Tips Bisnis

Waspadai Perubahan Perilaku Konsumen di Tengah Pandemi

USAHAMUSLIM.ID, KEDIRI – Kesuksesan seorang usahawan ditentukan oleh kejeliannya dalam memantau dan membaca situasi pasar dan perilaku konsumen. Di masa pandemi ini terjadi sebuah perilaku konsumen yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perubahan perilaku konsumen ini, memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi para pelaku usaha. Tidak peduli usaha Anda besar, menengah atau kecil, akan tergulung habis bila tidak menyadari perubahan perilaku yang sedang terjadi ini dan tidak segera menyikapinya.

Telah berkali kali Indonesia dilanda krisis ekonomi, banyak pelaku usaha yang terkena dampak krisis, namun pada krisis sebelumnya, para pelaku UKM tetap mampu bertahan, karena yang terjadi saat itu hanya perubahan daya beli masyarakat, sehingga usaha-usaha kecil yang memproduksi barang-barang dengan harga terjangkau masih dapat bertahan dengan baik.

Namun pada krisis akibat pandemi yang terjadi saat ini, bukan hanya daya beli masyarakat yang berubah, tetapi juga perilaku konsumsi dari masyarakat yang berubah secara total.

Hal itu disampaikan ketua KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia) korwil kota Kediri, Abu Mirza saat menyampaikan materinya melalui zoom meeting.

Dikatakannya, ketika terjadi krisis ekonomi masa pandemi covid 19 ini, terjadi perubahan perilaku konsumen, baik dalam melakukan belanja kebutuhan sehari-hari maupun dalam melakukan transaksi dan jual beli.

“Jadi saya mengutip perubahan perilaku masyarakat ini, berdasarkan hasil study Nielsen yang mencatat 6 point perubahan perilaku konsumen, yang tentunya hal ini harus disikapi oleh seluruh pelaku usaha, sebab kalau tidak bisa mengikuti perubahan ini, maka niscaya sulit bagi usaha Anda untuk berkembang,” jelasnya.

Adapun keenam perubahan perilaku yang dimaksud itu adalah :

1. Tertarik membeli produk kesehatan dan healty life style.

Kecendrungan ini terjadi sejak pemerintah mengumumkan adanya pandemi yang merebak dan melanda seluruh penjuru dunia, maka sejak saat itulah kecenderungan masyarakat mulai melirik dan mencari produk-produk kesehatan.

“Produk-produk kesehatan menjadi barang yang sangat diburu dan dicari-cari orang dalam masa pandemi ini, maka bagi Anda yang ingin berbisnis, Anda bisa manfaatkan peluang ini, untuk meraih keuntungan besar, menjual berbagai produk kesehatan.” kata Ketua Korwil KPMI Kediri yang juga sekaligus Praktisi Internet Marketing itu.

2. Reaktive health management / Prioritas membeli produk yang berhubungan dengan Covid-19

Semua orang terpaksa harus mengalokasikan dana prioritas untuk belanja produk-produk yang berkaitan dengan covid-19, di antaranya hand sanitizer, masker, vitamin, herbal dan lain-lain. Justru produk-produk yang terkait covid-19 inilah yang menjadi barang kebutuhan pokok yang harus dibeli.

3. Pantry Preparation

Orang-orang menjadi sangat selektif dalam berbelanja, mereka berusaha membeli produk-produk makanan yang dapat bertahan lama, selain produk kesehatan, juga makanan yang dapat dikonsumsi dalam jangka waktu lama, karena keharusan untuk tinggal di rumah dan mengurangi aktifitas di luar, termasuk aktifitas belanja.

Akhirnya orang-orang hanya sesekali mengunjungi toko. Tetapi sekali belanja langsung banyak, untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa hari, beberapa pekan, bahkan untuk beberapa bulan.

“Orang-orang berbelanja dengan basket size lebih besar. Behubung adanya pembatasan untuk keluar rumah, maka orang cenderung untuk belanja sekali banyak, untuk memenuhi stok kebutuhan selama sebulan atau sepekan di rumah.” Lanjut Abu Mirza.

4. Quarantined Living Preparation

Perubahan perilaku masyarakat yang selanjutnya adalah, metode belanja yang beralih dari offline ke online, atau terjadinya peningkatan online shopping dan menurunnya offline store visits, serta terjadinya kekurangan stock untuk barang tertentu, supply chain terganggu, akhirnya terjadi kelangkaan untuk beberapa kebutuhan pokok tertentu.

“Nah, pelaku usaha bisa memanfaatkan moment ini, melihat produk apa yang paling banyak dicari orang, namun stocknya terbatas, Anda bisa menyiapkannya, lalu menawarkannya melalui online shop” imbuhnya.

5. Restricted Living

Karena permintaan meningkat, sementara stock terbatas, akhirnya harga barang barang tertentu menjadi naik dan mahal, sulit didapat atau bahkan tidak ada sama sekali.

Aktifitas belanja offline dan online shopping mulai terganggu. Karena barangnya langka, sementara permintaan terus meningkat.

6. Living a New Normal

Meningkatnya kesadaran untuk berwirausaha setelah kondisi sudah normal. Banyak orang yang menjadi korban PHK selama pandemi, mereka dirumahkan, dan sampai situasi normal, sebagian besar dari mereka belum juga dipanggil untuk kembali bekerja pada perusahaan, bahkan banyak yang sudah tidak mendapatkan panggilan kerja kembali.

Maka pada saat itu, banyak orang yang kemudian memutuskan untuk berwirausaha. Maka terjadi persaingan yang makin ketat. Pengusaha harus mampu bersikap untuk dapat tetap berkibar dan tidak tergilas oleh persaingan yang terjadi.

Itulah enam perubahan perilaku masyarakat konsumen, yang terjadi selama pandemi ini, yang harus direspon cepat bagi para pengusaha, agar tetap memiliki kemampuan untuk eksis dan mengikuti selera pasar yang telah berubah itu.

Selain untuk mempertahankan eksistensi usaha Anda, kemampuan membaca perubahan perilaku konsumen itu juga akan memberikan petunjuk kepada Anda mengenai peluang-peluang usaha yang muncul. Di antaranya, menjual produk makanan kesehatan dan vitamin, usaha dan layanan pesan antar atau kurir, membuat konten untuk tutorial kesehatan, e-commece and online retail, logistic and supply chain, menjual aneka kebutuhan pokok secara online, dan sebagainya.

Tinggal Anda mengasah kreatifitas Anda, bangun jaringan dan perhatikan kebutuhan apa yang sedang trend dan banyak dicari. Selamat berwirausaha. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button