Pemerintah Pastikan Tak Ada Impor Jagung Tahun Ini, Produksi Nasional Surplus

Jakarta — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pemerintah tidak akan membuka keran impor jagung sepanjang 2025. Kebijakan ini serupa dengan beras yang juga tidak diimpor.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan hal itu dalam acara Launching Penyaluran SPHP Jagung 2025 di Kantor Bapanas, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
“Kali ini sama, tidak mengimpor jagung seperti beras. Tapi kita harus jaga agar petani tetap mau menanam jagung. Jadi dua-duanya harus terjaga,” ujar Arief. Dikutip dari bisnis.com
Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional pada Januari—Oktober 2025 mencapai 12,96 juta ton. Angka ini naik 460.000 ton atau 3,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12,50 juta ton.
Sementara kebutuhan jagung pada periode yang sama tercatat 12,58 juta ton, naik 9,77% dari 11,46 juta ton pada 2024. Dengan demikian, masih ada surplus sekitar 380.000 ton sepanjang 10 bulan pertama 2025.
Di sisi lain, rata-rata harga jagung pipil kering (JPK) di tingkat peternak berada di Rp6.692 per kilogram per 22 September 2025, dengan harga tertinggi Rp7.913 per kilogram di Kepulauan Riau.
BPS juga memperkirakan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% dapat mencapai 13,6 juta ton pada Januari—Oktober 2025, naik 3,98% dibandingkan tahun lalu. Estimasi itu diperoleh dari total luas panen 2,35 juta hektare, meningkat 4,25% dari 2,25 juta hektare pada periode yang sama 2024.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan produksi tersebut tersebar merata sepanjang tahun, dengan puncak pada Februari sebesar 1,86 juta ton. “Angka realisasi bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari perkiraan, karena sebagian jagung juga dipanen muda atau untuk pakan ternak,” jelas Pudji.