Mentrans Dorong Investasi dan Lapangan Kerja untuk Atasi Kemiskinan di Kawasan Transmigrasi NTT

Sumba Barat Daya — Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa peningkatan investasi menjadi salah satu kunci utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di kawasan transmigrasi, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kunjungan kerjanya ke tiga kabupaten di NTT—Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya—pada Sabtu (19/7), Iftitah menyoroti tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut yang masih berkisar antara 26 hingga 28 persen. Ia menekankan perlunya langkah konkret dan strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.
“Kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui investasi, hilirisasi, dan industrialisasi,” ujar Iftitah di hadapan pemerintah daerah dan warga setempat. Dikutip dari antaranews.com
Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Transmigrasi akan mengirimkan sekitar 40 peneliti dari universitas-universitas ternama di Indonesia. Mereka ditugaskan memetakan potensi ekonomi di ketiga kabupaten guna merancang solusi pembangunan yang sesuai dengan karakteristik lokal serta membuka peluang investasi dan penciptaan lapangan kerja.
“Riset ini penting agar kebijakan yang dibuat tidak asal-asalan, melainkan berdasarkan potensi riil daerah,” tambahnya.
Iftitah juga mengungkapkan rencana diskusi dengan Kementerian Keuangan terkait pemberian insentif khusus bagi kawasan transmigrasi di NTT, seperti keringanan pajak dan relaksasi keuangan, guna menarik minat investor.
Selain investasi, penciptaan lapangan kerja—khususnya bagi generasi muda—menjadi fokus strategi kedua. Ia menilai sektor pariwisata di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja muda.
“Jika sektor pariwisata dikembangkan dengan baik, kita tidak hanya mengangkat ekonomi lokal, tapi juga membuka banyak lapangan kerja bagi pemuda setempat,” jelasnya.
Strategi ketiga adalah menjaga kelestarian lingkungan. Iftitah berharap kehadiran para peneliti juga dapat merumuskan solusi penggunaan energi terbarukan, seperti solar panel, untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
“Saya tadi melihat dari pesawat, sudah ada beberapa wilayah yang mulai memakai solar panel. Ini harus terus kita dorong agar NTT menjadi contoh dalam pemanfaatan energi bersih,” ujarnya.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi dan menurunkan angka kemiskinan secara signifikan di wilayah timur Indonesia.