Inspirasi Bisnis

Bermodal Motor Butut Pemberian Mertua kini Sukses Meramut Bayi Sekota

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Sebagian orang bertanya apakah yang dimaksud dengan rejeki itu ?

Rezeki merupakan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Taala, yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Rezeki ini dapat berupa materi seperti makanan, harta dan tempat tinggal. Terdapat juga rezeki non materi seperti kesehatan dan rasa bahagia.

Rejeki didapat dari hasil doa yang disertai dengan ikhtiar serta usaha, sedangkan usaha adalah segala cara yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhannya.

Usaha dan cara setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.

“Ternyata bukan kerasnya usaha yang menentukan rejeki itu untuk datang lebih cepat, namun ternyata kuatnya tekad serta khusyuk nya doa. Itulah yang saya lakukan bersama isteri ketika memulai usaha kami ini.” ungkap Manggazali kepada usahamuslim.id

Manggazali bersama isterinya, Dian Nur Baiti adalah pemilik usaha restoran bayi, Diangga Baby Meal Makassar, yang menyediakan aneka makanan pendamping ASI untuk bayi berusia di bawah 24 bulan.

Kepada UM, Manggazali mengakui memulai usahanya itu sejak enam tahun lalu, bisa dibilang tanpa persiapan yang lengkap, semua dilakukan spontan dan seketika saja.

“Waktu itu kami belum punya sarana dan prasarana usaha sama sekali. Kulkas belum punya, rumah juga masih ngontrak. Kami awali dengan iseng-iseng saja menawarkan menu makanan pendamping ASI, siapa tau saja ada ibu ibu yang membutuhkan, begitu fikir kami ketika itu. Kami tidak menyangka bila responnya ternyata sangat baik, banyak ibu-ibu minta dibuatkan dan diantarkan. Kami langsung Belanja bahan secukupnya sesuai pesanan, karena kami tidak memiliki fresher atau kulkas untuk menyimpan bahan mentah,”kisahnya.

Kendala yang dihadapi Manggazali bukan hanya pada masalah tempat tinggal yang masih ngontrak, ketiadaan fresher serta perlengkapan yang masih sangat minim, bahkan sepeda motor yang digunakan untuk mengantar pesanan pelanggan pun adalah motor butut pemberian orang tua yang menurutnya lebih banyak mogoknya daripada jalannya.

“Makanya waktu itu kami kesulitan memenuhi semua pesanan,”katanya.

Meski dihadang dengan serba keterbatasan sedemikian rupa, namun pasangan suami isteri Makassar dan Bali itu tak patah arang. Keyakinannya membulat, semangatnya membuncah untuk menjalankan usahanya, terlebih melihat respon positif dari para customer yang umumnya merupakan ibu ibu pemilik bayi yang merasa sangat terbantu karena selama ini kerepotan dalam memperoleh makanan pendamping ASI, kini mereka tinggal pesan sesuai dengan kebutuhan, apalagi menunya bisa bervariasi dan lengkap nutrisi.

Ditanya mengenai bagaimana awal mula tercetusnya ide menjalankan usaha restoran bayinya itu, Manggazali pun mengisahkan ketika dirinya bersama isteri mengikuti program dari NGO Care International Indonesia, ketika itu setiap peserta diminta untuk membuat proposal ide usaha.

“Saat itulah saya kepikiran membuka usaha makanan bayi karena terinspirasi dari teman yg ada di jawa tengah. Waktu itu juga kami search ternyata di Makassar belum ada usaha seperti itu. Akhirnya diajukan. Ternyata ide itu disupport sama CII dan didanai sampai tersealisasi.”kisahnya.

Ketika pasangan suami isteri ini mengajukan ide bisnisnya, pihak penyelenggara kegiatan langsung merespon dan memberikan dukungan yang serius sehingga usahanya pun bisa berjalan hingga saat ini.

“Di awal awal dulu, saat kami diminta untuk jalankan usaha dari ide kami ini, kami sempat kebingungan. Mau mulai dari mana dan dengan cara apa, dengan segala keterbatasan yang kami hadapi saat itu… hehe ide yang kami lontarkan itu sesungguhnya hanya iseng belaka, kami sama sekali tidak pernah menduga kalau usulan ide itu diminta utk direalisasikan.”lanjutnya.

Berawal dari keisengan itu, pasangan muda itupun memberanikan diri memulai keisengannya itu, di awal Januari 2016. Dibuatnya beberapa sampel produk mp-ASI, lalu di foto, selanjutnya diiklankan melalui sebuah aplikasi periklanan.

“Iya waktu itu kami belum berani buka secara offline, kami buat beberapa menu, difoto lalu kita iklankan di olx waktu itu. Karena waktu itu olx kerja sama dengan CII. Jadi semua peserta wajib jualan disitu. Kita masukkan foto dari produk kami juga di situ. Beberapa hari kemudian masuk pesanan. Padahal kita belum buka. Jadi kami infokan akan buka pada 1 februari 2016..he he.”

Karen pesanan mulai banyak berdatangan, akhirnya memaksa pasangan ini untuk segera membuka usahanya. Hari pertama berhasil melayani 12 cup. Berlanjut hari berikutnya pesanan membludak.

“Kami benar-benar bingung ketika itu, pertama sarana prasarana belum memadai untuk memproduksi banyak. Kedua, kami belum punya kulkas buat nyimpan bahan, kendala ketiga sepeda motor untuk ngantar pesanan juga waktu itu masih pinjamam dari orang tua sering mogok dipake antar.”kisah pria asli Makassar ini.

Kendala-kendala itu kemudian mereka laporan ke CII, yang berujung pada terjadinya Full Support karena pihak CII melihat progres usahanya yang sangat bagus, maka mereka diberi bantuan berupa sepeda motor, kulkas, dan pendanaan untuk membeli alat produksi yang memadai.

“Alhamdulillah sekarang masih jalan. Meski turun naik tetapi kami syukuri, prinsip kami adalah tetap siap melayani orderan, baik sedikit maupun banyak pesanan. Yang penting kami terlihat selalu ada untuk customer.” pungkasnya.(UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button