Belajar dari Petani Kangkung Beromzet Jutaan Rupiah di Tamalanrea
USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Siapa yang tidak mengenal kangkung ? Rasanya semua orang sangat mengenal tanaman sayur yang satu ini. Tanaman sayur yang merupakan jenis sayuran yang proses penanamannya lebih mudah dibandingkan sayuran kebanyakan.
Karena sangat mudah dalam pemeliharaan itu maka budidaya kangkung bisa menjadi prospek bisnis yang menjanjikan, di samping kebutuhan masyarakat terhadap sayuran yang satu ini memang terbilang sangat besar.
Daeng Mangella (50 tahun) adalah salah seorang petani yang sukses bercocok tanam jenis kangkung ini. Dengan memanfaatkan lahan kebun miliknya, ibu dari dua orang anak yang berada di kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Makassar ini bisa mengantongi keuntungan jutaan rupiah setiap kali panen.
Ditemui usahamuslim di kebunnya, Senin (22/8/2022) Daeng Mangella mengakui, menanam kangkung terbilang menguntungkan dibanding jagung dan tanaman holtikultura lainnya.
“Menanam kangkung ini mudah dipelihara, dan cepat juga dipanen, 20 hari atau 25 hari setelah ditanam bisa mi dipanen.”katanya.
Selain pemeliharaan mudah dan murah, permintaan pasar terhadap sayur kangkung ini juga terbilang stabil.
Jenis kangkung yang dibudidayakan Daeng Mangella adalah kangkung tanam langsung di tanah kebun.
Menurutnya, ada dua cara menanam kangkung, pertama dengan menggunakan benih (bibit) kangkung, dan dengan cara stek vegetatif. Daeng Mangella memilih cara pertama dengan menggunakan benih.
“Pertama-tama kita buat dulu lubang-lubang, tiap lubang diisi 5-7 biji kangkung. Setelah tanaman berusia sekitar 10 hari, baru kita beri pupuk, pakai urea” jelasnya.
Setelah 20 hari, kangkung yang ditanam Daeng Ngella itu siap dipanen dengan mencabutnya bersama akar akarnya, lalu diikat-ikat untuk selanjutnya dijual ke pasar-pasar tradisional yang ada di Biringkanaya, seperti pasar Sentral BTP, pasar Regional Daya dan sejumlah pasar lainnya di sekitar Tamalanrea.
Terkadang Daeng Ngella juga menggunakan sistem Budi daya kangkung yang lain, yakni dengan menyisakan batang bagian bawah sekitar 2 cm saat panen, tujuannya supaya dapat tumbuh kembali. Biasanya cara ini dilakukan di musim kemarau.
“Jadi dua dua cara itu semua dipakai tergantung musim, kalau musim hujan kita pakai cara menanam benih, dan kalau musim kemarau kita pakai cara potong batang kangkung.”imbuhnya.
Kangkung yang dibudidayakan dengan sistem stek batang, yakni tanaman kangkung yang ketika dipanen dengan menyisakan batang bagian bawah sekitar 2 cm supaya dapat tumbuh kembali.
Di lahan kebunnya yang seluas sekitar setengah hektar itu, Daeng Mangella dapat mengantongi keuntungan bersih antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan.
Untuk tiap ikatnya, Daeng Mangella menjual kepada tengkulak kangkung dengan harga Rp 1000 per ikat.
“Nanti datang pembeli baru kita cabut dan kita ikat-ikat, biasanya mereka ambil seratus ikat, besoknya datang lagi ambil seratus ikat. Dalam sebulan satu kebun bisa menghasilkan 2000 ikat.” urai Daeng Ngella.
Dengan cerita sukses Daeng Ngella ini, semoga dapat menginspirasi untuk mulai menanam kangkung dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau kalau tidak memiliki pekarangan yang memadai, budidaya kangkung juga bisa dilakukan dengan sistem hidroponik, insya Allah akan kita ulas pada artikel yang lain. Selamat mencoba. (UM)