Industri Padat Karya Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8% pada 2029, DPR Dorong Insentif

Jakarta – Target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto membutuhkan dukungan kuat dari berbagai sektor industri dalam negeri. Salah satu sektor yang berperan strategis adalah industri padat karya, yang mencakup manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan, konstruksi, serta pengolahan makanan, minuman, dan tembakau.
Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin, menegaskan bahwa industri padat karya memiliki kontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor ini menyerap 13,8% dari total tenaga kerja di Indonesia, dengan industri pengolahan menyumbang 18,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Industri padat karya memiliki peran penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029,” ujar Puteri di Jakarta, Selasa (11/3/2025). Dikutip dari detik.com
Tantangan Penurunan Serapan Tenaga Kerja
Meski berperan vital, sektor padat karya menghadapi tantangan serius berupa penurunan serapan tenaga kerja. Salah satu kasus mencolok adalah tutupnya PT Sri Rejeki Isman (Sritex), perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, pada 1 Maret 2025. Penutupan ini menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.000 karyawan.
Puteri mengingatkan bahwa kondisi ini harus diantisipasi agar tidak berdampak lebih luas terhadap industri lain serta daya beli masyarakat. “Dampaknya tidak hanya pada industri, tetapi juga pada konsumsi masyarakat yang menjadi motor penggerak ekonomi,” tegasnya.
Upaya Penyelamatan Industri Padat Karya
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Puteri mendorong optimalisasi kebijakan guna menjamin keberlangsungan industri padat karya. Sejumlah insentif yang diusulkan mencakup:
- PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi pekerja industri padat karya,
- Subsidi bunga untuk pembiayaan revitalisasi mesin, dan
- Bantuan 50% untuk jaminan kecelakaan kerja selama enam bulan.
“Stimulus ini sangat penting untuk menjaga daya beli pekerja serta produktivitas industri padat karya,” kata Puteri.
Dengan langkah strategis tersebut, diharapkan industri padat karya tetap bertahan dan mampu berkontribusi signifikan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.