Pendidikan

Kelas Jauh untuk Tekan Jumlah Anak Putus Sekolah

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, pernah merilis sebuah survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2019, dan salah satu hasil dari survey tersebut mencatat adanya angka putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sebesar 0,66 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat sebesar 1,23 persen dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat sebesar 1,30 persen.

Sebuah situasi yang menyebabkan, Provinsi Sulsel masuk dalam daftar urut ke-14 dengan presentase Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada di bawah rata-rata nasional yakni hanya 71,66 %, sedangkan IPM nasional yaitu 71,92 persen.

Sektor pendidikan yang belum memadai menjadi salah satu penyebab rendahnya IPM di Sulawesi Selatan, sebuah kondisi yang cukup memprihatinkan.

Selanjutnya
Data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Makassar, menyebutkan, ada sebanyak 15.315 anak yang tidak bersekolah. Usia mereka berada di kisaran 7 hingga 18 tahun.

Angka tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk mencari dan mendorong anak-anak tersebut agar bisa bersekolah.

Sumber di Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat, DPRD Kota Makassar menyebutkan, sebenarnya pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun.

“Ini merupakan program pemerintah yang sudah seharusnya memberikan jaminan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak dan diwajibkan mengenyam penddidikan hingga bangku SMA.” Kata Mudzakkir Ali Djamil, anggota Komisi D, DPRD Kota Makassar.

Menurutnya, pemerintah harus turun tangan, bila mengetahui ada anak-anak yang putus sekolah.Termasuk menanyakan perihal penyebab mengapa anak-anak itu tidak bersekolah.

Menyikapi fenomena itu, Yayasan Pendidikan Islam Terpadu, Ibnul Qoyyim, salah satu yayasan pendidikan di kota Makassar segera mengambil sikap tepat guna mengurangi jumlah anak-anak yang putus sekolah dengan membuka “Kelas Jauh”, yakni dengan membuka sejumlah Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM).

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Terpadu Ibnul Qoyyim, Drh.Ilsan Arvan Nurgas kepada usahamuslim.id di Makassar mengatakan, program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada anak-anak kita untuk terus melanjutkan sekolahnya, meskipun mereka tidak harus datang ke kelas.

“Sebenarnya banyak anak-anak kita yang tidak sekolah, bukan karena tidak mampu dari segi ekonomi, tetapi karena terbatasnya ruang belajar di sekolah. Saat ini kapasitas sebuah kelas khan hanya dibatasi maksimal hanya 45 orang siswa, sehingga banyak yang tidak kebagian ruangan, jadi kami mencoba memfasilitasi mereka dengan membuka kelas jauh, agar mereka tetap bisa sekolah.” ujarnya.

Menurutnya, program kelas jauh yang merupakan pendidikan non formal ini akan diterapkannya pada semua tingkatan pada yayasan Ibnul Qayyim, yakni dari TK, SD, SMP hingga SMK. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button