Bagaimana Mengelola Keuangan dalam Berbisnis ?
USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Banyak bisnis yang gagal dan berhenti di tengah jalan diakibatkan oleh manajemen yang buruk. Manajemen yang buruk ini seringkali melanda para pemilik bisnis yang masih baru, akibat karena minimnya keahlian dan pengetahuan mereka tentang manajemen bisnis.
Manajemen bisnis yang dimaksud adalah, meliputi pengelolaan keuangan, penjualan, produksi, perekrutan dan pengaturan pegawai. Hanya sedikit di antara mereka yang bisa lolos dari kegagalan, yakni mereka yang bisa menyadari langkah keliru yang ditempuh dan segera mencari bantuan.
CEO Zahir, Muhammad Ismail dari Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Jakarta mengatakan, mereka yang mengabaikan manajemen bisnis berpotensi besar mengakibatkan kegagalan.
“Memang pengusaha itu harus rajin mengikuti studi reguler, ikut pelatihan pengorganisasian, perencanaan, dan kontrol terhadap semua aktivitas operasi bisnis. Ini juga mencakup penelitian market dan data pelanggan, yang menjadi area yang sering diabaikan ketika bisnis telah mulai berjalan.” Katanya.
Para enterpreneur muda seringkali mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan. Mereka mencampuradukkan antara uang bisnis dan uang pribadi sampai di titik dimana kondisi perusahaan jadi kacau.
Owner dari Kaku Food, sebuah outlet kuliner yang cukup ngetrend di kota Makassar sejak tahun 2012, Khalid Abdul Rahman mengakui saat pertama kali merintis usahanya berkali-kali mengalami kegagalan karena faktor keteledoran dalam mengelola keuangan.
“Kesalahan saya pada awal-awal memulai bisnis waktu itu adalah dalam hal pengelolaan keuangan. Saya termasuk orang yang tidak cermat dalam mengelola keuangan, uang perusahaan tercampur dengan uang pribadi, dan itulah faktor penyebab keterpurukan usaha saya ketika itu.” Akunya
Cukup lama waktu yang dia perlukan untuk mengumpulkan kekuatan guna bangkit kembali, sambil mempelajari kesalahan dan berusaha memperbaikinya.
Menanggapi hal itu, CEO Zahir Accountan, Muhammad Ismail membenarkan, bahwa kondisi seperti itu memang banyak sekali terjadi di kalangan pemain baru, meskipun tidak menutup kemungkinan para enterpreneur senior pun sering melakukan kesalahan yang sama.
“Makanya pengusaha pemula memang wajib mengetahui bagaimana cara mengelola keuangan bisnis yang efektif dan efisien. Dalam membangun bisnis yang besar kita tentunya harus memiliki mentor sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang tidak perlu, dan salah satu kesalahan yang sering terjadi bagi pengusaha pemula adalah salah dalam mengelola keungan bisnisnya. Alhamdulillah, di KPMI ada banyak mentor bisnis yang siap membantu Anda dalam permasalahan tersebut. Apalagi di masa pandemi ini, ketika banyak usaha yang harus vakum dan berhenti sementara, maka kesempatan ini sangat cocok kita gunakan untuk saling belajar,” kata Muhammad Ismail dalam acara sesi coaching bisnis mengenai Tips Mengelola Keungan Usaha Untuk Pengusaha Pemula melalui channel Youtube https://www.youtube.com/watch?v=2utSfvSfXyc
Karena seringnya kesalahan itu terjadi, maka usahamuslim.id dalam artikelnya ini akan menunjukkan 5 blunder yang seringkali dilakukan enterpreneur dari segi keuangan, di antaranya :
1. Investasi yang Berlebihan
Ini kesalahan yang sangat umum terjadi, ketika seseorang ingin membangun bisnis, mereka langsung membelanjakan modal untuk hal-hal yang sebenarnya tidak urgent dan bisa ditunda. Seperti membeli alat produksi, menyewa kantor, membeli perlengkapan, dan lain-lain yang sebenarnya belum waktunya dibeli. Pengeluaran-pengeluaran biaya seperti ini, sebenarnya belum dianggap perlu, karena perusahaan Anda belum maksimal berjalan, bahkan akan membebani bisnis dengan munculnya biaya-biaya tambahan, sementara Anda belum memperoleh hasil penjualan produk.
Cara untuk menekan pengeluaran yang tidak perlu ini, dapat dilakukan dengan cara berjualan secara online. Anda bisa menekan biaya sewa gedung sehingga modal dapat dialokasikan ke hal lain.
“Nah setelah Anda memperoleh laba yang lumayan, pelanggan Anda sudah mulai banyak, barulah Anda merintis toko secara offline, menyewa toko, membeli alat-alat produksi, dan lain lain.”
