Alhamdulillah, Kini Bertambah Lagi Pesantren Gratis. Yuk, Daftarkan Anak anak Anda Segera
USAHAMUSLIM.ID, MAROS – Pondok Penghafal Al-Qur’an atau Ma’had Litahfidzil Qur’an, Al Furqon yang berlokasi di Tanralili-Maros, telah resmi dibuka.
Pesantren yang berada di bawah naungan Yayasan Amal Abdurrahman ini, fokus melakukan pembinaan pada materi hafalan Al-Qur’an dan bahasa Arab.
Ketua Yayasan Amal Abdurrahman, Armin Abu Ahmad kepada usahamuslim.id mengatakan, pesantrennya saat ini tengah membuka pendaftaran untuk santriwan baru.
“Kita menerima pendaftar minimal untuk lulusan SD, karena kita menilai anak anak seumuran itu telah mampu untuk mandiri dan terpisah dari orang tuanya, untuk saat ini jumlah santri kita telah ada 17 orang,”ungkap pria ahli komputer itu.
Menurutnya, pondok penghafal yang dibuka itu khusus untuk anak laki-laki usia 12 tahun ke atas, dan semua biaya selama mondok ditanggung oleh pihak pesantren.
Ditanya mengenai sumber dana, ayah 8 orang anak ini membeberkan sejumlah usaha yang digelutinya, antara lain counter service laptop dan alat elektronik, jual beli bibit tanaman, serta usaha perkebunan yang menjadi sumber pendanaan pondok pesantren.
“Untuk itu kami berharap uluran tangan dari para donatur untuk ikut serta berinvestasi dalam pengembangan pondok ini sebagai amal jariah.” harapnya.
Tingginya biaya sekolah dan pesantren yang membuat sulitnya anak-anak muslim mengenyam pendidikan, mendorongnya untuk mendirikan pesantren gratis tersebut.
“Selain tingginya biaya sekolah, pendirian pondok gratis ini juga memang telah menjadi cita-cita sejak lama, saya niati sebagai amal jariahnya orang tua.
Untuk saat ini, pendanaan pondok yang kami kelola ini masih murni bersumber dari sejumlah bisnis yang saya jalankan.”bebernya.
Adapun kriteria yang ditetapkan bagi calon santri yang ingin mendaftar di pesantren Al Furqon, antara lain, mahir membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
“Namun bagi calon santri yang belum mahir membaca Al Qur’an, kita sediakan program selama dua bulan untuk adaptasi atau menyesuaikan diri,” katanya.
Selain itu para calon santri dituntut bersedia mengikuti program selama tiga tahun.
Pihaknya meyakinkan kepada orang tua santri untuk tidak perlu khawatir dengan kelanjutan sekolah anaknya setelah lulus dari pesantren ini, karena pihaknya akan melakukan kerjasama dengan beberapa sekolah guna mengikutkan santrinya dalam ujian persamaan, agar kelak mereka bisa melanjutkan sekolah formal baik di tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
“Jadi anak-anak yang mondok kelak akan diikutkan ujian persamaan untuk mendapat ijazah sekolah formal,” pungkas. (UM/Khairil Anas)