Inspirasi Bisnis

Dari Nol hingga Sukses: Penjual Katul dan Pakan Ternak

Siapa sangka dari bisnis sederhana seperti jualan katul dan pakan ternak ayam, seorang pemuda asal Blitar bisa membangun rumah sendiri dan membeli mobil? Cerita inspiratif ini datang dari Henggi Saputra, pria berusia 27 tahun yang berhasil mengubah kegagalan dan keterbatasan menjadi batu loncatan menuju kesuksesan.

Awal Perjalanan: Dari Gagal Ternak hingga Jadi Sopir

Henggi memulai usahanya dengan beternak burung puyuh. Bermodal bantuan dari orang tua, ia memelihara hingga 2.000 ekor. Sayangnya, harga telur jatuh drastis dan usaha tersebut bangkrut. Kehilangan arah, Henggi sempat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai sopir truk. Meski penghasilannya lumayan—sekitar Rp500 ribu hingga Rp600 ribu dalam 4 hari—ia merasa hidupnya tidak menentu dan jauh dari keluarga.

“Setiap hari hidup di atas roda. Pikiran ke mana-mana. Masa saya mau seperti ini terus sampai tua?” kenangnya.

Titik Balik: Mimpi Anak Lahir Saat di Jalan

Kehidupan sebagai sopir akhirnya ditinggalkan setelah sebuah kejadian emosional. Ketika anak pertamanya akan lahir, Henggi sedang dalam perjalanan kerja dan tidak bisa mendampingi sang istri di rumah sakit. Peristiwa itu membuatnya sadar: ia ingin berada lebih dekat dengan keluarga, terutama setelah sang istri meminta ia berhenti kerja dan mencari penghasilan dari rumah.

Namun, keputusan untuk berhenti jadi sopir tidak langsung membawa keberhasilan. Henggi sempat mencoba jualan sparepart motor secara online, tapi hasilnya hanya cukup untuk makan. Bahkan sempat untung hanya Rp10.000 hingga Rp5.000 per transaksi.

Dari Ayam ke Katul: Awal Usaha Jualan Pakan Ternak

Tak menyerah, Henggi mencoba ikut ayahnya berjualan ayam hidup ke kampung-kampung. Namun selama satu minggu, 20 ekor ayam yang dibawanya tak laku satu pun. “Pulang itu saya menangis, Mas,” ceritanya. Dari situ, ia menyerah untuk berjualan ayam.

Peluang baru datang dari kakak iparnya yang menawarkan Henggi untuk mengantar katul ke peternak. Dengan modal Rp10 juta, ia mulai mengantarkan katul ke tiga peternak. Namun, ketika kakaknya berhenti memberi order, Henggi kembali bingung.

Lalu muncul ide: kenapa tidak buka usaha pakan ternak sendiri saja?

Merintis Toko Pakan Ternak Sendiri

Kebetulan, kakaknya memiliki ruko yang sudah lama tidak digunakan. Henggi pun menyulap ruko tersebut menjadi toko pakan ternak ayam. Di hari pertama buka, ia hanya mendapatkan untung Rp16.000. Tapi ia tak patah semangat. Dengan sistem promosi sederhana—membawa sampel katul dalam plastik ke kandang-kandang peternak—ia menawarkan langsung produknya.

Perlahan tapi pasti, penjualannya naik menjadi Rp80.000 per hari dalam 1–2 bulan. Kini, Henggi menjalankan toko pakan ternak yang cukup stabil, dengan gudang di Plosorejo, Blitar, dan pelanggan tetap dari berbagai kalangan peternak ayam.

Tantangan yang Tidak Instan

Perjalanan Henggi penuh jatuh bangun. Dari gagal beternak, jadi sopir, jualan sparepart, gagal jual ayam, hingga akhirnya sukses di bisnis pakan ternak. Tidak ada yang instan, semua dimulai dari nol. Bahkan saat usahanya mulai berkembang, istrinya tidak bisa membantu menjaga toko karena harus mengurus anak kecil. Henggi harus bekerja keras sendirian—mencari pelanggan, mengantar pakan, hingga mengurus toko.

Namun ia tak mengeluh. Justru dari usahanya ini, Henggi bisa membeli mobil, membangun rumah, dan membahagiakan orang tua. Kini, setiap kali orang tua membutuhkan bantuan, ia bisa langsung memberi tanpa pikir panjang.

Kunci Sukses Henggi: Konsistensi dan Kemauan Bangkit

Cerita Henggi mengajarkan bahwa peluang bisa datang dari mana saja, bahkan dari katul dan pakan ayam. Yang terpenting adalah niat, konsistensi, dan keberanian untuk bangkit setelah jatuh. Banyak orang meremehkan usaha seperti ini, tapi Henggi membuktikan bahwa dari jualan pakan ternak ayam pun bisa menciptakan penghasilan besar asalkan ditekuni.

Kini, ia bukan hanya pedagang pakan ternak biasa. Ia adalah contoh nyata anak muda yang mampu menciptakan peluang dan menata masa depan dari usaha kecil di desa.

Jika kamu merasa terinspirasi dari kisah ini dan tertarik memulai usaha serupa, jangan ragu untuk mencoba. Mulailah dari yang kecil, tekuni dengan konsisten, dan lihat bagaimana hasilnya tumbuh dari waktu ke waktu.

Yuk, bagikan kisah ini ke teman-temanmu yang sedang cari inspirasi usaha dari nol!

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button