Berita

Inflasi Sentuh 2,51%, Mendagri Minta Kepala Daerah Kontrol Harga Pangan

JAKARTA, USAHAMUSLIM – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, inflasi di Tanah Air sudah menyentuh titik ideal, 2,51%. Kondisi ini harus dijaga karena inflasi bisa meroket jika harga komoditas pangan tak terkendali.

“Kepala daerah memegang peran dalam mengendalikan harga pangan. Terutama mencegah terjadinya praktik spekulan. Pantai pasar seintens mungkin,” terang Tito dalam rapat pengendalian inflasi mingguan, Senin (15/7/2024).

Menurutnya, inflasi sudah terjaga dengan baik pada Juni 2024. Jumlah itu lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang mencapai 2,84%.

“Inflasi kita sudah terjaga baik bahkan menurun dibandingkan bulan lalu, year on year kita bulan lalu 2,84% kini 2,51%, month to month sedikit ada deflasi,” beber Tito.

Angka inflasi itu bila dibandingkan dengan beberapa negara lain juga sangat rendah, artinya harga-harga kebutuhan pokok dan nilai tukar masih terjaga dengan baik di Indonesia.

Dia memaparkan inflasi paling tinggi terjadi di Argentina yang mencapai 272% secara tahunan pada Juni, kemudian ada Suriah yang mencapai 140%, dan posisi berikutnya ada Turki yang inflasinya mencapai 71,6%. Menurutnya, otoritas Turki sampai sempat bertanya bagaimana Indonesia bisa menjaga inflasinya dengan baik.

“Turki itu dia 71,6%, bahkan dia tanya bagaimana cara Indonesia kendalikan inflasi ke kita,” kata Tito.

Menurutnya, angka ini masih dalam kisaran target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tito bilang, Jokowi tak mau inflasi terlalu tinggi, tapi tak mau juga terlalu rendah.

Jokowi, kata Tito, menargetkan angka inflasi berada di rentang 1,5-3,5%. Selama masih berada di rentang itu artinya ekonomi Indonesia masih aman.

“Angka arahan pak presiden dijaga di range 1,5-3,5%, dan kita tak mau di bawah 1,5%,” ujar Tito.

Menurutnya target ini dibuat untuk menjaga keseimbangan antara konsumen dan produsen. Bila harga di pasar terlalu murah produsen, petani, hingga nelayan akan teriak merugi, bila harga di pasar terlalu tinggi masyarakat sebagai konsumen yang akan protes.

“Kalau di bawah 1,5% begitu maka konsumen senang, harganya turun, tapi produsen, petani, nelayan, pabrik, kasihan mereka harga turun,” ujar Tito.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button