Kemendag Fasilitasi 1.049 UMKM Masuk Pasar Ekspor Sepanjang 2025
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memperluas akses pasar internasional bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, sepanjang periode Januari–Oktober 2025, sebanyak 1.049 UMKM telah difasilitasi untuk masuk ekspor melalui program UMKM BISA Ekspor.
“Sampai Januari–Oktober kita sudah memfasilitasi sebanyak 1.049 UMKM,” ujar Budi dalam Rapimnas 2025 Kadin Indonesia di Jakarta, Senin. Dikutip dari antaranews.com
Program tersebut mencatat nilai transaksi senilai 130,17 juta dolar AS, dengan 70 persen di antaranya berasal dari UMKM yang belum pernah melakukan ekspor sebelumnya. Budi menyebut capaian ini sebagai langkah konkret pemerintah untuk memperkuat kehadiran UMKM Indonesia di pasar global.
“Ini salah satu cara bagaimana kita mendorong UMKM masuk ke pasar global,” tegasnya.
Program UMKM BISA Ekspor—akronim dari Berani Inovasi Siap Adaptasi—memiliki tiga fokus utama: inovasi desain produk, pencetakan eksportir UMKM baru, serta peningkatan peran agregator untuk memperluas jaringan pasar luar negeri.
UMKM Ritel Modern Jadi Jalan Pembuka Ekspor
Budi juga menjelaskan bahwa UMKM yang berhasil masuk ritel modern memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar ekspor, karena telah memenuhi standar kualitas global.
“Ketika sebuah produk UMKM diterima di ritel modern, artinya produk ini sudah memiliki standar ekspor. Kami ingin usaha menengah ke bawah juga dapat menikmati ekspor, maka UMKM dan ritel modern kami ajak jalan bersama untuk mengisi pasar dalam negeri sekaligus go global,” ujarnya.
Pola kemitraan UMKM dengan ritel modern disebut berperan dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing sekaligus mendorong konsumsi produk lokal. Langkah ini dinilai mampu mengurangi ketergantungan masyarakat pada produk impor.
Budi menegaskan bahwa kualitas menjadi kunci agar produk UMKM diminati konsumen, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.
