ASPRINDO Kembali Gaungkan Program Kampung Industri untuk Bangkitkan Ekonomi Pribumi

Jakarta – Program Kampung Industri yang diinisiasi oleh Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO) kini mulai menunjukkan perkembangan positif setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Ketua Umum ASPRINDO, Jose Rizal, menyampaikan hal ini usai membuka sosialisasi program tersebut kepada pengurus DPP, DPW, dan anggota ASPRINDO.
Jose menjelaskan bahwa untuk mempercepat pengembangan Kampung Industri, ASPRINDO sedang menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah. Di tingkat pusat, ASPRINDO telah berdialog dengan sejumlah kementerian, termasuk Menteri PPN/Bappenas yang memberikan respons positif, Menteri Kelautan dan Perikanan yang telah mengarahkan dirjen terkait untuk meninjau rintisan Kampung Industri perikanan, serta Menteri Desa dan PDT yang dalam waktu dekat akan menandatangani MoU.
Selain itu, ASPRINDO juga berencana bekerja sama dengan perguruan tinggi guna mendapatkan tenaga ahli dan pendampingan. Ketua Dewan Pakar ASPRINDO, Prof. Didin S. Damanhuri dari IPB, telah menyiapkan tim untuk mengawal program ini.
Kampung Industri sebagai Solusi Ekonomi Kerakyatan
Menurut Jose, Kampung Industri dirancang sebagai bentuk gotong royong para pengusaha pribumi untuk memperkuat usaha masing-masing. “Kampung Industri adalah wujud ekonomi kerakyatan yang dikelola secara profesional. Ini merupakan solusi alternatif untuk ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan,” ujar Jose. Dikutip dari liputan6.com
Kampung Industri di setiap wilayah akan fokus pada produk unggulan setempat, didukung oleh kerja sama berbagai elemen masyarakat dan pengusaha anggota ASPRINDO. Kawasan ini akan mengintegrasikan bisnis rumahan dan UMKM menjadi ekosistem usaha profesional.
Strategi ASPRINDO dalam Rintisan Kampung Industri
Sekretaris Jenderal ASPRINDO, Ana Mustamin, menjelaskan peran strategis ASPRINDO dalam mengembangkan Kampung Industri. Pertama, ASPRINDO akan menciptakan nilai tambah (market value creation) melalui pengelolaan hasil pertanian untuk produk antara, seperti food ingredients. Usaha ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor, menjamin penyerapan hasil panen petani, serta menjaga stabilitas harga.
Kedua, ASPRINDO akan menerapkan pendekatan parenting style, di mana pengurus DPP bersama Dewan Pakar memberikan pendampingan manajemen kepada unit usaha DPW. Jika diperlukan, holding company akan dibentuk untuk mengarahkan strategi korporasi dan bisnis.
Ketiga, ASPRINDO akan mengawal operasional dan menetapkan parameter keberhasilan. Dengan langkah ini, Kampung Industri diharapkan mampu menjalankan otomatisasi proses bisnis, digitalisasi layanan, serta menjaga keberlanjutan usaha.
Fokus pada Empat Sektor Industri
Kampung Industri akan berfokus pada empat sektor utama: pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, serta pariwisata. Ana menekankan bahwa program ini membutuhkan proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, namun optimis bahwa pengusaha pribumi dapat bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Kami percaya, dengan gotong royong dan dukungan pemerintah, Kampung Industri dapat menjadi tonggak kebangkitan ekonomi pribumi yang berdaya saing,” tutup Ana Mustamin.