Percetakan Manual dan Digital Bermitra agar tidak Terjungkal
USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – Bila anda ingin mengetahui bsnis apa yang cederung stabil, tidak mengenal musim, maka jawabannya adalah bisnis percetakan.
Bisnis ini merupakan bisnis yang tidak tidak pernah tertimpa kenaikan harga pasar, lantaran bisnis ini memiliki pangsa pasar yang besar dan bisa dijalankan di mana saja. Anda mau dirikan di perkotaan maupun di pedesaan, usaha ini tetap bisa eksis, karena demikian banyaknya pengguna jasa dari bisnis ini.
Mulai dari percetakan undangan pernikahan, kalender, buku, stiker besar maupun kecil, sablon baju kaos, baliho, buku nota, kartu nama dan lain sebagainya, semua bisa ditangani melalui bisnis percetakan ini.
Keuntungan dari usaha percetakan ini juga terbilang cukup besar.
Hanya dengan modal keahlian mendesain serta beberapa perlengkapan pendukung yang sederhana, maka untung besar siap siap diterima di tangan.
Shofiyah Print, adalah salah satu contoh bisnis percetakan yang masih mencoba bertahan dengan sistem manual.
Dengan bermodal satu unit mesin printer dan didukung sejumlan peralatan manual, ditambah satu buah komputer, kertas serta tinta, Shofiyah Print yang berada di bilangan jalan Paccerakkang, Makassar ini telah setia melayani pelanggannya sejak tahun 2018 silam.
Kepada usahamuslim.id, Muhammad Nasrun pemilik Shofiyah print mengaku memilih bertahan dengan sistem manual, karena murah dan mudah dijalankan.
“Oh iye jadi saya memilih tetap dengan sistem manual, karena selain murah biayanya, juga mudah dikerjakan. Untuk pengerjaan cetak undangan saya menggunakan printer inkjet rumahan, adapun untuk cetak spanduk, stempel dan yang lain, itu saya oper ke percetakan besar yang kami ajak bermitra,” ungkapnya.
Menurut ayah dari dua anak ini, pengusaha percetakan manual memang harus pandai bersiasat untuk mempu bertahan di tengah makin pesatnya percetakan digital. Bahkan terkadang, harus banting harga agar konsumen tidak beralih.
“Kita juga harus menjalin kemitraan dengan pengusaha percetakan digital, dan cara itulah yang saya lakukan sehingga usaha percetakan saya ini tetap eksis sampai sekarang, “katanya.
Kemitraan antara percetakan manual dan digital memang terbukti dapat menjadi solusi jitu untuk tetap bertahan, sekaligus terjalinnya sebuah hubungan yang saling untung-menguntungkan antara mereka, sehingga tidak terjungkal.
Dikatakannya, bahwa banyak pebisnis percetakan manual saat ini yang cenderung terlihat lesu, selain karena usaha ini semakin tertekan oleh penggunaan mesin percetakan digital yang kian masif, juga karena menurunnya orderan akibat pandemi Covid-19, namun dengan jalinan kemitraan yang dia lakukan, cukup ampuh menghindarkan usahanya dari kelesuan.
“Alhamdulillah orderan ada saja, meskipun jumlahnya sedikit menurun selama pandemi ini. Orderan berbeda dengan sebelumnya. Yah, kita semua rasakan kondisi saat ini, tapi kita sabar dan bertawakal saja kepada Allah.” ujarnya.
Terhitung sejak lima tahun terakhir ini, percetakan manual perlahan mulai ditinggalkan konsumen. Mereka beralih ke percetakan digital. Hal itu juga diakui oleh pria berusia 30 tahun ini, yang mengupayakan bisnisnya tetap bertahan dengan cara membangun kemitraan bersama pengusaha percetakan digital.
“Iya saya bermitra dengan beberapa percetakan besar di Makassar tapi untuk desain tetap saya yang kerja sendiri, ” kata pria yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan di salah satu lembaga zakat itu.
Shofiyah print, demikian nama perusahaan percetakan yang dikendalikan oleh Nasrun selama tiga tahun belakangan ini, siap menerima orderan desain dan cetak undangan pernikahan, kartu nama, kalender dan berbagai jenis cetakan lainnya. (UM/Khairil Anas)