Analisa Usaha Budidaya Jamur Tiram

USAHAMUSLIM.ID, MAROS – Tidak bisa dipungkiri, fakta menyatakan bahwa usaha budi daya jamur tiram termasuk bisnis bermodal kecil namun untungnya besar.
Hanya dengan modal kurang dari Rp 10 juta, kita sudah bisa menjadikan usaha ini sebagai usaha sampingan. Dikatakan usaha sampingan, karena jamur tiram termasuk jenis tanaman yang tidak rewel dan tidak butuh penanganan yang terlalu rumit. Cukup menjaga kelebaban dan suhu udara antara 26-28* C. Apalagi bila kita memiliki lahan sendiri di rumah, maka biaya bisa lebih ditekan.
Perlahan namun pasti, jika ditekuni bisnis budi daya jamur tiram ini bahkan bisa dijadikan sebagai usaha utama, seperti yang digeluti oleh Diana, seorang pembudidaya jamur tiram di kabupaten Maros yang mengaku mampu meraup keuntungan hingga Rp 30juta dalam sebulan.
Mengapa Budi daya Jamur Menjanjikan ?
Karena Jamur tiram termasuk jenis jamur yang disukai semua orang. Selain bergizi, rasanya juga lezat dan enak, serta dapat diolah menjadi aneka masakan.
Salah seorang penggemar jamur, Andi Ahkam kepada usahamuslim.id mengatakan, jamur tiram ini cocok untuk dimasak sayur, ditumis bahkan bisa diolah menjadi kripik. Teksturnya yang kenyal dan lembut mirip dengan daging menjadikan jamur tiram diburu banyak orang.
“Penggemarnya banyak, sementara yang menggeluti bisnis budi daya jamur tiram ini terbilang masih sangat sedikit, makanya ini bisnis yang masih besar peluangnya untuk dikembangkan, “kata Andi Ahkam.
Jamur tiram ini mengandung protein, vitamin, asam amino, antibiotik, dan masih banyak lagi. Jamur juga baik untuk pengidap kolesterol karena jamur tidak mengandung lemak tak jenuh. Lalu seberapa besar peluang usaha dari Jamur Tiram?
Berdasarkan Informasi yang dihimpun usahamuslim.id menyebutkan setidaknya ada lima point yang membuktikan peluang budi daya Jamur tiram ini.
1. Jamur banyak dibutuhkan oleh negara Jepang. Setiap bulan negeri Matahari Terbit ini mengajukan permintaan jamur dari Indonesia sebanyak 90 ton.
2. Di dalam negeri pemasaran jamur secara lokal juga masih sangat luas. Semua orang menyukai Jamur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Rasanya lezat disertai kandungan gizi dan nutrisi yang aman untuk tubuh manusia.
3. Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya jamur terbilang sangat kecil dan relatif terjangkau
4. Media dan peralatan yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak, dan perawatan yang terbilang mudah dan tidak sulit
5. Harga jualnya menguntungkan meskipun dijual dalam bentuk produk mentah, terlebih bila dijual dalam bentuk olahan makanan yang enak, maka nilai jual dari jamur ini akan meningkat sangat tinggi.
Bagaimana Perhitungan Bisnis Jamur Tiram ?
Mari kita coba hitung,,dimulai dari pengadaan baglog.
Media paling utama untuk memulai budi daya jamur tiram adalah baglog, yakni media tempat berkembangnya jamur yang terbuat dari serbuk gergaji, bekatul, kapur, tepung jagung dan lainnya.
Sebagai langkah awal, kita ambil contoh untuk 1000 baglog sebagai percobaan.
Modal awal
– Membeli 1000 baglog @ 2.000 Rp 2.000.000
– Lahan milik sendiri Rp 0
– Membuat rak untuk baglog Rp 500.000
– Membeli tangki sprayer Rp 450.000
– Membeli Termometer Rp 100.000
Total Rp 3.050.000
Untuk masa percobaan awal, kita bisa menggunakan sudut dapur atau bagian rumah yang kosong sebagai kumbung. Ini dilakukan untuk menekan modal.
Sebab untuk membuat sebuah kumbung atau rumah jamur dengan kapasitas 1000 baglog membutuhkan biaya cukup besar, sekitar Rp 5 juta. Sedangkan untuk menampung 1000 baglog bisa memanfaatkan ruangan kosong yang ada di rumah.
Pemilik usaha budi daya jamur tiram, Celebes Mashroom Farm, Diana menyebutkan pencapaiaan keuntungan diawal biasanya masih terbilang kecil, karena harus dikurangi dengan modal awal dan biaya operasional, tetapi pada saat penanaman selanjutnya, keuntungan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal awal, dengan 4 kali pertumbuhan selama masa tanam 6 bulan.
Mari Kita Lihat Untung Bersih di Panen Perdana
Katakanlah kita harus menghitung biaya operasional selama 4 bulan, karena biasanya satu baglog rata-rata dipakai selama 4 bulan, meskipun kadang sampai 6 bulan.
1. Modal awal Rp 3.050.000
2. Gaji karyawan (dikerjakan sendiri) Rp 0
3. Listrik, air Rp 100.000
4. Transport untuk pemasaran Rp 100.000
Sehingga modal awal + biaya operasional (3.050.000 + 200.000 = 3.250.000)
Bila 1 baglog jamur bisa menghasilkan 420 gram (0,42 kg) dalam 4 bulan, dengan asumsi hanya 80% yang hidup dari 1.000 baglog atau 800 baglog jamur, maka didapat sebanyak 336 kg jamur.
Dengan harga jamur yang saat ini mencapai 10.000/kg, maka laba kotor adalah 336 x 10.000 = Rp 3.360.000
Laba bersih, adalah laba kotor dikurangi modal awal dan biaya operasional, Rp 3.360.000 – 3.250.000 = Rp 110.000
Memang sangat kecil., tetapi itu baru hasil awal, karena pembuatan rak, pembelian sprayer dan termometer masih terhitung sebagai modal awal yakni Rp 1.050.000.
Namun pada penanaman kedua dan seterusnya, biaya sebesar 1.050.000 itu telah terhitung sebagai laba bersih, sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar(UM)