Kisah Pengusaha Siomay yang Diusir Ketika Jualannya Sedang Ramai-ramainya
USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Awal mula ketika usahamuslim melakukan wawancara dengan Ryan Pratama pemilik JeKa Siomay, maka yang paling pertama timbul dalam pertanyaan, adakah hubungan keluarga antara dirinya dengan tokoh politik asal Sulawesi Selatan, Bapak Jusuf Kalla. Namun dari jawabannya ternyata antara dirinya dengan Bapak JK tidak ada hubungan keluarga sama sekali.
Menurut Ryan, selain berharap bisnisnya bisa terkenal seperti mantan wakil presiden asal Sulawesi Selatan itu, JeKa juga mengandung doa pengharapan agar melalui usahanya itu, ia bisa melangkahkan kaki hingga ke Jeddah-Mekkah, alias diberi kemampuan untuk menunaikan ibadah Haji.
“Selain itu alasan lain kenapa saya namakan JeKa, karena kebetulan ayah saya dari Jeneponto dan Ibu saya dari Kendal. Semoga dengan saya beri nama JeKa bisa sukses dan terkenal seperti terkenal dan suksesnya Pak JK,” kata pria bernama lengkap Aktur Ryank Pratama itu.
Dikisahkannya, ketika pertama kali akan memulai usahanya itu, Ryan demikian sapaan akrabnya, melakukan riset dan survey ke seantero kota Makassar. Betapa banyak pedagang siomay yang ia jumpai bertebaran di sudut-sudut jalan, namun belum ada yang memiliki brand, maka dari situlah ia terfikir untuk menjalankan usaha siomay nya dengan brand JeKa.
Bermodalkan uang pinjaman dari kerabat ditambah bantuan dari ibunya sehingga terkumpul dana sebesar Rp13 juta. Dengan modal itulah Ryan membuka kedai sederhana di samping sebuah Sekolah Dasar Negeri di depan UNM, Jalan A.P.Pettarani, Makassar.
“Alhamdulillah hanya sebulan saya berjualan, modal yang saya pinjam dari keluarga telah berhasil saya kembalikan,”katanya.
Semangatnya makin kuat untuk mengembangkan usahanya, sejak itu dia berencana membuka sejumlah outlet di beberapa titik. Namun di tengah usahanya sedang menunjukkan tanda-tanda mulai digemari dan ramai pembeli, Ryan harus rela menerima sebuah ujian. Dia diusir dari tempatnya berjualan dengan alasan lokasi tersebut akan dipakai oleh pemiliknya.
Ryan pun terpaksa memindahkan jualannya di jalan Tamalate I, Nomor 14 Bonto Makkio, kecamatan Rappocini.
“Itu terjadi tidak lama setelah saya memulai usaha, tepatnya pada Agustus 2016, tapi alhamdulillah JeKa siomay justru makin laris dan makin dikenal orang. Maka mulailah saya menerima pesanan dari rumah-rumah kost mahasiswa yang banyak terdapat di sekitar tempat saya yang baru itu, saya juga menerima pesanan untuk acara aqiqah, pernikahan maupun acara pengajian,” ungkapnya.
Dengan memberdayakan anak pesantren, JeKa Siomay & Batagor milik Ryan Pratama yang kini telah berjalan selama 5 tahun itu, pernah berhasil membuka 3 cabang di kota Makassar, namun ketika pandemi melanda hingga saat ini tersisa 2 cabang, yakni di jalan Tamalate dan jalan Muhammad Yamin.
“Yang harus kita pegang kuat dalam menjalankan usaha adalah mental dan keinginan untuk terus belajar. Karena yang namanya usaha itu kadang mengalami pasang surut, ada suka dan sukanya. Ketika kita tidak memiliki mental yang kuat, maka akan menimbulkan sikap mudah menyerah sebelum mencapai sukses.”katanya.
Adapun untuk menyikapi persaingan di tengah banyaknya usaha yang serupa, Ryan mengatasinya dengan terus belajar dan berinovasi untuk mendapatkan rasa serta kualitas yang baik.
JeKa Siomay dan Batagor dengan lima varian menu, saat ini sudah bisa dipesan melalui aplikasi go-food dengan sejumlah promo yang disediakan.
Menjadi pengusaha yang mampu berbagi dan bermanfaat kepada sesama adalah prinsip dan cita-cita dari Artuk Ryan Pratama.
Kepeduliannya kepada sesama, terlebih kepada karyawan dan keluarganya tergambar dari sebuah program enam bulanan yang dia buat, yakni setiap enam bulan dirinya merekrut anak panti asuhan untuk dilatih berwirausaha dengan cara diberdayakan sebagai karyawan.(UM)
Kata Pencarianhttps://usahamuslim id/kisah-pengusaha-siomay-yang-diusir-ketika-jualannya-sedang-ramai-ramainya/Penjual siomay sukses
Kasihan ya
Tapi sukses mi tawwa