Kisah Inspiratif

Cuma Modal 800 Ribu, Pasutri Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Usaha Kelapa Muda

Siapa sangka, hanya dengan modal awal Rp800.000, sepasang suami istri bernama Koirul Imron dan Sapti Haryanti berhasil membangun bisnis kelapa muda yang kini menghasilkan omzet ratusan juta rupiah. Kisah mereka bukan sekadar cerita sukses biasa, tetapi perjalanan panjang penuh perjuangan dari hidup di tengah hutan tanpa listrik, tanpa motor, hingga akhirnya bisa memiliki Gudang Degan Sri Rezeki—usaha grosir dan eceran kelapa muda yang kini dikenal di berbagai daerah.

Di balik cerita kesuksesan ini, ada satu hal yang menjadi benang merah: bisnis kelapa muda. Kata kunci ini bukan hanya produk yang mereka jual, tetapi juga simbol perjalanan hidup—dari keputusasaan menuju kesejahteraan.

Hidup di Tengah Hutan Tanpa Motor dan HP

Sebelum dikenal sebagai pemilik usaha kelapa muda, pasangan muda ini pernah hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Saat merantau ke Jambi, mereka tinggal di sebuah gubuk di tengah hutan. Tidak ada tetangga, tidak ada motor, bahkan tidak ada HP.

Untuk berangkat kerja, Imron harus berjalan kaki 3 kilometer menembus kebun sawit, sementara sang istri tinggal di gubuk yang hanya diterangi lampu coklat kecil penyulam telur.

Namun, yang paling berat bukan tempatnya, melainkan perjuangan untuk bertahan hidup.

Mereka hidup hanya dengan Rp20.000 sehari—untuk makan, kebutuhan anak, dan sisanya ditabung sedikit demi sedikit untuk membuka usaha.

Anak mereka yang masih kecil bahkan harus “berebut” uang jajan Rp2.000.

Kesabaran, tekad, dan saling menguatkan menjadi fondasi awal yang nantinya membawa mereka pada bisnis kelapa muda.Awal Mula: Dari Jualan Es Jeruk ke Kelapa Muda

Setibanya di Kediri setelah perjalanan panjang selama 13 jam di tengah aturan pandemi, pasangan ini memulai usaha kecil-kecilan di depan kos: jualan es jeruk, es teh, gorengan 500-an, dan sosis bakar.

Namun suatu hari, Imron mengusulkan, “Ayo kita coba jual kelapa muda.”

Mereka mulai dengan 10 butir kelapa per hari. Tidak disangka, kelapa tersebut habis dalam tiga hari. Dari situ, muncul ide untuk kulakan lebih banyak, meski harganya tinggi dan kualitasnya tidak selalu bagus.

Hingga suatu momen penting terjadi:

Imron menemukan postingan di Facebook tentang grosir kelapa dengan harga Rp3.000–Rp4.000 per butir di lahan pemasok.

Dari sini, inspirasi besar lahir.

Transformasi Besar: Modal Rp800.000 Jadi Titik Balik

Dengan modal Rp800.000, Imron memberanikan diri membeli kelapa dari supplier Trenggalek. Tantangannya muncul saat kelapa datang dalam jumlah besar—100 hingga 200 butir. Mereka bingung bagaimana menghabiskannya.

Namun justru di saat panik itu, ia mengambil langkah berani:

  • Membuat Facebook Page bernama Degan Utuh Sri Rezeki
  • Menjual kelapa muda dengan harga super murah
  • Hanya mengambil untung seratusan rupiah per butir

Tidak banyak yang tahu, langkah kecil ini menjadi awal booming-nya usaha kelapa muda milik mereka.

Dalam dua hari saja, 200 butir kelapa habis terjual!

Inilah yang kemudian membuat pemasok memberikan kepercayaan lebih—hingga mereka mendapat pasokan 400 sampai 500 butir tanpa harus membayar di awal.

Ini menjadi turning point besar dalam bisnis kelapa muda mereka.

Dari Ngekos ke Gudang: Lahirnya Gudang Degan Sri Rezeki

Saat penjualan makin banyak, situasi mulai tidak kondusif di area kos. Akhirnya, mereka memberanikan diri pindah ke rumah kontrakan.

Penjualan makin besar, omzet naik drastis. Mereka kemudian membuka dua gudang kelapa muda:

  1. Gudang Semen Kidul (Gudang 1)
  2. Gudang Kembangan, Kediri (Gudang 2)

Di sini, mereka bisa membongkar:

  • 2 truk kelapa per hari saat hari biasa
  • 3 truk saat musim kemarau
  • hingga 4 truk saat bulan puasa

Gudang ini melayani eceran, grosir, dan es degan jumbo yang jadi favorit pembeli.

Nama Es Degan Sri Rezeki Jumbo pun menjadi ikon, karena porsinya besar dan harganya hanya Rp5.000.

Peran Besar Media Sosial: Facebook Jadi Mesin Penjualan

Satu hal menarik dari perjalanan bisnis kelapa muda mereka: Media sosial-lah yang membuat usahanya viral.

Berkat konsisten membuat konten sederhana di Facebook, pelanggan dari berbagai kota berdatangan:

  • Tulungagung
  • Nganjuk
  • Madiun
  • Jombang
  • Blitar

Mereka datang membeli kelapa muda secara grosir langsung di gudang.

Konten sederhana—tanpa konsep rumit—justru memancing rasa ingin tahu pembeli.

Rahasia Kesuksesan Bisnis Kelapa Muda ala Sri Rezeki

Dari kisah panjang ini, ada beberapa pelajaran penting mengapa bisnis kelapa muda mereka bisa meledak:

1. Fokus pada harga yang jujur dan terjangkau

Kepercayaan pelanggan tumbuh karena mereka tidak mengambil untung besar.

2. Memaksimalkan media sosial gratis

Facebook menjadi alat marketing paling efektif tanpa biaya.

3. Konsisten dan tidak menyerah saat terpuruk

Hidup di hutan, tak punya HP, berjalan kaki 3 km—semua dilewati.

4. Berani mengambil risiko besar

Membeli kelapa dalam jumlah banyak tanpa tahu bisa terjual atau tidak.

5. Kerja sama pasangan yang solid

Semua dikerjakan berdua, mulai dari jualan, ngonten, hingga bongkar muatan.

Penutup: Dari Rp800.000 Menjadi Ratusan Juta, Semua Karena Tekad

Kisah Imron dan Septi membuktikan bahwa bisnis kelapa muda bukan hanya soal jualan buah, tapi tentang ketangguhan, kerja keras, dan kecerdikan membaca momentum.

Dari hidup tanpa tetangga di tengah hutan, berjalan kaki ke ladang, hingga kini membongkar ribuan butir kelapa per hari—semua itu berawal dari modal kecil dan keberanian besar.

Jika mereka bisa, kamu pun bisa.

Bisnis kelapa muda punya potensi besar. Tinggal bagaimana kamu memulai dan mempertahankannya.

==

Sumber

Contoh: Pecah Telur. (2025, Nov 25). Cuma Modal 800 Ribu, Pasutri Bisa Raup Omzet Ratusan Juta Dari Jualan Kelapa Muda [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=UHj4lY1RKPI

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button