Panitia Pembangunan Mesjid Imam Muslim Nyaris Kena Prank
USAHAMUSLIM.ID,Makassar – Bukan hanya produsen barang dan pengusaha saja yang rajin melakukan inovasi, para pelaku kejahatanpun nampaknya tak mau kalah. Para pelaku penipuan juga terus menerus melancarkan inovasi baru dalam menjerat korbannya. Seperti modus yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal kepada Panitia Pembangunan Mesjid Imam Muslim, Irwan Jalil pada Rabu (05/01/2022) sore tadi.
Modus operandinya, pelaku menghubungi melalui WA menyampaikan pesan, bahwa dirinya baru saja mentransfer sejumlah uang, untuk keperluan membantu pembangunan mesjid. Namun anehnya, si pelaku juga meminta agar sebagian dari uang tersebut ditransfer kepada dua orang lain yang juga merupakan panitia pembangunan mesjid di tempat lain.
Merasa ada yang janggal, panitia pembangunan Mesjid Imam Muslim itu kemudian menyampaikannya ke para panitia lainnya, dan ternyata setelah mengecek saldo rekening, tidak ada mutasi, dan jumlah saldo tidak bertambah.
“Saya menerima pesan WA pada pukul 16.21 wita. Si pelaku memberitahu bahwa dia baru saja mentransfer uang sebesar Rp 25 juta, disertai foto struk bukti pengiriman uang dan permintaan agar saya mentransfer sepuluh juta dari uang yang masuk kepada dua mesjid yang berbeda, yakni masing-masing Rp 5juta setiap mesjid. Yang menjadi pertanyaan bagi saya, mengapa bukan dia saja yang langsung mentransfer dananya ke kedua mesjid itu? Mengapa harus melalui perantaraan saya? Karena merasa ada yang aneh, saya lalu mengecek rekening dan ternyata benar tidak ada saldo yang bertambah.” Ungkap Irwan Jalil
Modus ini sepertinya modus terbaru setelah modus salah transfer yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Umumnya mereka menyasar para panitia-panitia pembangunan mesjid, panitia acara, setelah mendapatkan nomor kontak panitia pembangunan dari sejumlah brosur, baliho atau pamflet-pamflet yang sengaja disebar untuk tujuan donasi. Dan untuk meyakinkan korban, penipu menggunakan foto pejabat pemerintahan sebagai profile picture di Wa nya.
Modus ini perlu diwaspadai, karena bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Seperti pengakuan sejumlah korban yang pernah terjerat aksi penipu yang salah transfer. Biasanya pelaku melancarkan aksinya pada hari-hari menjelang libur kerja besoknya.
Cara kerjanya adalah, si pelaku memang benar-benar mentransfer sejumlah uang kepada nomor rekening korbannya. Akan tetapi segera setelah transfer dilakukan, si pelaku segera menghubungi pihak Bank sebelum tutup kantor, meminta dilakukan pemblokiran terhadap kartunya karena alasan telah salah transfer. Terlebih dahulu si pelaku juga meminta agar dananya bisa kembali dengan utuh.
Keesokan harinya, si pelaku kemudian menghubungi korbannya menyampaikan bahwa dia telah salah mengirim uang ke rekeningnya dan untuk itu dia meminta korbannya untuk mentransfer ulang uang tersebut kepada si pelaku.
Korban yang memeriksa rekeningnya, memang benar melihat bahwa ada penambahan saldo sesuai dengan jumlah yang disebutkan oleh pelaku, namun sesungguhnya saldo di ATMnya tidak bertambah karena pihak Bank telah melakukan pemblokiran atas permintaan pelaku. Karena hari libur, si korban tidak bisa menghubungi pihak Bank untuk menanyakan hal tersebut, maka mau tidak mau si korban pun mentransfer uang tersebut kepada pelaku, yang mana uang yang dia transfer adalah uang miliknya sendiri, dan korban baru sadar ketika saldonya di ATM telah berkurang.
Dari berbagai modus penipuan ini serta banyaknya orang yang telah menjadi korban, terlebih dalam situasi sulit seperti ini, masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati dan waspada.(UM)