adalah ketika mereka memperoleh penolakan dari calon pelanggannya, bagi mereka itu artinya,

Saat ini belum OK, tetapi lain waktu pasti OK.

Maka prinsip itu yang akan menjadikan seorang pengusaha untuk teguh, kuat pantang menyerah dan kembali lagi melakukan prospek sampai si calon pelanggan itu benar benar menjadi pelangggan setianya. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button