Pengusaha Logistik Harapkan Revisi Pembatasan Angkutan Barang Saat Lebaran

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menegaskan bahwa angkutan logistik memiliki peran krusial dalam mendukung industri dan perdagangan di Indonesia. Menurutnya, kebijakan pembatasan operasional angkutan barang selama libur Lebaran dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang tengah didorong oleh Presiden Prabowo Subianto hingga target 8 persen.
Pernyataan ini disampaikan Bambang menanggapi keberatan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) terhadap kebijakan pembatasan operasional angkutan barang dari 24 Maret hingga 8 April 2025. APTRINDO meminta pengurangan durasi pembatasan dan mengancam akan menghentikan seluruh operasional mulai 20 Maret 2025 jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Bila angkutan logistik berhenti total, dampak kerugian ekonomi bagi masyarakat dan negara akan sangat besar. Pergerakan logistik justru menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, bukan angkutan penumpang,” kata Bambang, Minggu (15/3/2025). Dikutip dari liputan6.com
Ia menjelaskan, pembatasan tersebut akan berdampak serius pada sektor industri, yang akan mengalami penumpukan hasil produksi akibat terhambatnya distribusi. Hal ini berisiko meningkatkan Dwelling Time di pelabuhan, bertentangan dengan target pemerintah untuk mempercepat proses bongkar muat barang.
Selain itu, keterlambatan pengiriman akan menimbulkan biaya Demurrage atau denda akibat penahanan barang di pelabuhan, yang berpotensi merugikan industri dan memperburuk indeks logistik nasional. “Jika indeks logistik kita semakin buruk, kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan menurun,” tambahnya.
Bambang menekankan bahwa pelaku usaha logistik adalah mitra strategis pemerintah. Ia mengingatkan bahwa 90 persen pergerakan logistik nasional masih bergantung pada transportasi darat, sementara angkutan laut dan udara hanya berkontribusi kecil.
“Pemegang kebijakan harus mempertimbangkan ulang kebijakan ini agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.