Dinul Islam

Bagaimana Pengusaha Muslim Menyikapi Musibah Covid-19

USAHAMUSLIM.ID,JAKARTA – Menyikapi musibah corona yang terus berkepanjangan ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak awal telah telah mengeluarkan himbauan kepada seluruh kaum Muslimin di Indonesia untuk melakukan kegiatan ibadah dari rumah, termasuk Sholat Jum’at diganti dengan Sholat Dhuhur di rumah saja.

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc menegaskan bahwa himbauan Pemerintah dan MUI kepada Umat Muslim untuk melakukan ibadah dari rumah bukan berarti kita penakut, namun itu adalah bentuk ikhtiar dan usaha menghindari bahaya yang bisa memudharatkan kelangsungan hidup kita.

Menurutnya, kita sebagai pengusaha Muslim dituntut untuk tetap survive dan eksis di tengah pandemi ini.

“Kita harus terus bangkit, dengan cara meningkatkan ikhtiar dan usaha maksimal kita dalam memajukan usaha dan bisnis kita masing-masing, perbanyak doa kepada Allah,” himbau pimpinan dan pengurus yayasan Rumaysho itu.

Dikatakannya, musibah bisa datang kapan saja dan di mana saja, tanpa dapat diduga dan terkadang menjadi sesuatu yang sulit ditolak kedatangannya serta menyesakkan dada, bahkan tidak jarang membuat seseorang terluka dan meregang nyawa. Wabah covid-19 yang tak kunjung usai saat ini, juga termasuk satu dari sekian banyak musibah yang tidak menyenangkan.

Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 216, Allah Subhanahu Wa Taala berfirman yang artinya “Boleh jadi engkau tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui.”

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”( QS. At-Taghabun ayat 11).

Data yang dikutip dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat jumlah peningkatan aktifitas belanja melalui online selama pandemi ini naik sebesar 30 persen. Maka salah satu cara untuk bangkit di tengah pandemi ini adalah dengan cara memaksimalkan penjualan secara online.

“Untuk para pengusaha muslim harus memperkuat marketing, dengan cara aktif melakukan promosi, iklan usaha dan lain-lain, kemudian pangkas pengeluaran yang tidak produktif, lakukan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, lalu kolaborasikan usaha Anda dengan sesama pengusaha muslim,” kata mahasiswa Manajemen Pendidikan UNY itu.

Pada prinsipnya, semua orang memiliki harapan yang sama, yakni dijauhkan dari segala bentuk musibah. Tapi sebagai manusia beriman, kita tidak akan mungkin bisa luput dari yang namanya ujian kehidupan. Karena sesungguhnya dari ujian itulah Allah menilai, mana hamba-Nya yang kuat dan sabar, mana yang tetap teguh memegang prinsip kebenaran dan mana yang memilih jalan melenceng dari ajaran agama.
Sebagai pengusaha muslim, kejadian corona yang terjadi saat ini adalah sebuah musibah yang sungguh terasa berat. Maka kami tulisan cara menyikapi musibah pandemi ini menurut Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal.

6 Sikap Bijak Menghadapi Pandemi Corona

1. Ikhlas dan bertawakkal

Dalam QS. At-Tholaq:2-3, Allah berfirman,” Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”
Memang dalam hidup ini, ada banyak hal yang terjadi di luar kendali kita. Penyakit yang menyerang tubuh, kerugian dalam bisnis, kecelakaan kendaraan atau bahkan bencana alam yang menerjang, semua itu adalah kuasa Tuhan. Begitu pun dalam berusaha, seperti apa hasil akhir, semua ada dalam genggaman-Nya. Dan semuanya adalah ujian.
Namun kita harus yakin bahwa semua bentuk musibah yang terjadi adalah rangkaian ujian yang pasti ada jalan keluarnya. Allah tidak memberi masalah di luar batas kemampuan manusia.

2. Renungi dan temukan hikmah di balik musibah

Kita wajib untuk selalu berpikir positif, bahwa di balik setiap musibah, selalu ada hikmah yang bisa ditemukan di baliknya. Mungkin hikmah itu tidak datang dalam wujud yang terlihat, tapi tanpa disadari kita mendapatkan faedah yang lain. Menjadi pribadi yang lebih kuat dan dewasa, lebih tangguh dan tahan banting adalah juga bagian dari hikmah di balik musibah.
Islam mengajarkan kepada kita, bahwa tidak satupun ciptaan Allah yang sia-sia, bahkan dalam kondisi terburuk sekali pun. Kesedihan dan kepedihan, kegetiran serta keterpurukan yang mampu kita terima dengan ikhlas, kita renungi lalu petik hikmahnya adalah jalan datangnya limpahan pahala di sisi Allah. Kadang yang kita benci ternyata hal itu baik, kadang yang kita senangi padahal itu adalah hal yang buruk untuk kita.

