ArtikelTips Bisnis

Praktek Pemasaran Digital di Era Global

USAHAMUSLIM.ID, KEDIRI – Penggunaan digital marketing saat ini semakin marak dan telah menjadi kebutuhan utama para pebisnis dalam memasarkan produk dan jasa mereka. Terlebih dengan era pasar bebas dan globalisasi yang telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir ini.

Salah satu terobosan dalam pemasaran yang kerap kita dengar banyak diperbincangkan oleh para ahli adalah marketing 4.0.

Lalu apa sih itu marketing 4.0 dan apa saja yang harus diketahui ?

Kita awali pembahasan kita dari sebuah hasil riset yang dilakukan oleh We Are Sosial bekerjasama dengan Hootsuite. Keduanya merilis sebuah laporan bertema “Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital” yang diterbitkan pada pertengahan Februari 2021.

Laporan ini berisi hasil riset mengenai pola pemakaian media sosial di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Dalam laporan itu terungkap sebuah data yang menyebutkan, dari 274,9 juta jiwa total populasi Indonesia saat ini, ada sebanyak 170 juta jiwa yang merupakan pengguna aktif media sosial, atau setara dengan 61,8 persen dari total populasi penduduk Indonesia, berdasarkan data pada Januari 2021.

Angka itu meningkat 10 juta, atau sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun 2020 lalu. Bila Anda sebagai penjual produk mampu menjual ke 0,1% pengguna sosmed yang ada di Indonesia, itu berarti Anda memiliki pelanggan sejumlah 170 ribu orang.

Bayangkan bila harga jual produk yang Anda jual itu seharga Rp 20.000 ke pelanggan tersebut, itu artinya Anda berpotensi mendapat omzet hingga Rp 20.000 x 170 ribu orang = Rp 3,4 Miliyar.

Sebuah angka yang sangat fantastis, bukan ? Namun untuk mendapatkan nilai itu, atau minimal mendekatinya, Anda harus memiliki kefahaman yang baik tentang digital marketing, harus faham pola, metode dan tekhnik beriklan di sosial media, harus bisa membuat atau minimal mengerti tentang web, harus menguasai tekhnik landing page.

Itulah modal pengetahuan dan skill yang harus anda kuasai untuk mendongkrak naiknya omzet Anda secara drastis di era digital ini, dan pola pemasaran seperti itulah yang disebut sebagai marketing 4.0. Sebuah metode pemasaran yang memanfaatkan konektivitas antara teknologi, analisis big data serta melibatkan sentuhan terhadap audiens, dalam upaya meningkatkan produktivitas pemasaran dan menjangkau audiens dengan lebih manusiawi.

Atau secara sederhana, marketing 4.0 dapat dikatakan sebagai upaya pendekatan pemasaran yang menggabungkan interaksi online dan offline yang terjadi antara penjual dan konsumen. Teknik ini juga berperan sebagai advokat untuk menyentuh audiens terhadap pelayanan dari produk tertentu serta memperkuat atau meningkatkan engagement dalam pasar online dan offline.

Juragan Online dari kota Kediri, Abu Mirza mengatakan, antara digital toko offline dan toko online tidak boleh terpisahkan, masing-masing memiliki peranan yang sama pentingnya dalam era digital saat ini.
“Karena memang ada produk barang yang hanya dijual dan dipromosikan melalui digital marketing, dan ada juga yang hanya cocok dipasarkan dan dipromosikan secara traditional marketing. Olehnya antara digital marketing dan traditional marketing memang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.

Sebagaimana dikutip dari buku Hermawan Kartajaya, seorang pelopor marketing modern Indonesia, yang mengatakan bahwa, marketing 4.0 adalah suatu konsep marketing modern yang lebih adaptif untuk menghadapi perilaku audiens akibat adanya digital market.

Sedangkan, dalam penelitian McKinsey, salah satu pemicu konsep marketing 4.0 adalah inovasi produk yang dipercaya dapat berdampak pada ekonomi secara signifikan. Salah satu produk teknologi digital adalah interaksi di media sosial.

Munculnya era digital yang ditandai dengan marketing 4.0 ini, telah mengubah metode penjualan dan pemasaran yang mengacu pada pola perilaku konsumen dengan literasi digital, yang dikenal dengan 5A diantaranya:

1. Aware
Dalam kondisi ini, audiens sudah tahu produk atau brand mana yang banyak dijual melalui media offline, seperti brosur dan spanduk. Hal ini dikenal sebagai kata ‘’I know’’. Ketika melihat produk, konsumen dapat langsung mengetahui brand tersebut. Mereka sudah sangat familiar, sampai ketika produk itu muncul di pemasaran online via internet.

2 Appeal
Dalam tahap ini, audiens sudah mulai tertarik dengan produk yang banyak dijual atau dicari. Mereka mulai berpikir bahwa benar-benar butuh atau memutuskan membeli produk atau jasa tersebut. Tahap ini dikenal sebagai kata “I like.”

3. Ask
Karena audiens telah tertarik dengan produk tersebut, mereka akan langsung bertanya kepada orang terdekat yang sudah pernah menggunakan produk tersebut. Nantinya calon konsumen akan menggali informasi ulasan produk dan komposisi barang serta membandingkan harganya. Tahap ini dikenal sebagai “I am convinced.”

4. Act
Setelah ketiga tahapan di atas sudah terlewati, audiens akhirnya memberanikan diri untuk bertindak atau membeli produk yang mereka sukai. Tahap ini disederhanakan menjadi, “I buy.” Setelah membeli, konsumen akan langsung merasakan apakah produk yang ada cocok dengan kebutuhannya atau tidak.

5. Advocate
Jika audiens sudah merasa puas terhadap produk yang dibelinya, maka mereka akan menjadi advokat atas produk Anda. Artinya, mereka mulai memberikan testimonial terhadap produk tersebut. Tahap ini dipersingkat menjadi, “I recommend”. Semakin puas konsumen, semakin sering konsumen merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.

Itulah dampak positif dari digital marketing, yang memberikan banyak kemudahan kepada perusahaan dari segi penjualan. Sudah sepantasnya perusahaan mengupayakan berbagai cara untuk menerapkan marketing 4.0 ini guna mempermudah terjadinya aktivitas bisnis di era global ini. (UM)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button