Kurir Sersan Satu Lahir di Tengah Pandemi untuk Niat Membantu
USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Pepatah mengatakan, Banyak Jalan Menuju Roma
Sama ketika kita berkata banyak cara memulai usaha.
Selain caranya yang bermacam-macam, jalan dan penyebabnya pun beraneka ragam.
Ada pengusaha yang sukses menjadi pengusaha besar karena faktor kepepet. Terdesak kebutuhan yang harus segera dipenuhi.
Adapula yang memulai usaha dilatarbelakangi oleh hobby yang dijalani dengan tekun akhirnya menjadi bisnis yang mengantarkannya pada kesuksesan.
Adapula yang memulai usaha dikarenakan keinginan untuk membantu meringankan kesulitan yang dialami oleh orang lain. Untuk yang terakhir ini, sebuah usaha kurir yang menamai diri SERSAN SATU adalah salah satu contohnya.
Kepada media ini, owner kurir SERSAN SATU, H.Abu Salam membagi kisahnya.
Bermula ketika awal tahun 2020, wabah corona merebak ke seantero dunia dan akhirnya sampai ke kota Makassar, yang berimbas pada lahirnya kebijakan pemerintah melarang warga untuk beraktifitas di luar rumah dan tetap tinggal di rumah saja.
“Waktu itu saya masih ingat, bulan Maret tahun lalu, ketika viral tagar dirumahaja banyak orang yang terpaksa harus tinggal di rumah, tidak bisa ke mana mana, bahkan untuk sekedar keluar berbelanja kebutuhan saja mereka takut, banyak pula orang yang dirumahkan dan kehilangan pekerjaan, “kata Abu Salam membuka kisahnya.
Melihat situasi itu, dia bersama sejumlah rekan rekannya membuka group relawan melalui aplikasi WhatsAap, menghimbau para dermawan untuk menyumbangkan bantuan terutama bahan makanan. Sebuah warung makan di depan patung Ayam, Daya ditetapkan sebagai posko penampungan bantuan, sekaligus sang pemilik warung itu pula yang ditunjuk sebagai ketua relawan suka rela.
“Satu hal yang menjadi kendala ketika kami telah berhasil mengumpulkan bantuan ketika itu adalah tidak adanya personil yang siap mengantarkannya ke warga-warga yang membutuhkan. Nah, di situlah saya mengajak beberapa orang untuk bekerja sebagai relawan kurir,” lanjut Abu Salam.
Beberapa orang yang kebetulan baru saja kehilangan pekerjaan, juga beberapa driver ojek yang kesulitan mendapat orderan segera menyambut tawaran itu dan segera bergabung ke dalam usaha kurir yang dibentuk Abu Salam.
“Alhamdulillah banyak yang bergabung menjadi relawan kurir. Saya sampaikan kepada mereka, bahwa misi kita semata-mata hanya membantu sesama. Jangan berharap gaji. Tetapi umpama ada yang memberi uang tanda balas jasa, silakan diterima dan itu untuk kalian. Tak usah dibagi dengan saya, sebab di sini kita tidak menganut sistem bagi hasil, hanya berbagi pahala saja.” bebernya.
Daeng Hery, begitu sapaan akrab ayah dari empat orang anak ini, sembari aktif mengumpulkan bantuan covid bersama teman teman relawannya, dia juga terus memperkenalkan jasa kurir SERSAN SATU nya melalui media sosial.
“Tidak disangka-sangka banyak orang yang menghubungi dan minta bantuan untuk diantarkan produk dagangannya kepada kostumernya. Kurir yang tadinya bertugas mengantarkan bantuan covid, kini beralih fungsi menjadi kurir jemput-antar barang. Konsumen saya ketika itu mulai dari penjual pakaian muslim, penjual hijab, distributor obat herbal, hingga makanan siap santap, cukup banyak, sampai sampai saya harus menambah personil kurir. Itu terjadi ketika SERSAN SATU telah berjalan 2 bulan. Dengan tarif Rp 10.000 untuk se-kota Makassar, banyak orang yang merasa terbantu, selain karena murah juga antara kami dan pengguna jasa kurir, bisa saling berlangganan,” katanya lagi.
Di sisi konsumen dan pengguna jasa kurir, tarif Rp.10.000 memang cukup murah, namun menurut Abu Salam di sisi kurirnya, tarif segitu teramat murah, sehingga satu per satu kurir itu berhenti.
“Iya memang murah kalau kurir hanya membawa satu paket saja, maka saya mengarahkan kurir-kurir saya membawa sejumlah paket untuk sekali jalan. Saya yang bertindak sebagai admin yang mengatur rute dari masing-masing kurir, sekaligus menentukan paket yang mana saja yang akan dibawa oleh setiap kurir berdasarkan rute yang akan dia lewati. Tetapi mereka keluar bukan hanya disebabkan oleh tarif yang terbilang murah itu. Mereka keluar karena sebagian dari mereka telah dipanggil kembali masuk bekerja pada perusahaan mereka, ada pula mahasiswa yang mau kembali fokus pada kegiatan perkuliahan. Ya tentu itu hak mereka yang tidak boleh saya halangi,” ungkapnya.
Dirinya menamai usaha kurirnya dengan SERSAN SATU, singkatan dari Serius, Santai, Selamat Sampai Tujuan, mengandung arti Serius merespon setiap orderan, Santai dan pantang diburu-buru, Selamat Sampai Tujuan.
Di awal bulan Juli 2020, ketika dirinya harus menjalani karantina di sebuah rumah sakit, Daeng Hery tetap mengendalikan usahanya dari bangsal rumah sakit.
“He he, waktu itu kurir saya tersisa dua orang yang masih bertahan, sehingga saya ikut turun langsung melayani orderan yang berakibat pada kelelahan, dan qodarullah saya sakit sehingga harus menjalani isolasi selama 10 hari di rumah sakit. Alhamdulillah beruntung masih ada kurir saya yang bisa menjalankan usaha kurir ini, sehingga walau saya sakit, konsumen tidak beralih ke penyedia jasa kurir lain.”
Menurutnya, memulai usaha itu terkadang gampang terkadang sulit, tetapi mempertahankan usaha yang sudah jalan itu ternyata lebih sulit. Itu sebabnya dia berusaha tetap menjalankan usahanya itu meskipun kini personil kurirnya sudah berkurang banyak. Dia menjalankannya sendiri, dengan membatasi menerima orderan, sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali merekrut tenaga kurir. (UM)