Berita

Kemenkeu Sisir Efisiensi APBN Demi Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah melakukan evaluasi terhadap belanja negara guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa belanja negara pada tahun ini mencapai Rp3.621,3 triliun, atau setara dengan 15% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, anggaran tersebut akan difokuskan pada program-program yang lebih produktif untuk mendorong perekonomian nasional.

“Peran APBN harus tetap suportif terhadap ekonomi. Dari total ekonomi nasional, 15% ditopang oleh APBN, sementara 85% lainnya berasal dari sektor lain. Ini yang harus kita optimalkan agar totalnya mencapai 100%,” ujar Suahasil dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025). Dikutip dari detik.com

Presiden Prabowo Subianto pun meminta kajian ulang terhadap belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang mencapai Rp306,69 triliun. Anggaran tersebut dinilai masih memiliki ruang untuk diefisienkan dan dialihkan ke sektor yang lebih produktif.

“Kita ingin memastikan anggaran benar-benar digunakan untuk aktivitas prioritas. Apakah ada yang bisa diefisienkan? Ternyata ada, dan itulah yang sedang kami lakukan, yakni meminimalkan inefisiensi,” jelas Suahasil.

Salah satu hasil efisiensi anggaran ini akan dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal. Selain itu, anggaran juga akan digunakan untuk program penyediaan tiga juta rumah, yang diperkirakan akan menciptakan efek berganda (multiplier effect) dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan menghidupkan industri perumahan.

“Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8%, bahkan lebih, seperti yang disebutkan oleh Pak Hashim. Potensi kita memang lebih dari 8%, dan ini perlu diorkestrasikan dengan baik,” tambah Suahasil.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi sekitar 5%. Namun, dengan optimalisasi APBN, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat dicapai melalui kebijakan anggaran yang lebih efektif dan berdampak luas pada sektor produktif.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button