Kediri Disiapkan Jadi Sentra Sapi Perah Nasional, Kementan Dorong Investasi Berbasis Kemitraan

Kediri – Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tengah bersiap menjadi pusat pengembangan sapi perah skala besar, menyusul dukungan penuh dari Kementerian Pertanian melalui kemitraan strategis antara pemerintah daerah dan pelaku usaha.
Dalam forum diskusi terbatas yang digelar pada Kamis (4/7/2025), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menyatakan komitmennya untuk mendorong investasi subsektor peternakan, salah satunya lewat pengembangan sapi perah oleh PT Irfai Berkah Sejahtera (IBS) di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Makmun, menegaskan bahwa langkah investasi ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam memperkuat rantai pasok peternakan dari hulu hingga hilir.
“Pengembangan industri sapi perah seperti ini memperkuat ketahanan pangan hewani, menciptakan lapangan kerja, dan mendekatkan industri pengolahan ke sentra produksi,” ujarnya.
Saat ini, PT IBS telah memiliki sekitar 700 ekor sapi pedaging dan 228 ekor sapi perah. Dalam lima tahun mendatang, perusahaan menargetkan penambahan populasi sapi perah hingga 3.000 ekor. Sebagai tahap awal, kandang berkapasitas 500 ekor direncanakan rampung pada 2025, dan sebanyak 100 ekor sapi perah telah didatangkan dari Australia melalui skema joint shipment bersama PT Greenfields.
Untuk mendukung ekspansi ini, PT IBS mengajukan pemanfaatan lahan seluas 23 hektare milik Pemerintah Kabupaten Kediri, yang akan dijadikan kawasan peternakan dan sumber pakan. Sementara itu, fasilitas pengolahan susu akan dibangun di lahan milik perusahaan.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menyatakan dukungan penuh terhadap proyek ini.
“Support investasi tidak boleh lambat. Saya tidak ingin investasi strategis seperti ini terhambat urusan administrasi,” tegasnya dalam rapat bersama jajaran Pemkab Kediri.
Kementerian Pertanian menilai proyek ini sangat sejalan dengan agenda nasional, terutama dalam mendorong peningkatan produksi susu segar dalam negeri serta mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang tengah dicanangkan pemerintah pusat.
Selain mendorong ketahanan pangan, PT IBS juga menunjukkan komitmen sosial dengan menyiapkan anggaran CSR sebesar Rp200 juta hingga Rp300 juta per tahun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan rumah tidak layak huni dan pemberdayaan masyarakat miskin usia produktif sebagai tenaga kerja peternakan.
Guna memperlancar pelaksanaan proyek, pemerintah daerah tengah mempercepat proses pengalihan status lahan dari hak guna usaha (HGU) PD Margomulyo menjadi hak pengelolaan lahan (HPL) milik Pemkab Kediri. Proses ini akan menjadi dasar kerja sama jangka panjang antara pemerintah daerah dan Kementerian ATR/BPN, melalui skema kerja sama pemanfaatan (KSP) hingga 30 tahun atau penyediaan infrastruktur (KSPI) selama 50 tahun.
Kementan berharap, model investasi berbasis kemitraan ini dapat direplikasi di daerah lain guna mempercepat peningkatan produksi susu nasional dan memperkuat ketahanan pangan hewani secara berkelanjutan.