Kemenperin Perkuat Industri Fesyen dan Kriya Lewat “Rupa Karsa Bali 2025”

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pertumbuhan industri fesyen dan kriya nasional agar semakin berkontribusi terhadap perekonomian, terutama melalui dukungan bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Produk fesyen dan kriya Indonesia yang unik, inovatif, dan mengikuti tren global telah mendapat tempat di pasar internasional.
Salah satu langkah konkret adalah kolaborasi Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) dengan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Denpasar dalam kegiatan Rupa Karsa Bali 2025 yang digelar akhir Juni lalu. Ajang ini menjadi simbol kerja sama dalam memperkuat daya saing sekaligus memperluas akses pasar bagi IKM fesyen dan kriya, khususnya di Bali.
“Kolaborasi ini bertujuan membangun ekosistem industri yang inklusif, inovatif, dan siap bersaing di pasar global,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, Kamis (7/8). Ia menegaskan, Kemenperin berkomitmen mendorong IKM tidak hanya tumbuh berkelanjutan, tetapi juga naik kelas hingga menembus pasar ekspor. Dikutip dari industry.co.id
Dalam kesempatan itu, BPIFK dan HIPPI Kota Denpasar menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) bertema Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya melalui Kolaborasi Kreatif. Kerja sama ini mencakup tiga pilar utama: bimbingan teknis dan pendampingan, pengembangan inovasi dan kreativitas produk, serta penyediaan informasi pasar, promosi, dan kemitraan.
Rupa Karsa Bali dihadirkan sebagai platform integratif yang memadukan edukasi, promosi, dan kolaborasi. Tujuh IKM binaan BPIFK—Theacastor, Anacaraka, Kominela, Waiki Textile, Lului, Seminyak Leather Bali, dan Wira’s Silver Bali—menampilkan karya unggulan dalam fashion show bersama finalis Jegeg Bagus Kampus Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar.
Acara juga diisi talkshow dengan topik seputar keberlanjutan industri, strategi digital, kolaborasi IKM, hingga penggabungan kearifan lokal dalam busana sehari-hari. “Kami ingin kegiatan seperti ini menjadi pemicu kesinambungan pembinaan, peningkatan kapasitas produksi, dan pembukaan pasar yang lebih luas,” kata Reni.
Kepala BPIFK, Dickie Sulistya Aprilyanto, menambahkan bahwa Bali memiliki potensi besar sebagai pusat fesyen dan kriya berbasis budaya lokal yang relevan secara global. “Kolaborasi ini menciptakan ruang tumbuh sehat bagi IKM, memperkuat SDM, dan mendorong lahirnya produk inovatif yang mencerminkan identitas Indonesia,” ujarnya.
Ketua Umum HIPPI Provinsi Bali sekaligus Rektor Undiknas, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, optimistis kerja sama ini akan memacu semangat IKM Bali memperluas pasar ekspor. “Sinergi ini menggabungkan keunggulan lokal dengan strategi pengembangan yang tepat, sehingga produk IKM Bali bisa semakin dikenal dunia,” ucapnya.