3. Bersyukur dan Bersabar

Sabar dan Syukur adalah sikap seorang mukmin. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan orang yang beriman, seluruh urusannya mengandung kebaikan. Ini tidak didapati kecuali dalam diri seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan maka dia bersyukur, dan itu adalah baik. Dan ketika mendapatkan kesulitan, mereka bersabar, dan itu juga baik baginya.” (HR.Muslim No.2999).
Setelah kita mampu bersikap ikhlas terhadap musibah, sikap selanjutnya adalah bersabar terhadap timbulnya dampak buruk dari musibah yang akan kita lalui. Pasti akan terasa pahit, berat dan membuat diri dilandah sedih dan letih. Namun tidak ada sikap yang paling baik melebih sikap sabar.
Tumbuhkan sikap sabar dalam diri untuk melalui kegetiran itu, dan yakini bahwa semuanya pasti berlalu, dan Allah telah menyampaikan kabar kembira kepada kita, bahwa di balik kesulitan akan selalu ada kemudahan dan jalan keluar setelah musibah merundung. Karena itu bersabarlah sedikit lagi kita mencapai titik terang di ujung lorong sana. Syukuri, karena masih banyak orang yang mengalami kesulitan yang lebih parah daripada kita.

4. Tetap berusaha Berfikiran Positif dan Hindari Berita Hoax

Tahap ini hanya bisa dilakoni dengan baik saat kamu sudah ikhlas dan siap bersabar hadapi setiap prosesnya. Sedih sebentar boleh, tapi jangan sedih berkepanjangan lalu diam berpangku tangan. Jalan keluar hanya bisa ditemukan oleh mereka yang mau berpikir dan bergerak. Perbaiki apa yang masih bisa diperbaiki.
Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain kalau memang bebanmu terasa berat. Beriman pada takdir Allah bukan berarti kamu hanya diam berpasrah meratapi nasib.

5. Perbanyak zikir pagi dan petang

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan di pagi pada siang harinya dan di sore pada malam harinya, kalimat ‘BISMILLAHI LLAZAI LAYADURRU MA’ASMIHI SYAI’UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMA’ WAHUWAS SAMI’UL ALIIM, sebanyak 3 kali, maka tidak sesuatupun yang bisa membahayakannya.” (HR.Abu Daud, No.5088)
Dengan berdoa dan berzikir, maka hati akan merasa jauh lebih tentram dengan mengingat kebesaran Allah. Dengan berdoa, Allah akan mengganti kepedihan dengan rezeki dan kehidupan yang lebih baik. Orang yang tertimpa musibah dianjurkan untuk lebih banyak berdzikir dan berdoa. Tentu nilai pahalanya dimata Allah bakal lebih baik daripada mereka yang malah mengutuk nasib dan keadaannya.

6. Memohon ampunan atau bertaubat atas segala kesalahan yang pernah kamu perbuat

Kadang kita lalai menyadari, bahwa musibah yang datang menimpa adalah disebabkan ulah tangan kita sendiri. Keburukan yang menimpa terjadi karena pebuatan dosa kita sendiri. Sengaja atau tidak, manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan. Saat musibah menimpa, inilah momen yang tepat untuk introspeksi diri, atas segala kekhilafan yang pernah kita perbuat. Kita bertaubat atas kelalaian kita selama ini.
Memohon ampun dan mengakui segala khilaf kepada Tuhan, juga bisa membuka jalan kemudahan untuk menemukan solusi. Orang yang tidak mau bertaubat dan memperbaiki diri setelah tertimpa musibah, termasuk golongan orang yang sombong.

Demikianlah enam sikap bijak yang harus dimiliki oleh pengusaha muslim dalam menghadapi musibah yang menimpa saat ini. Semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Intinya, segala bentuk musibah adalah merupakan teguran Allah kepada kita semua sebagai hamba-Nya. Jika berbagai bentuk musibah itu belum juga mampu membuat kita tersadar dan bertaubat, maka lantas dengan cara apa lagi Allah harus menegur kita agar mau mendekat kepada-Nya? (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button