Berita

Industri Air Minum Kemasan Diproyeksikan Tumbuh 10% di 2025

USAHAMUSLIM, Jakarta – Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) optimistis industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) akan mencatat pertumbuhan hingga 10% di tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut.

“Selama satu dekade terakhir, industri AMDK tumbuh rata-rata 2% per tahun. Namun, pada 2025 kami memperkirakan lonjakan penjualan bisa mencapai 10%,” ujar Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/1/2025). Dikutip dari detik.com

Kinerja Penjualan dan Segmen Pasar

Data industri menunjukkan bahwa antara Oktober 2021 hingga Oktober 2022, segmen kemasan botol mendominasi penjualan dengan nilai mencapai Rp13,3 triliun. Diikuti oleh segmen galon bermerek dengan total penjualan Rp9,68 triliun, galon tidak bermerek Rp5,71 triliun, dan kemasan gelas sebesar Rp3,7 triliun.

Total volume penjualan air kemasan, baik bermerek maupun tidak, tercatat mencapai 36,7 miliar liter dalam periode tersebut.

Kenaikan UMR Picu Daya Beli

Eko menyebut kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) tingkat provinsi sebesar 6,5% yang ditetapkan Presiden Prabowo pada akhir November 2024, mulai berlaku pada 1 Januari 2025, menjadi salah satu faktor pendukung peningkatan daya beli masyarakat.

“Kenaikan upah ini diharapkan menjadi pendorong utama bagi daya beli masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perkembangan industri air kemasan,” jelasnya.

Inovasi dan Adaptasi terhadap Regulasi BPA

Eko menambahkan bahwa industri AMDK bermerek akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang segar, sehat, dan aman. Selain itu, inovasi juga menjadi langkah strategis dalam menghadapi perubahan regulasi, termasuk aturan pelabelan bahaya Bisphenol A (BPA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Regulasi yang diterapkan sejak April 2024 ini mewajibkan pelabelan khusus pada galon bermerek yang mengandung BPA, dengan batas implementasi hingga 2028. Temuan BPOM sebelumnya menunjukkan adanya kontaminasi BPA pada galon bermerek di beberapa daerah yang melebihi ambang batas bahaya.

“Industri air kemasan mampu beradaptasi dengan aturan baru ini. Tren peralihan ke galon bebas BPA mulai terlihat, dipelopori oleh AQUA sebagai market leader. Langkah ini akan segera diikuti oleh produsen lain yang juga peduli terhadap kesehatan konsumen,” tuturnya.

Tren 2025: Galon Bebas BPA

Eko menilai bahwa peralihan ke galon bebas BPA dapat menjadi tren besar di tahun 2025. Dengan pergerakan cepat yang dimulai oleh AQUA, produsen lainnya diharapkan mengikuti langkah serupa untuk menjaga kepercayaan konsumen dan menjawab kebutuhan pasar yang semakin peduli pada kesehatan.

“Industri air kemasan akan terus bertransformasi demi memberikan produk terbaik kepada masyarakat. Kami yakin langkah ini akan mendukung pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang,” tutupnya.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button