Profil Usaha

Saat yang Lain Jatuh Terjengkang, Bisnis Ekspedisi Tetap Santai Melenggang

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Ketika pandemi merebak awal tahun lalu, jalur belanja daring atau perdagangan elektronik tiba-tiba menjadi ramai dan padat merayap.

Konsumen yang biasanya ramai berbelanja di gerai-gerai, kedai, warung dan pasar-pasar, semuanya beralih ke jalur online demi menjaga diri dari serbuan virus COVID-19.

Sebuah kondisi yang berdampak pada terjadinya New Normal.

Seiring dengan lini bisnis yang berubah dari offline ke online, maka  marketplace atau online shop pun tumbuh bagaikan jamur di musim hujan, berlomba-lomba menyediakan barang kebutuhan masyarakat. Sebuah fenomena yang juga berdampak pada makin berkembangnya bisnis penyedia jasa kurir atau ekspedisi jasa pengiriman barang.

Berdasarkan data hasil riset terbaru dari Google dan Temasek menyebutkan, transaksi ekonomi digital tahun 2020 tumbuh hingga mencapai USD 27 miliar atau sekitar Rp. 392 triliun.
Menjadikan transaksi ekonomi digital Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 49%.

Bisnis jasa pengiriman barang adalah salah satu di antara banyak jenis usaha yang panen untung di masa pandemi, seiring dengan lonjakan perdagangan digital yang sangat tinggi itu. Sehingga bisnis ini tetap melenggang kangkung, di saat banyak bisnis lain justru jatuh tersungkur.

Mawar Kamaruddin, adalah salah seorang penggiat bisnis kurir dan jasa pengiriman barang antar kota dan lintas pulau, yang merintis usahanya ini di kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kepada usahamuslim.id, pebisnis ekspedisi yang bernaung di bawah bendera PT.Jasa Antaran Ekspedisi ini bercerita, bahwa dirinya telah mengirim banyak paket ke sejumlah daerah dan lintas pulau, dengan berbagai jenis barang kiriman.

“Saya mengirim barang apa saja, perabotan rumah tangga, kendaraan bermotor, atau perlengkapan elektronik, dan sebagainya” ujarnya kepada media ini.

Dirinya mengakui, usaha pengiriman barang merupakan lini bisnis yang naik daun di masa pandemi sekarang ini. Bisnis yang telah digelutinya selama 10 tahun ini, berhasil meraup untung banyak dari pola belanja masyarakat yang berubah beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, untuk mendirikan sebuah usaha pengiriman barang bukanlah sesuatu yang mudah. Awal-awal menjalankan usahanya, Pria berdarah Bugis Palopo ini harus menempuh jalan berliku, jatuh bangun. Namun kini usahanya sudah berbentuk PT, dan menjalankan usahanya ini dari rumahnya yang sekaligus menjadi kantornya.

Untuk diketahui, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), mencatat laju peningkatan arus e-commerce mempengaruhi pula peningkatan pergerakan arus pengiriman barang melalui laut, udara dan darat.
Lalu lintas angkutan udara dalam negeri saja mencapai angka petumbuhan 5-6 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kepada usahamuslim.id, pria yang akrab disapa H. Abu Ammar itu bertutur, keuntungan dari bisnis pengiriman barang memang menggoda untuk ditekuni.

“Kalau kita berminat dan tertarik terjun ke bisnis ini, ada baiknya memahami analisa bisnis ekspedisi serta kurir terlebih dahulu. Untuk pemula tak ada salahnya memulai dari bisnis pengiriman kecil, seperti kurir antar jemput barang saja dulu, dengan menyasar pada pelayanan akan kebutuhan keseharian masyarakat sekitar, seperti kurir SERSAN SATU, nanti perlahan lahan menapaki pengiriman skala besar.” katanya sambil menyebut salah satu pengusaha kurir skala kecil milik rekannya.

Dikatakannya, seorang kurir, sebaiknya menentukan pasar dari kelompok masyarakat yang memiliki ketergantungan pada layanan online.

“Biasanya kalangan mahasiswa umumnya tak mau repot dalam urusan domestik sehari-hari. Mereka sudah terbiasa memesan makanan via online, atau memanggil jasa kurir untuk mengantar jemput cucian dari tempat tinggal ke gerai laundry. Apalagi di masa pandemi saat ini, banyak orang yang membutuhkan jasa kurir. Maka di saat saat seperti inilah, moment yang tepat untuk merintis dan mengembangkan bisnis kurir yang nantinya berkembang menjadi perusahaan ekspedisi, “jelasnya.

Diimbuhkannya lagi, bahwa untuk bangunan kantor dan gudang tak perlu menyediakan lahan yang terlampau besar. Sebuah ruangan berukuran sedang, sudah cukup memadai digunakan untuk menampung beberapa barang.

“Tak perlu besar besar, ukuran 3 meter kali 3 meter itu cukup memadai, karena hanya sekedar berfungsi sebagai penampungan sementara, “bebernya sembari mencontohkan ruangan yang ada di rumahnya yang sekaligus berfungsi sebagai kantornya itu.

Ditanya mengenai proses penjemputan barang milik costumer, ayah dari dua orang anak ini mengatakan bahwa pihaknya juga memberikan layanan jemput barang, bila costumer meminta layanan penjemputan ke rumah.

“Tergantung kostumer kita. Kalau barangnya minta dijemput ya kita jemput. Tapi bila kostumer yang ingin mengantarkannya langsung juga boleh. Itu sebabnya kita perlu menyediakan ruangan khusus untuk menampung barang costumer.” ungkapnya lagi.

Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan promosi dengan menempel spanduk atau menyebar flyer agar masyarakat segera mengenal brand danperusahaan ekspedisi yang kita kelola.

“Promosi itu memang penting, selain lewat cara offline, bisa juga promosi menggunakan media sosial, agar lebih luas lagi penyebaran informasinya. Ingat pula untuk membuat patokan tarif, misalnya dengan membuat harga patokan per kilogram. Semisal harga per kilogram barang dipatok antara 15 ribu hingga 25 ribu rupiah. Harga inilah yang kita jadikan patokan yang bisa kita ubah dan kondisikan, menyesuaikan jarak tempuh menuju tujuan.”pungkasnya.
(UM/Khairil Anas)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button