Berita

Kementerian BUMN Perkuat Pengembangan Bisnis Kopi dan Kakao untuk Hadapi EUDR

USAHAMUSLIM – Jakarta, Menteri BUMN Erick Thohir resmi membentuk Tim Pengembangan Bisnis Komoditas Kopi dan Kakao, yang disahkan pada akhir November 2024. Tim ini merupakan perluasan dari PMO Kopi Nusantara, yang telah dibentuk sejak 2022 untuk membangun ekosistem bisnis bagi petani kopi. Dengan mandat baru, PMO kini juga fokus pada pengembangan komoditas kakao secara nasional.

Komoditas kopi dan kakao memiliki kesamaan karakteristik, terutama dalam aspek produksi yang didominasi oleh petani rakyat, yakni 96,1% untuk kopi dan 99,5% untuk kakao. Langkah ini juga sebagai respons atas penerapan European Union Deforestation Regulation (EUDR) pada akhir 2025, yang mencakup tujuh komoditas, termasuk kopi dan kakao.

“Kementerian BUMN berharap PMO Kopi dan Kakao Nusantara dapat meningkatkan kapabilitas serta kesejahteraan petani rakyat. Sinergi antara BUMN dan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini,” ujar Faturohman, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan, Kementerian BUMN, Jumat (6/12/2024). dikutip dari sindonews.com

Pencapaian dan Rencana ke Depan

Dalam tiga tahun terakhir, PMO Kopi Nusantara telah mendampingi lebih dari 12.000 petani kopi di Sumatra dan Jawa melalui program Makmur. Program ini meningkatkan produktivitas petani hingga 48% dengan penerapan praktik pertanian yang baik dan rekomendasi pemupukan yang tepat.

Di hilir, kolaborasi PMO dengan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) berhasil membawa kopi Indonesia ke panggung dunia. Indonesia meraih delapan gelar juara internasional pada 2022–2024, termasuk juara pertama dalam World Barista Championship 2024 di Busan, Korea Selatan. Tak hanya itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah World of Coffee 2025, ajang pertama di Asia Tenggara.

Pada 2025, PMO akan fokus pada dua program utama:

  1. Perluasan Program Makmur untuk komoditas kopi dan kakao di berbagai daerah. Program ini akan mendukung petani rakyat dari aspek produktivitas hingga pemasaran.
  2. Mitigasi penerapan EUDR, dengan menekankan kemampuan petani dalam menelusuri hasil produksi (traceability).

“Dua fokus ini akan ditindaklanjuti melalui program kerja yang melibatkan berbagai pihak, termasuk BUMN, swasta, asosiasi, dan lembaga riset,” ungkap Dwi Sutoro, Ketua PMO Kopi dan Kakao Nusantara.

Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing, produktivitas, dan kesejahteraan petani kopi dan kakao Indonesia, sekaligus memastikan kesiapan menghadapi tantangan regulasi internasional.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button