Vaksin Nusantara Dijamin Halal dan Aman

USAHAMUSLIM.ID,MAKASSAR – Antusiasme masyarakat Indonesia untuk menjalani vaksinasi covid-19, sebenarnya cukup tinggi. Data yang diperoleh dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per Juli 2021 menyebutkan sebanyak 72,4 persen masyarakat menyatakan bersedia divaksin. Jumlah itu meningkat dari bulan Januari 2021 yang hanya sebesar 51 persen. Adapun sisanya menyatakan tidak bersedia divaksin, dipengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan mereka terhadap vaksin yang beredar saat ini.
Hasil Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang dilakukan secara random terhadap 1.200 responden dari 34 provinsi menunjukkan sebanyak 30 persen lebih masyarakat tidak bersedia divaksin.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan sebagaimaa dikutip mengatakan, ada tiga alasan mengapa masih banyak masyarakat yang menolak vaksinasi, pertama, takut dengan efek samping vaksinasi sebanyak 55 persen, yang menganggap vaksin tidak efektif sebesar 25,5 persen dan yang tidak membutuhkan vaksin karena merasa sehat adalah 19,9 persen, Adapula yang meragukan dan mempersoalkan kehalalan dari vaksin yang ada saat ini.
Terkait hal itu sejumlah peneliti dalam negeri berusaha memproduksi vaksin sendiri yang halal dan sehat. Majelis Ulama Indonesia memberikan apresiasi atas ikhtiar yang dilakukan oleh anak bangsa untuk memenuhi kebutuhan vaksin yang aman, sehat dan halal dalam mengatasi pandemi Civod-19.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia, Amirsyah Tambunan dikutip dari Republika.co.id menyatakan, ikhitiar yang digagas oleh dua orang mantan menteri kesehatan Indonesia, dr.Terawan Agus Putranto dan dr. Siti Fadilah Supari bersama Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair, Prof.drh Chairul Anwar, patut diapresiasi dan didukung dengan positif.
“Ini patut kita syukuri bahwa para ahli kita dapat membuat vaksin sendiri.” kata Amirsyah.
Dalam sebuah dialog kanal Youtube, Senin (30/8), Prof.Nidom menyampaikan, vaksin Nusantara merupakan potensi bagi Indonesia untuk ikut serta mengambil ‘keberkahan’ di balik musibah pandemi yang melanda dunia saat ini. Menurutnya pembuatan vaksin dalam negeri memiliki aspek ekonomi yang besar, apalagi metode pembuatannya menggunakan terobosan baru dalam tekhnologi pembuatan vaksin.
“Semua vaksin yang beredar saat ini dibuat dengan menggunakan tekhnologi yang sama dengan tekhnologi 300 tahun lalu, tidak ada yang baru. Berbeda dengan metode yang kita gunakan dalam memproduksi vaksin Nusantara ini. Kita menggunakan terobosan baru yang telah diuji klinis dalam 2 fase, dan tidak ditemukan masalah, bahkan semua pasien merasa nyaman setelah dilakukan penyuntikan vaksin Nusantara ini.” Kata Nidom.
Meskipun potensi ekonominya sangat besar, namun pihaknya menegaskan tidak menjadikan profit itu sebagai tujuan utama. Yang menjadi fokus perhatiannya adalah, bagaimana menghadirkan sebuah vaksin yang aman, sehat dan halal bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Selain menguntungkan dari sisi ekonominya, vaksin Nusantara juga menguntungkan dari sisi agama karena kehalalannya. Vaksin Nusantara juga telah terbukti bebas dari resiko toksititas (keracunan). Dan hal ini bisa menjadi faktor utama dalam memasarkan vaksin Nusantara ini ke negara-negara Islam di dunia.
Secara rinci Nidom mengungkapkan ada lima keuntungan dari vaksin Nusantara, di antaranya :
1.Bahan yang digunakan halal dan bebas subhat.
2.Tidak menimbulkan KIPI (Karena tidak menimbulkan inflamasi)
3.Bisa diberikan kepada anak-anak dan lansia
4.Bisa diberikan kepada penderita KOMORBID
5,Tekhnologi VAKNUS bisa bersifat khusus (seperti TNI/POLRI/Abdi Negara yang akan ditugaskan di daerah baru)
Inflamasi adalah kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang kerap dialami peserta vaksinasi Covid-19 seperti reaksi demam, kepala pusing, terjadi pembengkakan, bercak kemerahan dan sebagainya usai seseorang menerima suntikan vaksin konvensional. Sedangkan vaksin Nusantara bebas dari efek seperti itu, bahkan bermanfaat untuk merendahkan inflamasi yang komorbid akibat adanya penyakit bawaan.
“Vaksin Nusantara ini bisa menurunkan beban komorbid penyakit bawaan, sehingga aman untuk pasien yang memiliki penyakit bawaan, itu terbukti setelah dilakukan vaksinasi kepada mantan menteri kesehatan Siti Fadila dan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, komorbidnya mengalami penurunan.” Ungkap Nidon.
Hasil penelitian yang dilakukan Nidom dan tim juga membuktikan, vaksin Nusantara memiliki kemampuan menjinakkan mutasi virus Delta dari ganas menjadi lemah. bahkan Vaksin Nusantara ini bisa mengikuti permutasian virus Covid-19 dengan cepat. Karena hanya butuh 7-8 hari untuk pembuatan sebuah vaksin, dan dalam tempo 50 hari saja, sudah bisa tercipta sebuah vaksin dengan formula yang baru.
Menurut Nidom, virus Covid ini termasuk virus yang cerdik, karena mampu bemutasi dengan cepat menjadi ratusan varian. Dikatakannya, varian yang paling banyak saat ini adalah varian Delta dengan ribuan varian lain yang berbeda, sehingga dibutuhkan vaksin yang mampu berformulasi dengan cepat menandingi mutasi virus itu, dan vaksin Nusantara adalah jawabannya.(UM/Daeng)