FKH Unair dan Disnakeswan Lamongan Perkuat SDM Puskeswan untuk Kendalikan Penyakit Hewan Menular

USAHAMUSLIM, Lamongan – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lamongan berhasil melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) yang bertujuan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
Kegiatan yang berlangsung di aula lantai 2 Disnakeswan Lamongan ini mengusung tema “Penguatan SDM Puskeswan sebagai Ujung Tombak Pengendalian Penyakit Hewan Menular dan Strategis (PHMS) dan Zoonosis”. Sebanyak 42 petugas dari sembilan Puskeswan di Kabupaten Lamongan turut serta dalam pelatihan ini.
Materi yang diberikan mencakup pengendalian penyakit hewan seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD), yang kasusnya terus meningkat di Lamongan berdasarkan data iSIKHNAS 2024. Para peserta dibimbing oleh mahasiswa dari FKH Unair, yakni Ilsan Arvan Nurgas, drh., M.Si., Elisa Diah Pratiwi, drh., dan Tiza Wuri Mawaddah, drh., dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang sebagai bagian dari kolaborasi akademik yang kuat.
Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, drh., M.S., menekankan pentingnya peran biologi molekular dalam pengendalian penyakit. “Pentingnya vaksinasi berbasis sebaran virus di lapangan serta kewaspadaan terhadap penularan antarspesies tidak bisa diabaikan,” ujar Prof. Nidom. Dikutip dari timesindonesia.co.id
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Kadek Rachmawati, drh., M.Kes., memaparkan konsep biosecurity tiga zona dan pentingnya desinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit. “Biosecurity adalah langkah pertama dalam melindungi peternakan dari ancaman penyakit,” jelasnya.
Dr. Kuncoro Puguh Santoso, drh., M.Kes., menambahkan bahwa surveilans menjadi dasar penting dalam pengendalian penyakit. “Dengan surveilans, kita dapat memahami faktor risiko dan menentukan langkah mitigasi yang efektif,” ungkapnya.
Melalui penguatan kapasitas SDM, Puskeswan di Lamongan diharapkan mampu menghadapi tantangan kesehatan hewan, khususnya PHMS dan zoonosis, dengan lebih tanggap. “SDM Puskeswan adalah ujung tombak yang langsung menghadapi tantangan kesehatan hewan. Mereka harus dibekali dengan kemampuan terbaik,” kata Prof. Nidom.
Program ini menunjukkan sinergi yang baik antara akademisi dan pemerintah daerah dalam menangani permasalahan kesehatan hewan yang semakin kompleks. Dengan upaya ini, Lamongan optimistis dapat mengendalikan PHMS dan zoonosis secara lebih efektif.