Mengawali Usaha itu Memang Berat, Namun Setelah Dijalani Rasanya Nikmat
USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR, Untuk meraih kesuksesan dalam membangun usaha, biasanya terlebih dahulu melalui sejumlah kegagalan. Jatuh bangun berkali-kali, terpuruk dan bangkit lagi adalah hal yang biasa bagi mereka yang berjiwa pengusaha.
Kepada usahamuslim.id, Alumnus Program Studi Desain Kapal, Fakultas Teknik Perkapalan, Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Andi Ahkam berbagi kisah menarik di balik kesuksesannya saat ini sebagai pendiri perusahaan “SITINAJA”, yang mengkhususkan diri pada kegiatan ekspor produk pertanian.
Capaiannya sebagai wirausahawan di bidang perdagangan beromzet ratusan juta ini tidak berjalan mudah begitu saja.
“Ada sebuah pepatah Jerman yang sampai saat ini sangat berkesan Aller Anfang ist Schwer artinya Semua Permulaan itu Sulit. Dan itu yang selalu saya ingat ketika memulai usaha apapun itu, ” ujar mantan manager operasional Hapag-Lloyd ini, perusahaan pelayaran milik Jerman.
Pria berdarah Bugis Soppeng ini mengaku telah melalui sejumlah kegagalan sebelum berhasil mendirikan perusahaan.
Berawal ketika berhasil menduduki posisi lumayan tinggi di perusahaan pelayaran UASC, United Arab Shipping Company, dia lalu terfikir untuk mandiri dan mendirikan perusahaan sendiri. Dia pun mencoba melakukan berbagai jenis bidang usaha.
“Kalau saya hitung-hitung ada 20an jenis usaha yang pernah saya lakukan, tapi semuanya gagal. bukannya untung, sebagian besar justru berujung rugi, karena macam macam sebab, antara lain karena mitra usaha yang tidak amanah dan banyak lagi sebab lain,” katanya.
Menjual kerajinan tangan, membeli pakaian yang gagal produk dan cacat lalu dijahit dan dijual kembali, menjual sepatu bekas, menjual pita dan tinta mesin ketik, jual beli mesin jahit adalah usaha-usaha yang pernah dibangunnya sebelum akhirnya fokus pada pemasaran ekspor produk-produk pertanian. Bahkan jiwa wirausahanya telah tumbuh sejak masih di bangku kuliah.
“Iya dulu waktu kuliah, saya sering menjadi guide turis-turis, menjadi penerjemah buku-buku referensi mahasiswa yang berbahasa Inggris, juga menjadi perantara teman-teman yang hendak foto kopi catatan. Saya mengambil keuntungan sekitar Rp 25 per lembar, ya itu lumayan kalau dikali banyak, ya banyak juga, cukup untuk biaya hidup di kota Makassar ini, tapi saya tetap dikirimi biaya kuliah oleh orang tua.” katanya sambil tertawa.
Menurutnya, banyak usaha yang bisa dikembangkan, asalkan tidak mudah menyerah dan juga harus amanah.Walau berkali-kali gagal Andi Ahkam mengaku tak pernah menyerah karena memang jiwa wirausahanya masih menyala.
Walau memiliki semangat wirausaha sejak kecil, namun ayah dari 3 orang anak ini tidak langsung terjun ke dunia bisnis, karena orang tua menginginkannya untuk menjadi pegawai, sehingga setelah merampungkan kuliahnya, ia memutuskan menjadi pegawai di perusahaan galangan kapal di Pulau Batam sebelum “dipaksa” oleh orang Jerman menjadi timnya hanya karena kemampuannya berbahasa Jerman meski terbatas.
Di perusahaan yang memang dekat dengan latar belakang studinya ini, Andi Ahkam sempat menduduki posisi sebagai wakil manager, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 2000 dan fokus menjalankan usahanya yang telah berjalan selama 4 tahun ketika itu.
Posisinya sebagai manager di perusahaan pelayaran, dianggapnya sebagai tambang emasnya menimba banyak ilmu, pengalaman serta jaringan pertemanan yang luas, dan itulah yang kemudian menjadi penunjang kesuksesan usaha yang digelutinya saat ini.
“Alhamdulillah, ternyata bukan hanya kerja keras yang menjadi penentu kesuksesan. Karena banyak orang yang bekerja keras tapi hasilnya tidak seberapa, namun ada juga orang yang kerjanya biasa-biasa saja namun hasilnya berlimpah ruah, karena dia menguasai ilmunya, dia punya pengalaman dan jaringan pertemanan. Jadi itu penting dimiliki oleh para pengusaha yang ingin sukses, “katanya membuka rahasia kesuksesannya.
Kepada usahamuslim.id, Andi Ahkam mengakui saat ini dirinya telah mencapai apa yang menjadi cita-citanya, yakni hidup normal dengan pantas, yang dalam bahasa Bugis disebut Sitinaja
“Kewajiban kita sebagai manusa hanyalah berikhtiar dan berdo’a, adapun hasil akhirnya berupa kesuksesan itu adalah pemberian Allah atas ikhtiar yang sungguh-sungguh dan do’a tiada henti yang kita lakukan.”pungkasnya.(UM/Khairil Anas)