Hukum & Adab Berkurban: Panduan Lengkap Idul Adha

Hukum Qurban – Berkurban bukan hanya soal menyembelih hewan pada Hari Raya Idul Adha, tetapi juga mencerminkan ketaatan dan kepasrahan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla. Ibadah ini memiliki akar sejarah yang dalam, hikmah yang agung, dan aturan yang tidak bisa diabaikan. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai hukum, adab, hikmah, dan hal-hal penting seputar ibadah kurban, agar kita bisa melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Asal-Usul dan Sejarah Disyariatkannya Kurban
Perintah berkurban bermula dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail. Tanpa ragu, beliau taat pada perintah tersebut. Namun, sebagai bentuk rahmat Allah, penyembelihan itu digantikan dengan seekor hewan dari langit:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat: 107)
Sejak saat itu, berkurban menjadi ibadah tahunan yang dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk ketakwaan dan pendekatan diri kepada Allah.
Pengertian Kurban Menurut Bahasa dan Istilah
Dalam bahasa Arab, kurban dikenal dengan istilah “udhiyah” (أضحية). Menurut para ulama bahasa seperti Imam Al-Jauhari dan Imam Al-Ashma’i, istilah ini memiliki beberapa bentuk pelafalan, seperti أُضحية, إِضحية, ضحية, dan أضحاه, yang semuanya merujuk pada hewan yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha.
Secara istilah, udhiyah adalah menyembelih unta, sapi, atau kambing pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dengan niat beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Hukum Berkurban: Sunnah Muakkadah (yang Ditekankan)
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum berkurban adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa berkurban hukumnya wajib bagi yang mampu, dengan berdalil pada ayat:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun, terdapat penekanan agar tidak menyembelih sebelum shalat Idul Adha, seperti sabdanya:
مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيَذْبَحْ
“Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka hendaklah ia mengulangi.” (Muttafaq ‘Alaih)
Hikmah dan Keutamaan Berkurban
Berkurban bukanlah ritual kosong. Di dalamnya terdapat banyak hikmah dan manfaat, antara lain:
- Mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub)
Seperti disebut dalam Al-Qur’an:قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS, Al-An’am: 162)
- Mengikuti sunnah Nabi Ibrahim alaihissalam
Dengan menyembelih hewan kurban, kita menghidupkan kembali kisah kepasrahan Nabi Ibrahim dan keteguhan Nabi Ismail. - Memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan kaum fakir miskin
Daging kurban yang dibagikan menjadi simbol solidaritas sosial dan kepedulian antar sesama. - Sebagai bentuk syukur atas nikmat rezeki dan kemampuan
Allah telah menundukkan hewan-hewan ternak untuk manusia, maka pantaslah jika kita bersyukur dengan menyembelihnya dalam bentuk ibadah.
Pahala dan Keutamaan Amalan Berkurban
Meskipun tidak ada hadits yang benar-benar sahih yang secara eksplisit menjelaskan pahala kurban, namun beberapa hadits hasan menyebutkan keutamaannya. Salah satu sabda Rasulullah SAW:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا
“Tidak ada amalan anak Adam di Hari Raya Kurban yang lebih dicintai Allah daripada menumpahkan darah (hewan kurban).” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Bahkan disebutkan, setiap helai rambut dari hewan kurban akan diganjar satu kebaikan. Termasuk pula setiap helai bulu domba.
Adab dan Larangan Bagi Orang yang Ingin Berkurban
Salah satu adab penting dalam berkurban adalah tidak memotong rambut dan kuku sejak masuknya bulan Dzulhijjah hingga hewan dikurbankan. Ini berdasarkan hadits dari Ummu Salamah, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian melihat hilal pertanda datangnya Dzulhijjah dan ingin berkurban, maka janganlah memotong rambut atau kukunya.” (HR. Muslim)
Tujuan larangan ini adalah agar tubuh orang yang berkurban tetap dalam kondisi sempurna, dan diserupakan dengan orang yang sedang ihram.
Jika seseorang melanggar larangan ini, para ulama seperti Imam Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa tidak ada fidyah atau denda, cukup dengan beristighfar dan tetap melanjutkan kurban.
Syarat dan Ketentuan Hewan Kurban yang Sah
Tidak semua hewan boleh dijadikan kurban. Ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi:
1. Umur Hewan Kurban
- Kambing/domba: minimal 6 bulan (jadz’ah)
- Sapi/kerbau: minimal 2 tahun
- Unta: minimal 5 tahun
Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW:
“Jangan kalian menyembelih kecuali musinnah (hewan yang cukup umur), kecuali jika sulit didapat, maka boleh jadz’ah dari domba.” (HR. Muslim)
2. Kondisi Fisik Hewan Kurban
Hewan kurban harus sehat dan tidak cacat. Tidak sah jika hewan:
- Buta sebelah atau rusak matanya
- Sakit parah
- Pincang
- Terlalu kurus hingga tidak ada lemaknya
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
“Ada empat hewan yang tidak sah dijadikan kurban: yang buta sebelah matanya, yang sakit, yang pincang, dan yang sangat kurus.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Siapa yang Wajib Berkurban?
Menurut mayoritas ulama, orang yang memiliki kemampuan finansial—yakni memiliki kelebihan harta setelah memenuhi kebutuhan pokok di Hari Raya Idul Adha—disunnahkan untuk berkurban. Jika dalam satu keluarga ada satu orang yang berkurban, maka sudah mencukupi untuk semua anggota keluarganya.
Kapan Waktu Pelaksanaan Kurban?
Waktu berkurban dimulai setelah shalat Idul Adha pada 10 Dzulhijjah dan berakhir pada hari tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah). Menyembelih sebelum shalat Idul Adha tidak sah sebagai kurban.
Pembagian Daging Kurban
Daging kurban sebaiknya dibagi dalam tiga bagian:
- Untuk diri dan keluarga
- Untuk kerabat dan tetangga
- Untuk fakir miskin
Namun, tidak dilarang jika seluruh daging dibagikan, khususnya kepada yang membutuhkan.
Penutup: Kurban sebagai Ibadah yang Penuh Makna
Berkurban bukan hanya soal menyembelih, tetapi soal ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Ia menjadi simbol ketaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla dan cinta kepada sesama.
Jadikan momen Idul Adha ini sebagai kesempatan untuk menyucikan hati, berbagi rezeki, dan meneladani ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail. Semoga ibadah kurban kita diterima Allah, dan menjadi pemberat amal di hari kiamat kelak.
Sudah siap berkurban tahun ini? Yuk, pastikan kamu memilih hewan yang sesuai syariat, dan lakukan kurban dengan niat ikhlas semata karena Allah.
Sumber
===
Disarikan dari Kitab Al-Udhhiyah wa Ahkamuha, karya Syaikh Abdul Ilaah bin Sulaiman Ath-Thayyar