Arab Saudi Pacu Transformasi Besar di Sektor Real Estat

Pasar real estat Arab Saudi tengah memasuki fase ekspansi tercepat dalam beberapa tahun terakhir. Lonjakan ini didorong proyek strategis pemerintah, reformasi regulasi, dan dinamika demografi nasional. Isu-isu tersebut menjadi sorotan utama dalam Real Estate Development Summit ke-19 yang berlangsung di Ritz-Carlton Jeddah pada 12 November.
Selama dua hari, para pemimpin industri, inovator, hingga eksekutif global berkumpul membahas masa depan real estat Saudi dalam lebih dari 40 sesi dan pertemuan bisnis.
Dorongan Visi 2030: Kota Cerdas dan Desain Berkelanjutan
Sejalan dengan Visi 2030, forum menampilkan bagaimana Saudi membangun kota masa depan melalui teknologi modern, prinsip keberlanjutan, dan desain yang berorientasi manusia. Tren baru yang diangkat meliputi pengembangan biotech cities, inovasi sistem HVAC, pergeseran konsep hunian mewah, hingga integrasi teknologi dalam arsitektur kota.
Pendekatan ini mencerminkan ambisi kerajaan membangun lingkungan urban yang cerdas, kompetitif, dan ramah masa depan.
Reformasi dan Demografi: Sumber Tenaga Pertumbuhan Baru
CEO Asmou Development Co., Essam Ahmad Kalthoum, menilai peluang besar tengah terbuka berkat pertumbuhan penduduk, reformasi regulasi, dan restrukturisasi finansial yang mempercepat realisasi mega-proyek real estat.
Ia mencatat permintaan properti meningkat di berbagai segmen, mulai dari perhotelan hingga logistik. Dengan 35 persen populasi berasal dari generasi muda dan tingkat kelahiran 2,3 persen per tahun, pasar hunian menjadi salah satu yang paling dinamis.
Generasi muda kini lebih memilih hunian compact dan efisien, namun tetap dekat pusat gaya hidup dan fasilitas publik—menciptakan peluang baru bagi pengembang.
Riyadh Melaju, Kota Strategis Tetap Kompetitif
Riyadh menjadi kota dengan pertumbuhan tercepat berkat proyek-proyek berskala nasional. Meski demikian, Jeddah, Al-Khobar, Makkah, dan Madinah tetap menjadi magnet investasi berkat nilai historis, budaya, dan posisi ekonominya.
Di Jeddah, potensi kawasan pesisir dan perannya sebagai gerbang menuju dua kota suci memperkuat daya tarik pasar. Kalthoum menambahkan, reformasi pembiayaan membuat sistem pendanaan proyek kini lebih jelas dan efisien—faktor penentu bagi pengembang dalam mengeksekusi proyek besar.
Menuju Kota Berjalan Kaki dan Kawasan Mixed-Use
Ron Bakker, Co-founder PLP Architecture, menekankan kebutuhan pembangunan kawasan mixed-use dan area ramah pejalan kaki. Ia merujuk pada keberhasilan Tokyo dan London yang memadukan hunian, perkantoran, dan rekreasi dalam satu zona terintegrasi.
Menurutnya, kota modern harus menjadi destinasi yang hidup, bukan sekadar area transit. Identitas lokal, sejarah, dan kebutuhan masyarakat harus melebur dalam desain kota.
Desain Saudi Bergerak ke Era Kemewahan Berkarakter
Lamees Al-Ghamdi dari ARAC menilai standar desain di Saudi kini berkembang menuju kemewahan yang lebih matang. Jika sebelumnya masyarakat menilai modern sebagai peningkatan kualitas, kini desain harus lebih terkurasi dan menampilkan identitas Saudi secara kuat.
Ia menyebut kawasan Diriyah sebagai contoh sukses memadukan warisan budaya dengan estetika modern.
Sumber: kabarsaudi.com