BeritaPeternakan

Waspadai Penyakit PMK pada Hewan Ternak Berkuku Genap

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Untuk para peternak hewan berkuku genap perlu mewaspadai penularan Penyakit Mulut dan Kuku pada binatang ternak. PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) ini merupakan penyakit yang sangat menular serta
merusak lapisan endothel mulut, lidah, dan kuku pada hewan berkuku genap, seperti sapi, kambing, dan domba. PMK disebabkan oleh Aphtovirus, sebuah virus yang tidak beramplop dengan dinding
pembungkus virus yang sangat tebal dan tidak akan hancur oleh desinfektan berbasis alkohol, phenol, glutaraldehyde, Benzalkonium Chloride & formaldehide. Aphtovirus juga tahan
terhadap panas, air garam serta kekeringan sehingga bisa bertahan lama di alam. Aphtovirus hanya dapat dihancurkan akibat rentan terhadap pH ekstrim, yaitu kondisi asam di bawah 5 pH. Aphtovirus PMK tidak membunuh hewan karena hanya memiliki reseptor yang cocok
dengan Integrin (aVb8 & aVb8) dan HS (heparan Sulfat) yang ada di bagian dalam kuku dan mulut dari
hewan berkuku genap.

Hewan ternak yang terpapar virus ini akan mati karena kelaparan, disebabkan ketidakmampuan makan dan minum akibat adanya luka di mulut dan di kuku.

Hewan yang terjangkit virus ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel atau lepuh dan erosi di sekitar mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku, mengakibatkan hewan ternak berjalan pincang bahkan kuku bisa terlepas, hipersalivasi, hewan lebih sering berbaring.

Pada hewan ternak potong yang terjangkit, terjadi penurunan bobot badan dan pada ternak perah terjadi penurunan produksi susu yang drastis.

Aphtovirus PMK
tidak menular ke manusia karena manusia tidak memiliki reseptor Integrin aVb6, aVb8, serta
HS (Heparan Sulfat) sehingga virus tidak bisa berikatan & merusak sel-sel tubuh manusia, bahkan saat manusia terinfeksi Aphtovirus. Namun PMK yang juga disebut sebagai air borne disease karena bentuknya yang sangat kecil, mampu menyebar cepat dengan bantuan angin sampai ratusan kilometer.

Berita baiknya, penyakit mulut dan kuku tidak ditularkan ke manusia atau bukan termasuk penyakit zoonosis, sehingga daging dan susu hewan ternak yang terpapar masih aman untuk dikonsumsi. Namun daging dan susu sapi yang dikonsumsi harus dengan pengolahan yang sempurna. Pengolahan ini penting demi mematikan virus yang terdapat di dagingnya sehingga bisa diminimalisir masuk ke tubuh manusia

Beberapa Obat yang Bisa Digunakan untuk Penanganan Wabah Virus PMK

Ketika hewan ternak terindikasi terinfeksi Aphtovirus PMK, maka hewan tersebut tidak dapat divaksin. Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan protokol sederhana penanganan
PMK.

Ada 3 jenis obat untuk sapi yang sakit, ketiga obat ini bisa dengan mudah dibuat
secara massal oleh industri dalam negeri atau bahkan dibuat secara mandiri oleh para peternak,

1. Bubur sapi : mengandung zat aktif dengan pH rendah + vit A, C, E & asam amino
( Bubur Sapi GIZCOW )

2. Salep anti PMK : mengandung zat aktif dengan pH rendah + antibiotik spektrum luas
( Salep Aphthoclyn )

3. Desinfektan anti PMK : mengandung zat aktif dengan pH rendah + anti bakteri.

Sebagai peternak rakyat, maka protokol sederhana yang bisa anda lakukan adalah
sebagai berikut :

1. Mengatasi sapi yang tidak mau makan dan minum, dengan cara memberikan bubur sapi yang
lembut untuk dicampurkan dengan air + konsentrat/dedak/ampas tahu.
Makanan
lembut diperlukan agar sapi tetap mendapat asupan nutrisi serta mampu
mengembangkan antibody melawan infeksi Aphthovirus alami tanpa memperparah
luka pada mulut & lidah sapi. Pemberian bubur sapi ini diberikan sebanyak 3 kali
sehari selama 2 minggu hingga sapi pulih kembali. Sapi yang telah pulih akan
memiliki kekebalan antibody dari sel B memory yang sama seperti sapi yang telah
divaksin.

2. Mengatasi luka pada mulut sapi : Memberikan Salep anti PMK pada lokasi mulut &
lidah yg terluka 2-3 kali sehari selama 2 minggu. pH rendah akan menghancurkan
Aphthovirus dari luar & antibody dari dalam tubuh yang diperoleh dari bubur sapi
akan menetralkan Aphthovirus dari dalam tubuh. Salep anti PMK aman digunakan
jika tertelan karena kandungan dalam salep menggunakan bahan-bahan foodgrade.

3. Mengatasi luka pada kuku sapi, yakni dengan cara membersihkan luka pada kuku sapi menggunakan
desinfektan anti PMK kemudian setelah kering memberikan salep anti PMK pada
luka sapi untuk menghancurkan Aphthovirus dan membunuh bakteri. Salep anti PMK
akan melekat lebih lama pada permukaan kuku sapi serta mampu terserap hingga ke
bagian dalam kuku yang tidak dilewati oleh pembuluh darah untuk menghancurkan
virus dan bakteri. Pembersihan kuku dan pemberian salep dilakukan sebanyak 3 kali
sehari selama 2 minggu.

4. Mengatasi produksi susu yang berkurang / berhenti. Produksi susu berhenti akibat
lapisa bawah kulit (endothel) puting susu sapi mengalami luka akibat infeksi
Aphtovirus PMK. Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan salep
anti PMK pada ambing susu + melakukan irigasi/penyemprotan desinfektan anti
PMK pada lubang puting susu sapi sebanyak 4 kali sehari selama 2 Minggu.

Penanganan sapi sakit akibat terinfeksi Aphtovirus PMK ini tidak memerlukan
suntikan yang sulit dilakukan oleh para peternak rakyat. Keempat protokol sederhana
tersebut dapat dilakukan dengan mudah, murah, manfaat, serta mandiri oleh semua
peternak rakyat dari berbagai kalangan. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button