Pangkas Rambut Asgar: Usaha Mikro dari Garut yang Tetap Eksis di Tengah Persaingan Modern

Jakarta – Hanya berjarak kurang dari lima menit berjalan kaki dari Stasiun Kebayoran ke arah Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, berdiri sebuah usaha pangkas rambut sederhana bernama Pangkas Rambut Kapten. Beroperasi di ruko kecil berukuran 2×5 meter, Yusuf (28), seorang pria asal Garut, Jawa Barat, menjalankan usahanya dengan peralatan sederhana seperti sisir, gunting, dan mesin cukur.
Dengan tarif mulai dari Rp 25.000 per kepala, Yusuf mampu melayani hingga 15 pelanggan per hari, menghasilkan pendapatan rata-rata Rp 300.000. Usaha yang ia jalani sejak 2019 ini didasari keterampilan otodidak yang ia pelajari dari teman-temannya di Garut. “Kurang lebih lima tahun. Otodidak karena lingkungan saya banyak yang profesinya sama,” ungkap Yusuf saat ditemui di tokonya pada Jumat (17/1/2025). Dikutip dari detik.com
Layanan yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari cukur rambut dewasa seharga Rp 25.000, anak-anak Rp 20.000, semir rambut Rp 50.000, hingga cukur kumis Rp 5.000. Meski sederhana, Yusuf juga menyediakan layanan sesuai tren rambut masa kini, bahkan melayani model yang dibawa pelanggan melalui foto.
Persaingan dengan Pangkas Rambut Modern
Sekitar 6 kilometer dari Pangkas Rambut Kapten, sebuah barbershop modern bernama Fix Up Barber Shop berdiri di Jalan Wolter Monginsidi, Kebayoran Baru. Barbershop ini menyasar pelanggan menengah atas dengan tarif lebih tinggi. Untuk layanan potong rambut standar saja, pelanggan dikenakan Rp 90.000, sementara layanan tambahan seperti mencukur halus rambut dikenai biaya Rp 130.000.
Aang (44), salah satu juru cukur di Fix Up Barber Shop, juga berasal dari Garut dan telah berkecimpung di dunia pangkas rambut selama lebih dari 25 tahun. Meski bekerja di barbershop modern, keterampilan Aang juga berasal dari belajar secara otodidak. “Dulu praktik langsung di kepala orang. Sekarang sih sudah ada sekolahannya,” ujar Aang.
Morris (33), pelanggan setia Aang selama 14 tahun, mengaku memilih Fix Up Barber Shop karena pelayanan yang profesional dan personal. Selain potongan rambut yang memuaskan, pelanggan juga mendapatkan layanan tambahan seperti pijat dan cuci rambut, yang sudah menjadi bagian dari servis.
Dilema Usaha Mikro
Meski terus bertahan, usaha mikro seperti pangkas rambut tradisional menghadapi tantangan besar. Nailul Huda, ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa usaha mikro sering kali stagnan karena keterbatasan permodalan. Ekspansi membutuhkan investasi besar yang sulit dijangkau oleh pelaku usaha kecil.
Namun, menurut Huda, kekhasan pangkas rambut Asgar, seperti layanan pijat dan nuansa kedaerahan, menjadi daya tarik tersendiri yang membuatnya tetap bertahan. “Usaha dengan menonjolkan kedaerahan membawa efek positif. Mereka lebih dikenal sebagai bagian dari warisan daerah,” jelasnya.
Wijayanto Samirin, ekonom dari Universitas Paramadina, menambahkan bahwa ekonomi mikro seperti pangkas rambut Asgar memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, menampung lebih dari 95% tenaga kerja. “Asgar tetap bertahan karena menawarkan pengalaman yang ramah, biaya terjangkau, dan nilai tambah seperti bonus pijat. Kombinasi ini membuatnya terus hidup di tengah gempuran modernisasi,” tutupnya.