Kolaborasi Kehutanan dan Pertanian: Agroforestry untuk Ketahanan Pangan

Takalar – Kementerian Kehutanan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian menggelar Penanaman Serentak Agroforestry Pangan, mencakup penanaman padi di lahan kering serta Multi-Purpose Tree Species (MPTS). Salah satu lokasi kegiatan ini adalah sekitar Bendungan Pamukkulu, Kabupaten Takalar.
Acara ini dihadiri oleh Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, Penjabat Bupati Takalar, Muhammad Hasbi, serta Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan, Januanto.
Penanaman ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara berkelanjutan dengan pendekatan agroforestry. Sistem ini mengintegrasikan tanaman kehutanan dan pertanian guna meningkatkan produktivitas lahan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Pendekatan agroforestry juga dianggap sebagai solusi adaptif dan mitigatif yang efektif dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan, Januanto, mengapresiasi dukungan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ia menegaskan bahwa program ini selaras dengan prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Kami dari Kementerian Kehutanan sangat mendukung program prioritas Kementerian Pertanian. Kolaborasi ini menjadi sinergi yang kuat dalam menjaga ketahanan pangan,” ujar Januanto. Dikutip dari fajar.co.id
Senada, Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, menyatakan bahwa pemerintah daerah turut mendukung visi Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi.
“Ini adalah kerja sama yang baik antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan. Alhamdulillah, kami mendukung penuh program ini,” katanya.
Di Sulawesi Selatan sendiri, sekitar 57.000 hektar lahan perhutanan sosial telah diidentifikasi sebagai lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.600 hektar telah diverifikasi dan siap ditanami padi Gogo.
“Hari ini kita memulai penanaman di sekitar Bendungan Pamukkulu, Kabupaten Takalar, dengan luas sekitar 1 hektar,” jelas Prof. Fadjry Djufry.
Secara nasional, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian menargetkan pengembangan agroforestry pangan di lahan seluas 1,1 juta hektar.
“Harapan kami, seluruh provinsi termasuk Sulawesi Selatan dapat memanfaatkan lahan ini untuk menanam padi Gogo dan jagung. Tanaman ini sangat sesuai bagi petani skala kecil dan menengah, atau yang dikenal sebagai Large Medium Hatchery (LHM) di Sulsel,” tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras pada tahun ini. Salah satu kontribusi penting dalam pencapaian target tersebut berasal dari program perhutanan sosial. Program ini berkaitan erat dengan upaya pengentasan kemiskinan, pengelolaan hutan berkelanjutan, pengembangan ekonomi lokal, pengurangan konflik sosial, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, Penjabat Bupati Takalar, Muhammad Hasbi, menegaskan bahwa penanaman padi Gogo di lahan kering dilakukan pada 219 area perhutanan masyarakat dan perhutanan tanaman rakyat.
“Program ini memberikan potensi besar dalam menambah cadangan pangan nasional. Ini adalah terobosan luar biasa dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan,” pungkasnya.