Dua Pendaki Ditemukan Meninggal Setelah Dua Hari Terjebak Badai di Gunung Bawakaraeng

USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – Tim SAR dari BASARNAS Makassar melaporkan ada ratusan pendaki yang tejebak di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan pada Selasa (17/8/2021) hingga Rabu (18/8/2021) hari ini.
Dari ratusan pendaki yang terdata melakukan pendakian dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke-76 tahun itu, dua orang dilaporkan meninggal dunia. Tim SAR menyebut badai yang terjadi selama dua hari dua malam di puncak gunung itu mengakibatkan banyak pendaki yang mengalami hiportemia..
“Tim kami sejak menerima laporan itu pagi tadi langsung menuju lokasi dan mengevakuasi korban. Jadi ada dua orang, Pak.” Kata Iswandi dari BASARNAS saat dihubungi UM melalui Whatsaap.
Sejak Selasa (17/8) kemarin, tim SAR yang tergabung dalam tim Merah Putih, telah menangani sekitar 30 orang yang mengalami hipotermia. “Sebenarnya kita sudah keluarkan himbauan kepada pendaki untuk segera turun karena cuaca tidak mendukung pendakian. Sebagian langsung turun, namun banyak yang tinggal dan menunggu siang, nah yang lambat turun ini yang terkena badai di jalan akhirnya kedinginan. Sekarang tim kita mengevakuasi pendaki yang hipotermia,” katanya.
Selain karena dihantam badai, ratusan pendaki yang naik ke Gunung Bawakaraeng terkendala makanan yang mengakibatkan banyak korban. Selain itu, dia menyebut banyaknya pendaki di atas Gunung Bawakaraeng karena mereka masuk lewat jalur tak resmi, setelah dilakukan penutupan.
Hingga berita ini diturunkan, total pendaki yang meninggal sebanyak dua orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki dan saat ini sudah berada di Puskesmas Tinggimoncong. Korban pertama bernama Steven William (21 tahun), warga Pallantikang, Kabupaten Gowa. Korban dengan ciri-ciri berambut pendek hitam, kulit putih ini ditemukan di antara Pos 7 dan 6. Sedangkan korban kedua adalah Muhammad Rian (21 tahun), warga BTN Saumata Indah ini ditemukan meninggal dunia di antara Pos 6 dan 5.
Informasi mengenai keadaan korban ini pertama kali diketahui berdasarkan laporan dari salah seorang kawan mereka bernama Wahyudi. Menurut keterangan Wahyudi, mereka melakukan pendakian pada Selasa (17/8) kemarin secara berombongan yang terdiri dari 8 orang, di antaranya Bray, Ocang, Uding, Ardi, Padli, Zaenal, Wahyudi, Steven dan Muh.Rian.
Tim SAR telah menghimbau kepada rombongan pendaki untuk turun dari gunung sejak Selasa kemarin, namun hanya sebagian dari pendaki yang mengindahkan peringatan tersebut. Sebagian memilih untuk tetap bertahan di atas sampai Rabu hari ini.
Ketika rombongan ini baru saja meninggalkan pos 7 menuju pos 6, tiba-tiba salah seorang dari mereka (Seteven William) terjatuh dan lemas. Sambil terus bergerak turun gunung, mereka menggotong kawan mereka yang mulai tidak sadarkan diri. Wahyudi segera menghubungi tim SAR untuk meminta bantuan.
Sesampai di Pos 6, kembali satu orang lagi anggota rombongan ini, yakni Muh.Rian terkulai lemas. Ketika Tim SAR tiba dilokasi, kedua korban itu dinyatakan telah meninggal dunia.
Menyusul kejadian ini, pihak terkait menghimbau kepada semua pendaki dan pecinta alam untuk sementara tidak melakukan pendakian ke puncak Bawakaraeng, mengingat situasi puncak gunung yang kurang memungkinkan untuk pendakian.
Informasi yang dihimpun usahamuslim.id, kedua korban itu meninggal di perjalanan pulang seusai melakukan pengibaran bendera di puncak Gunung Bawakaraeng pada Rabu, 18 Agustus 2021 hari ini.
Meskipun jalur pendakian menuju puncak gunung Bawakaraeng telah ditutup sejak beberapa hari sebelumnya, namun masih banyak pendaki yang lolos mendaki hingga ke puncak gunung. Berdasarkan informasi yang diterima, ada sekitar 812 orang berasal dari pecinta alam dan organisasi yang berhasil mencapai puncak Gunung Bawakaraeng melakukan pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, sejak Selasa kemarin hingga Rabu hari ini.
Anggota SAR Reliqo, Ade Kopasanda yang dihubungi UM mengatakan, Jalur pendakian dari kampung Lembannna menuju Gunung Bawakaraeng yang biasa diakses pendaki ditutup sementara. Penutupan dilakukan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Namun meskipun penutupan telah dilakukan, pihak pemerintah setempat juga telah berkoordinasi dengan TNI/Polri, Ormas beserta relawan juga dilibatkan dalam pelaksanaan penyekatan guna membatasi pergerakan orang. Terdapat pula tiga posko penyekatan pergerakan orang mulai di posko masuk arah wisata alam Malino kemudian posko Kelurahan Pattapang dan Posko Lembanna, kaki Gunung Bawakaraeng. Namun masih juga ada ratusan orang pendaki yang lolos mendaki hingga puncak.
“Kemungkinan untuk lolos memang selalu ada, karena jalur menuju puncak Gunung Bawakaeng banyak terdapat di beberapa titik lain selain di Lembbana,” ungkap Ade.
Pemerintah setempat telah mengimbau agar para wisatawan maupun kelompok pecinta alam untuk sementara mengurungkan niatnya melakukan pendakian maupun menggelar upacara bendera selain masih masa pandemi COVID-19, juga karena cuaca yang masih sangat ekstrem.(UM/Daeng)