Pengungsi Banjir Telat Makan, Walikota Makassar Berhentikan Kepala BPBD dan Kadis Sosial
USAHAMUSLIM.ID, MAKASSAR – Pasca terjadinya curah hujan yang tinggi selama tiga hari di kota Makassar dalam minggu kedua bulan ini, mengakibatkan banjir kembali melanda dua kecamatan di wilayah timur kota Makassar, yakni Kecamatan Manggala dan Kecamatan Biringkanaya.
Warga di kedua kecamatan itu terpaksa harus diungsikan ke wilayah-wilayah yang tinggi dan bebas banjir.
Pantauan UM Sabtu (16/03) pagi ini, terpantau pengungsi masih bertahan di posko-posko penampungan, seperti terlihat di Mesjid Grand Rahmani, Jalan Paccerakkang, kecamatan Biringkanaya.
Pengungsi yang sebagian besar ibu ibu dan anak-anak itu memilih bertahan di Mesjid berkubah emas tersebut, karena hujan yang masih terus mengguyur dan ketinggian genangan air di sejumlah titik yang belum surut. Sementara kaum lelaki sebagian memilih bertahan di rumah untuk mengawasi rumah dan harta benda mereka.
Walikota Makassar, Danny Ramadhan Pomanto beserta rombongan dari pemerintah kota Makassar, usai melakukan pemantauan di lokasi banjir, Jumat (15/03) kemarin, langsung melakukan evaluasi kinerja dalam jajaran dan dinas terkait dalam penanganan musibah banjir tersebut. Danny menilai, dinas sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Makassar kurang tanggap dalam penanganan masalah banjir. Untuk itu dirinya merasa perlu menonjobkan pucuk pimpinan di kedua instansi tersebut.
“Kita akan menunjuk pelaksana harian untuk menggantikan sementara kadinsos dan kepala BPBD, adapun teknisnya akan dilaksanakan pihak BKD, “kata Danny.
Alasan pemberhentian sementara kedua pimpinan instansi tersebut, karena lambatnya mereka dalam merespon dan menangani warga yang terdampak banjir. Dalam melakukan peninjauan di lokasi banjir kemarin, Walikota tidak melihat adanya dapur umum di pengungsian, padahal para pengungsi telah berada di pengungsian sejak Rabu (10/3) lalu.
“Pengungsi belum makan, dikatakan sudah makan semua, padahal yang mereka makan adalah makanan sumbangan dari warga. Ini sesuatu yang tidak boleh terjadi. Pemerintah harus hadir saat warganya tertimpa musibah. Makanya kita akan lakukan evaluasi kinerja terhadap dua instansi itu,” tegasnya saat ditemui usahamuslim di lokasi banjir.
Danny menambahkan, bahwa pihaknya mengambil sikap tegas memberhentikan kedua pimpinan instansi tersebut, karena mereka telah diinstruksikan jauh-jauh hari sebelumnya, untuk selalu bersiap siaga mengantisipasi banjir, karena curah hujan masih tinggi, dan diperkirakan akan terus mengguyur hingga awal Mei mendatang.
Salah satu komunitas relawan yang turun melakukan evakuasi warga di hari pertama banjir adalah Relawan Imam Muslim. Salah seorang anggota relawan, Syahrul Ramadhan kepada usahamuslim.id mengatakan pihaknya kali ini tidak menurunkan personil secara “full” dan hanya melakukan upaya evakuasi.
“Di hari pertama itu kita hanya melakukan upaya evakuasi warga yang terjebak banjir, untuk kegiatan pengumpulan bantuan logistik insya Allah kita akan lakukan bila diperlukan, tetapi mudah mudahan banjir segera surut dan warga yang mengungsi bisa kembali ke rumah masing-masing,” kata Syahrul (UM/Daeng Anas)