Bisnis Santan Kelapa, Kental Santannya Kental Untungnya
USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – Salah satu bisnis yang tidak memerlukan banyak bahan, tidak perlu menggunakan label, nama produk serta kemasan khusus, adalah bisnis santan kelapa. Santan yang berasal dari parutan kelapa.
Hanya kelapa yang menjadi bahan utamanya yang ditambahkan air.
Mudah diolah dan murah bahannya, tetapi siapa sangka bila ternyata untungnya berlipat ganda.
Supriadi, adalah salah seorang yang menggeluti bisnis yang kental untung ini.
Kepada usahamuslim.id, dia yang menjalankan usahanya di pasar Daya, Biringkanaya, Makassar mengaku telah menggeluti bisnis santan kelapa itu sejak tujuh tahun lalu. Dengan bermodalkan mesin parut dan mesin peras kelapa, dia mampu menjual 200 hingga 300 bungkus santan kelapa dalam sehari.
“Untuk memarut kelapa, saya menggunakan mesin, begitu juga untuk memeras santannya saya pakai doble mesin untuk peras kelapa. Sebelum diparut rambut dan batok kelapa terlebih dahulu dihilangkan. Setelah itu, kulit cokelat kelapa dikupas menggunakan alat pengikis kulit kelapa. Sebenarnya, tanpa dikikis pun tidak menjadi masalah. Kita sesuaikan saja dengan keinginan konsumen.” katanya.
Setelah kelapa terlepas dari batoknya, selanjutnya dicuci bersih. Adapun air kelapanya dipisahkan di wadah yang berbeda. Karena menurut Supriadi, air kelapa itu juga terkadang ada yang membutuhkan.
Dengan cekatan, Supriadi segera mengoperasikan mesin pemarut kelapa, dan segera memasukkan potongan kelapa satu per satu ke bagian pisau mesin pemarut kelapa yang dalam sekejap merubah potongan daging kelapa menjadi serpihan kecil yang siap diperas.
Selesai memarut, Supriadi kemudian memasukkan hasil parutan kelapa itu ke dalam corong mesin pemeras kelapa sambil diberi tambahan air. Mesin akan bekerja secara otomatis memeras hasil parutan menjadi santan.
“Adapun banyak sedikitnya air yang kita tambahkan, kita sesuaikan dengan permintaan konsumen, kadang ada konsumen yang ingin santannya agak kental atau agak encer, maka kita sesuaikan. “kata Supriadi.
Mesin pemeras santan yang digunakan Supriadi adalah doble mesin yang dapat memisahkan hasil olahan santan dan ampas sisa parutan pada wadah yang berbeda.
Jika ampas masih memungkinkan untuk diperas kembali, maka Supriadi kembali melakukan cara yang sama seperti di awal, untuk menghasilkan santan.
Menurut Supriadi, produk santan kelapa termasuk bahan yang tidak bisa disimpan lama setelah diolah. Setidaknya satu jam setelah pemerasan, santan harus segera digunakan.
“Santan kelapa ini tidak menggunakan pengawet, sehingga mudah rusak dan basi. Jadi harus segera digunakan setelah diperas.” ujarnya.
Untuk santan kelapa yang terpaksa harus disimpan dan tertunda penggunaannya, sebaiknya disimpan di dalam kulkas, tetapi maximal penyimpanan hanya dua jam setelah pemerasan. Berbeda apabila masih dalam bentuk parutan kelapa yang bisa disimpan dua hari jika dimasukkan ke freezer. Setelah itu, masih bisa diolah menjadi santan.
Omzet dari bisnis santan kelapa Supriadi ini bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per hari, terutama ketika menjelang hari raya.
“Untuk setiap kantong santan kelapa saya kenakan harga Rp 7ribu, rata rata setiap hari saya menjual 200 kantong sampai 300 kantong. Bahkan di hari-hari tertentu bisa lebih banyak lagi,” ungkap Supriadi.
Untuk bahan baku kelapa, Supriadi memesan dari daerah Polmas dan daerah-daerah sentra penghasil kelapa lainnya di Sulawesi Selatan. (UM)