2. Mencampur adukkan antara uang pribadi dan uang perusahaan
“Ini problem yang terjadi di semua tempat yang saya temui, yang saya datangi untuk memberikan materi, penyebab yang paling umum terjadi pada enterpreneur pemula. Selalu, selalu dan selalu terjadi, sampai detik ini. Mereka tidak memisahkan aset bisnis dengan aset pribadi sehingga berakibat fatal, bisnis hancur, uang habis,” tegas Muhammad Ismail.
Menurut Ismail, Bisnis itu merupakan sebuah entitas tersendiri yang harus berdiri sendiri secara objektif. Pengelolaannya harus terpisah dengan pengelolaan asset-asset yang lain, sehingga dapat dinilai dengan baik, dia berkembang, statis atau malah mundur. Asset perusahaan adalah untuk mengelola perusahaan, sedangkan asset pribadi akan digunakan untuk menutupi masalah keuangan pribadi Anda dan keluarga. Sehingga keduanya harus terpisah, agar Anda memiliki rasa aman yang mutlak dalam menjalankan bisnis Anda.
Maka sebagai enterpreneur pemula, ada baiknya anda memberi batasan yang jelas antara aset pribadi dan aset bisnis.
Jika Anda membutuhkan dana tambahan dan terpaksa harus menggunakan aset pribadi, catat hal tersebut sebagai hutang yang harus Anda kembalikan dalam waktu tertentu.
3. Memilih menggunakan jasa accounting
“Mengelola keuangan itu sebenarnya cukup sederhana, sayangnya terkadang enterpreneur muda lebih memilih menggunakan jasa admin dengan alasan tidak mau ribet, dan agar lebih memudahkan kerja mereka, padahal tugas pengelolaan keuangan yang sesungguhnya itu ada di tangan Anda sebagai pemilik usaha.
Merekrut karyawan profesional untuk melakukan tugas pengelolaan keuangan perusahaan ini juga termasuk kesalahan dalam mengelola keuangan. Termasuk juga mengalokasikan budget untuk beriklan di media massa yang tarifnya sangat mahal.
Untuk bisnis yang masih berskala kecil, Anda lebih baik tidak meniru metode konvensional yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Secara finansial Anda belum mampu menyaingi mereka. Jujur saja pada diri Anda sendiri dan gunakan alternatif lain yang lebih murah biayanya, seperti beriklan di group-group media sosial.
4. Lupa Menggaji Dirinya
Pengusaha pemula menganggap uang perusahaan adalah uang pribadinya, sehingga semua boleh dia gunakan semau-maunya. Inilah akibat dari aset bisnis dan aset pribadi yang tidak terpisah, Anda sulit menggaji diri sendiri.
Enterpreneur muda menggunakan aset pribadi untuk kepentingan bisnisnya, dan keuntungan bisnisnya bebas digunakan untuk keperluan pribadinya, sehingga mereka merasa lazim untuk mengambil sedikit demi sedikit keuangan bisnis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Hal ini sangat berbahaya, bisnis tidak memiliki cadangan dana untuk pengembangan, akibatnya bisnis Anda akan stagnan dan bahkan hancur.” Jelas Muhammad Ismail.
Maka sebagai pemilik usaha, gajilah diri anda sendiri, dan berusahalah untuk hidup dengan gaji tersebut tanpa merogoh-rogoh uang bisnis anda.
5. Cashflow yang buruk dan kacau
Cashflow atau perputaran uang masuk, adalah ibarat nafas atau urat nadi perusahaan, tanpa adanya cashflow maka bisnis Anda akan mati suri, hidup segan mati tak mau.
“Maka semua bentuk strategi yang Anda lakukan, harus ditujukan bagi keselamatan cashflow bisnis Anda, terkadang bisnis tidak mendatangkan profit tetapi cashflow harus tetap ada, itu masih lebih baik, daripada bisnis Anda untung tetapi cashflow nya tidak ada.”
Masalah umum yang juga sering terjadi adalah, ketika pengusaha muda melihat kas bisnis yang mulai meningkat, para pemula ini biasanya langsung menganggap uang tersebut adalah keuntungan yang dapat dibelanjakan untuk kepentingan jangka pendek. Maka merekapun membeli kebutuhan kendaraan yang terbaik, tanpa memikirkan kemungkinan pertumbuhan bisnis di masa depan.
“Padahal keuntungan bisnis itu fluktuatif, hari ini tinggi, boleh jadi besok terjun bebas karena alokasi dana untuk pengembangan usaha telah habis digunakan untuk keperluan belanja enterpreneur yang tidak terencana dengan baik. Ada baiknya di tahun pertama, pemula tidak langsung fokus pada pembelian peralatan, namun lebih fokus pada pengembangan layanan bisnis saja dulu.” Pungkas Muhammad Ismail.(UM)