Produk Kriya dan Fesyen Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia

Jakarta – Produk kriya dan fesyen dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor ekonomi kreatif (ekraf). Staf Ahli Menteri UMKM Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga, Sudaryano Rahmalifman Lamangkona, mengungkapkan bahwa sektor kriya tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam industri kerajinan, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian target ekonomi kreatif sebesar 27,53 miliar dolar AS, sebagaimana proyeksi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk tahun 2024.
“Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada semester I 2024 telah mencapai 12,36 miliar dolar AS atau sekitar Rp197,8 triliun, mengalami kenaikan 4,46 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Subsektor kriya menjadi penyumbang terbesar dengan nilai ekspor mencapai 4,75 miliar dolar AS,” kata Sudaryano dalam keterangan resmi Kementerian UMKM di Jakarta, Minggu. Dikutip dari antaranews.com
Menurutnya, peningkatan ini didorong oleh tingginya permintaan pasar global terhadap produk kriya dan fesyen sebagai hasil karya kreatif anak bangsa. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama yang bersifat kolaboratif guna mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan UMKM, Kementerian UMKM terus menginisiasi berbagai program pembinaan, termasuk pembentukan UMKM holding. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelaku UMKM dengan industri yang lebih besar, sehingga tercipta rantai pasok yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Salah satu langkah konkret dalam memperluas pasar serta memperkenalkan kekayaan budaya sebagai daya saing global adalah melalui kegiatan pameran lokal seperti Purworejo Expo 2025 yang baru saja digelar.
“Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan serta mendorong komunitas pengrajin dan pelaku UMKM untuk terus mengasah keterampilan dan menambah wawasan, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif,” tutup Sudaryano.